2. Obsession.

4.3K 649 270
                                    

Hello.
Apa kabar?
Kalian harus sehat-sehat, yah!

Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ketika perasaanmu yang tulus sering dianggap sekadar obsesi, maka berhenti adalah cara yang terbaik untuk menghargai diri sendiri."

***

"Kau belajar?"

Seorang gadis yang tengah sibuk membaca buku sekolahnya mendongak, memperhatikan sosok objek yang ada di hadapannya saat ini.

"Hm. Minggu depan aku ada praktikum. Aku harus mendapat nilai seratus di praktikum ini."

Sehun Ivarel Nathaniel, lelaki yang sedang duduk di hadapan gadis SMA itu mendadak jadi tertarik akan obrolan mereka. "Kenapa harus?"

"SNU menerima mahasiswa yang ingin masuk di Fakultas Kedokteran tanpa ujian lagi ketika nilai praktikumnya tinggi. Jadi, untuk menambah poinku, aku harus belajar giat."

"Kenapa kau ingin jadi dokter?"

"Agar sepertimu. Kau adalah panutanku."

"Kau tidak akan sanggup. Menjadi seorang dokter itu susah. Butuh usaha dan energi yang besar. Waktu beristirahat hampir tidak ada. Uang juga akan banyak yang terbuang."

"Tidak masalah. Aku siap."

"Anak kecil sepertimu tidak akan tahan. Aku yakin itu."

Amanda Rachelia Withlove, gadis SMA itu mendengus tidak suka, kenapa Sehun selalu membuat semangatnya jadi hilang?

Jika ingin dibahasakan, Rachel adalah api, sementara Sehun adalah air. Api selalu kalah jika berperang dengan air sebesar apa pun kobarannya.

"Aku akan jadi dokter. Lihat saja!"

"Jika alasanmu ingin jadi dokter karena aku, lebih baik hentikan. Aku tidak selamanya jadi idola di hatimu. Kau itu hanya terobsesi padaku."

Rachel menutup bukunya kasar. "Apa obsesi memang bertahan lama? Ini sudah satu tahun. Kenapa tidak kunjung hilang jika rasaku ini memang hanya sebuah obsesi?"

"Karena kau selalu menghampiriku."

"Tapi, kau tidak pernah menolak saat aku menghampirimu."

Kim Haneul, sosok penjaga kafetaria yang ada di depan rumah sakit tempat Sehun bekerja menahan tawanya setengah mati.

Rachel begitu pandai untuk menyerang Sehun.

"Lebih baik kau kembali ke sekolah! Sebentar lagi kelasmu dimulai."

Rachel melirik jam tangannya, ia kemudian beranjak dari duduknya membawa semua barang-barang yang ia bawa ke kafetaria tersebut.

"Aku akan menunggu di depan sekolahku. Hari ini kau pulang jam empat. Aku pulang jam empat," sahut Rachel kemudian pergi dari sana.

OBSESSION (RSB 14)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang