pelakunya.

979 105 6
                                    

Jennie sedikit menyipitkan matanya tak kala ia melihat germelap lampu rumah sakit yang berada di atas kasur nya.

"Eughh, g-gw di mana?" Tanya jennie seraya memegang kepalanya yang terasa sangatlah pusing.

"Ouh, lo udah sadar, gw panggilin dokter sama temen lu dulu ya" Ucap taehyung saat ia mendengar suara jennie.

"L-Lo, siapa? Ko-k ada di-disini?" Tanya jennie dengan berusaha melihat taehyung yang berada di sebelah kanan nya.

Jennie tengah berusaha untuk memutar kepalanya, namun rasanya sangatlah sakit bahkan mustahil.

"Lo diem aja dulu, nanti lo juga tau siapa gw, jangan banyak gerakan dulu" Ucap taehyung yang kemudian memencet tombol yang berada di atas kasur jennie.

"Permisi Sus, ini perwakilan dari kamar rawat inap atas nama jennie, dia sudah sadar" Monolog taehyung pada seorang suster di sebrang sana.

"Baik taehyung, dokter akan segera ke sana, tunggu lah " Balas suster itu pada taehyung, dan kemudian taehyung mematikan tombol itu.

"Gw permisi dulu, dokter lo akan datang bentar lagi, jaga kesehatan lo" Ucap taehyung sebelum benar benar meninggalkan jennie sendiri di kamar.

-di luar

"Noona jisoo"

"Euh? Taehyung-ssi, ada apa? " Tanya jisoo seraya menutup speaker handphone nya.

"Jennie sudah sadarkan diri, dokternya akan datang sebentar lagi, saya permisi dulu ya" Ucap taehyung seraya membungkukkan badannya.

"Ahh nee taehyung-ssi, tunggu sebentar" Jisoo berbicara di telfon nya lalu mematikan telfon itu. Jisoo kemudian mengeluarkan amplop berwarna coklat dari tas mewah milik nya.

"Ambillah, ini untuk mu" Ucap jisoo seraya menyerahkan amplop itu pada taehyung.

"Gwenchana noona, aku ikhlas menolong jennie"

"Tidak tidak! Kau harus menerima nya, aku sangat berterima kasih padamu taehyung, ambillah ini"

Taehyung menerima amplop coklat itu dan kemudian kembali membungkuk memberi hormat pada jisoo.

"Kalau begitu, aku permisi dulu noona"

"Ahh nee"

Taehyung berbalik badan, lalu menuju lift untuk turun ke lantai bawah.

-di dalam kamar rawan jennie.

"Jennie-ya, kau sudah sadar?" Ucap jisoo seraya berjalan menuju kasur jennie.

"Ya unnie, aku sudah sadar" Jawab jennie lemah.

Jisoo mendekati kasur jennie, lalu menarik bangku dan mulai duduk seraya memegang tangan jennie.

"Sebenarnya, apa yang terjadi padamu, kok bisa begini?" Tanya jisoo lembut seraya melihat perban di tangan dan dahi jennie.

"Kalaupun aku bilang, unnie nggak akan percaya"

"Tidak tidak! Unnie akan percaya, unnie akan cari pelakunya sampai dapat, unnie janji jen"

"Tidak perlu, kau tak perlu melakukan nya unnie"

"Jen, tidak! Unnie akan melakukan nya, katakan sejujurnya, siapa pelakunya?apa kau mengenal nya?"

Jennie melihat sendu mata jisoo, terpancar dan sangat terlihat bahwa jisoo benar benar mengkhawatirkan nya.

Jennie sedikit menelan savila nya sebelum ia berbicara kepada jisoo, karena jennie yakin jisoo tidak akan percaya.

"Aku tak mengenal pelakunya, tapi, " Jennie menggantungkan perkataan nya, bahkan ia sempat berfikiran untuk mengurungkan niat nya untuk memberitahu siapa pelakunya.

"Tapi apa?! Ayo jen"

Jennie di desak.

Mau tidak mau dia harus mengatakan yang sebenarnya.

"Pelakunya,,, "

"Bukan,,, manusia" Ujar jennie.

Jisoo terdiam mematung.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut jisoo.

"Sudah ku bilang, kau tak akan percaya unnie" Ujar jennie memelas.

"Y-ya, memang aku tidak percaya, tapi entah kenapa... "

Jisoo mengantugkan ucapan nya dan melihat ke arah jennie.

RED LIPS  | Taennie (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang