Duel

3.4K 324 11
                                    

⏩⏩Travieso

.

.

⏩⏩Keesokan harinya..


Jin kini sedang menunggu kedatangan Jihoon di GOR lapangan basket sekolahnya. Jika bertanya kenapa di sekolah dasar seperti ini ada lapangan basket, maka jawabannya adalah karena sekolah ini adalah sekolah unggulan.

Ditemani Jimin, kini Jin sedang mencoba bermain basket sekenanya saja.

Duk..

Duk..

Duk..

" Ya!! Dia lama sekali.." ucap Jin geram.

Jimin hanya memutar bola matanya malas. Anak di depannya ini walaupun wajahnya manis bak malaikat, tapi entah mengapa kelakuannya sangat berbanding terbalik dengan wajahnya. Sudah beberapa perkelahian yang Jin lakukan dengan murid-murid di sekolahnya. Dan beruntungnya dia tak ada satupun yang ketahuan oleh guru-guru disini.

" Sudah kubilang jangan dengarkan dia.. Kau jangan membuat Yoongi hyung marah lagi.." peringat Jimin. Namun bukan Jin jika ia dengan mudah mau menurut padanya, karena Jin itu kan batu. Tak ada yang bisa mengubah keputusannya selain ketiga kakaknya.

" Dia menghinaku Chim.. Mana bisa aku diam."

" Baguslah kalau kau datang...." ucap Jihoon yang baru datang dengan smirk tajamnya.

"....CADEL.." ejek Jihoon.

Jin yang memang dari tadi sudah geram hanya bisa menahan dirinya untuk memukul Jihoon si kurang ajar itu.

" Sudah kubilang jangan bawa-bawa cadelku.." ucap Jin.

Jihoon hanya tersenyum puas dengan hasil dari ejekannya. Lihatlah, kini bahkan wajah Jin memerah padam saking marahnya.

" Terserahlah apa katamu.. Jadi, siap bermain satu lawan satu bersamaku?" tanya Jihoon sambil membawa bola basket di tangannya.

Jin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Jimin malah melotot saat mendengar Jin menerima tawaran bodoh Jihoon. Bukan karena ia takut Jin kalah, tapi jika sampai asma Jin kambuh, apa yang harus ia lakukan? Terkadang Jimin tak ingin memiliki sahabat macam Seokjin. Dia itu adalah definisi dari kenakalan di dunia ini.

" Jadi? Siap?" tanya Jihoon.

" Let's play..."


.

.


Hari sudah menjelang sore, namun Jin tak pulang-pulang juga ke rumahanya. Lihatlah, bahkan kini seisi rumah keluarga Min sedang dalam kecemasan karena si bungsu keluarga Jin belum pulang juga.

" Apa tak ada kabar dari Hoseok hyung?" tanya Jungkook pada Yoongi yang masih terfokus pada ponselnya.

" Hoseok bilang ia baru pulang dari Ilsan. Dan Jimin juga belum pulang.." keluh Yoongi.

Ia khawatir pada adiknya. Ingat, Jin itu adalah anak paling nakal dan gegabah dalam melakukan sesuatu. Mirip sepertiny dulu.

" Aku akan menjemputnya kesekolah..." putus Namjoon. Kebetulan ia sedang ada di rumah.

Namjoon membawa jaketnya dan juga kunci mobil yang tadi tergeletak di atas meja ruang keluarga.

Dengan terburu-buru Namjoon menuju ke sekolah Jin. Namun saat ia sampai, sekolah Jin sudah tampak sepi, mungkin hanya sebagian anak-anak yang mengikuti ekstrakulikuler sajalah yang masih berada di sekolah.

Namjoon masuk ke area sekolah. Ia mencari-cari dimana Jin berada, ia pun tak lupa bertanya pada anak-anak yang ditemuinya, namun tak ada yang tahu dimana Jin berada.

Hingga ia menemukan sosok V, adik dari hoseok.

" V!!!" panggil Namjoon.

V yang tadinya sedang berbincang dengan teman dari kegiatan klub judo-nya pun langsung menghampiri Namjoon.

" Hyung.. Kau menjemput?" tanya V basa-basi.

" Iya.. Jin tak pulang-pulang. Padahalkan tak ada jadwal ekstrakulikuler seingatku.." ucap Namjoon.

V jadi ingat. Tadi Jimin pamit padanya untuk mengantar Jin ke GOR lapangan basket. Mungkin mereka masih disana.

" Tadi Jimin pamit padaku mau mengantar Jin ke GOR lapangan basket. Coba kau cari disana deh hyung.." ucap V. Namjoon pun mengangguk dan langsung melesat ke tempat yang ditunjuk oleh V.


.

.


Namjoon mendengar suara decitan kasar dari liar GOR sekolah ini, ia yakin adiknya masih di dalam.

Dengan langkah yang pasti, Namjoon membuka pintu depan.

" Kalah kau blengsek..!!" umpat seseorang dengan cadelnya yang khas.

Namjoon membulat begitu ia tahu siapa yang mengucapkan kata-kata kotor itu. Adiknya Min SeokJin.

" Ya Min Seokjin!!!" teriak Namjoon.

Jin langsung melotot ketika ia melihat kakaknya yang terlihat marah padanya.

Dengan kasar, Namjoon mencengkram tangan Jin.

PLAK..

" H–hyung.." Jin tampak tak percaya pada kejadian yang dialaminya barusan. Kakak yang paling lembut diantara kakaknya yang lain menampar Jin dengan kasar.

Bahkan Jimin yang berada di pinggir lapangan pun menutup mulutnya tak percaya.

" Hyung tak pernah mengajarkanmu untuk berkata kasar ataupun menjadi sok di depan teman-temanmu.." ucap Namjoon kasar.

Jin sampai harus diam untuk beberapa saat. Ia tak percaya kakaknya akan bersikap begini padanya.

" yung halus dengal alasanku dulu.. Dia yang mulai.." ucap Jin. Namun Namjoon malah menatap Jin dengan tatapan tajamnya.

" Demi apapun Jin.. Hyung kecewa padamu.." ucap Namjoon.

Dan Namjoon pun membawa Jin pergi dari sana tanpa sepatah katapun.

" Sial.." umpat Jin dalam hati.



⏩⏩TeBeCeh..

😅😅Uri Jin nya jadi berandalan cilik dulu ya..

Jan lupa Vote sama komennya buat yang sayang sama Uri Jin.. Heheheh..

Dahlah.. See You..😄😄😄💜💜

Travieso, Jin [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang