"Kok gitu? Kalau aku kangen, gimana?"
- Rangga
"Sarah! Lo bisa nggak sih cepetan dikit! Tuh, ambil dahannya!" Suasana sore di tengah hutan memang tak bisa dipungkiri. Suara jangkrik dan hewan lain mulai terdengar bersahutan.
Sarah sibuk mengambil dahan kayu yang tersangkut di beberapa ranting pohon. "Bentar, ini susah!"
Diva berdecak sebal. Entah kenapa gadis yang mengaku fans Rangga itu tampak sewot dengan Sarah. Sudah berulang kali, Sarah kebagian mengambil dahan-dahan kayu di tempat yang sulit dijangkau.
Sementara Tomi dan Diky kedua laki-laki itu sibuk meraih dahan-dahan lain di pohon-pohon itu.
Joice yang menenteng seikat kayu di tangan kanannya tampak repot mengais ranting-ranting kecil pohon di atas tanah.
Diva? Gadis itu sibuk memerintah ini dan itu. "Itu! Yang di bagian atas tuh!"
Sarah menjadi geram sendiri. Ia menoleh cepat ke arah Diva yang menyilangkan kedua tangannya. "Div, emangnya gue punya salah sama lo, ya? Daritadi lo sinis banget sama gue?"
Diva memutar bola matanya malas. "Kalau lo nggak mau bantu bilang, donk! Nggak usah nglempar pertanyaan nggak mutu kayak gitu, buat apa juga gue sinis sama lo? Bikin umur gue cepet berkurang aja!" Diva meletakkan kasar seikat kayu di tangannya.
Sarah terdiam sejenak. "Baru jadi pacarnya kak Rangga aja, udah belagu!" cerca Diva yang memajukan langkahnya mendekati Sarah.
"Lo pikir, gue yang udah mati-matian deketin kak Rangga, ngebiarin loe gitu aja?" Merasakan jarak mereka yang semakin dekat dan merasa terintimidasi, Sarah mengambil langkah mundurnya.
"Div ... "
"Lo pikir, dengan lo jadi pacarnya kak Rangga, lo bakalan enak gitu?" Sorot mata Diva yang tajam itu berhasil membuat Sarah tak bisa berkata-kata. "Nggak akan!"
Seketika itu, ujung tanah yang membentuk lereng itu habis. Sarah terpeleset tepat di atasnya, membuat gadis itu oleng dan reflek mencari penahan.
Slap!
Sarah memegang lengan Diva yang juga terkejut dan turut limbung, kehilangan keseimbangan.
"Woi! Lo apaan sih! Lepasin gue! Terjun sono lo!" teriak Diva yang berusaha melepas cengkeraman Sarah yang berniat mencari pegangan.
Mendengar itu, Joice langsung berteriak memanggil teman-temannya yang lain. "Astaga! Tolong! Dik! Tom! Sini!"
Tak butuh waktu lama, keseimbangan Sarah berakhir dengan di lepasnya cengkeraman di lengan Diva. Sarah jatuh ke sungai yang mengalir di bawahnya.
Byuuur!!!!!
"Hah?! Sarah!" teriak ketiga orang yang berdiri di belakang Diva, gadis itu membekap mulutnya sendiri setelah sadar apa yang ia lakukan.
"Tolong!" teriak Sarah dari bawah sana, gadis itu masih menggelepar merasakan air yang tiba-tiba memenuhi mulut dan hidungnya.
"To-tolongppp-mppphh tolong!"
Joice yang dilanda panik itu, seketika lemas kakinya. Sementara Tomi langsung naik ke atas dan memanggil bantuan.
^^
"Glenn, lo ngrasa aneh nggak sih sama Diva geng? Kenapa mereka ngajak Sarah, bukannya Desi?" tanya Regard yang berjalan beriringan dengan Glenn menyisir tanah hutan dengan kayu-kayu di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Matahari
Teen FictionBulan dan Matahari berjudul asli Sun and Moon ----------------------------------------------------------------- Mencintai dan memiliki adalah hasrat diri. Satu kata untuk Sarah, egois. Bisakah ia memeluk Rangga sedangkan tangannya menggenggam Glenn...