Halo.
Apa kabar.
Semoga semuanya tetap sehat^^Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Dan jangan lupa tegur kalau aku nulis sesuatu yang mirip dengan cerita orang lain^^
"Manusia terlalu memuja cinta. Tidak salah jika mereka berubah jadi budak cinta."
***
Rachel mengerjapkan matanya beberapa kali. Langit-langit putih ruangan yang menjadi kamar inapnya di rumah sakit menyapa netranya.
Ah, ia bosan dengan ini.
Sudah satu minggu lamanya ia dirawat di sana. Ia betulan tidak ingin berlama-lama di tempat seperti itu. Rachel menghembuskan nafasnya kasar, kemudian mencoba untuk mendudukkan dirinya.
Ia begitu terkejut ketika menemukan sosok lelaki tidur dengan posisi duduk di sampingnya. Tidurnya sangat nyenyak. Hingga tidak sadar bahwa saat ini Rachel sudah bangun.
"Apa menjadi seorang dokter sangat melelahkan?" bisik Rachel pelan.
Perempuan tersebut bergerak merapikan rambut Sehun yang berantakan. Demi Tuhan, lelaki itu betulan tampan.
"Terima kasih karena menyelamatkanku," bisiknya sekali lagi.
Hari itu, hari di mana dirinya terjebak di dalam laboratorium sekolahnya yang bisa meledak kapan saja, ia sudah pasrah. Ia menyerahkan kematiannya seutuhnya pada Tuhan. Lantas ketika Sehun datang, lelaki itu layaknya seorang malaikat tak bersayap yang menghampirinya.
Rachel bersyukur.
Bukan karena akhirnya ada seseorang yang datang untuknya. Tapi, ia bersyukur karena ada seseorang yang ingat akan kehadirannya meskipun Rachel tidak tahu bagaimana caranya Sehun bisa mengetahui keberadaannya.
Ia terpaksa menyuruh Sehun pergi dari sana. Karena menurutnya, kehadiran Sehun hari itu yang datang menghampirinya sudah sangat cukup untuknya.
Ketika Sehun pergi, ia betulan sudah ikhlas untuk mati. Mati terbakar di sana pun, ia sudah tidak peduli. Namun, ketika Sehun kembali muncul dengan sebuah besi panjang yang ia gunakan untuk membantunya mengangkat lemari besar yang menimpa Rachel, perempuan itu jadi merasa semakin cinta pada Sehun.
Meskipun ia tahu bahwa Sehun tidak akan mungkin membalas cintanya yang setiap harinya makin besar tersebut. Tetapi, ia tetap memutuskan untuk merawat perasaannya itu dan menumbuhkannya semakin besar. Dirinya memilih untuk membiarkan perasaan itu berkembang sampai batas mampunya.
Kedua mata Rachel membola ketika dirinya ingat sesuatu.
Sehun.
Lelaki itu tertimpa kaca di punggungnya karena melindungi Rachel.
"Kau terbangun?"
Rachel mengerjapkan matanya berkali-kali ketika suara Sehun menyapanya.
"Apa kau terbangun karena aku?" tanyanya balik sembari menjauhkan tangannya dari rambut Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (RSB 14)
Fanfic"Cerita sederhana tentang gadis SMA yang rasa cintanya hanya dianggap sebuah obsesi oleh seorang lelaki yang lebih tua darinya." Start 25 Februari 2019.