26. Stop It, Please!

655 105 54
                                    

Yuhuu!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

"Terkadang, kehadiran kita dihargai ketika kita sudah memutuskan untuk pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, kehadiran kita dihargai ketika kita sudah memutuskan untuk pergi."

***

"Aku tidak apa-apa, Bu. Sungguh."

"Tidak usah banyak bicara, Rachel. Kita sudah sampai di sini. Kau hanya harus menjalani pemeriksaan yang kau butuhkan."

Rachel menghembuskan nafas panjangnya. Terlebih ketika ia dan ibunya masuk ke dalam sebuah ruangan bernuansa putih yang di mana di sana sudah ada sosok yang memakai snelli putihnya.

"Maaf karena sedikit terlambat dari jam janji kita, Dokter Sehun. Anda pasti tahu betapa keras kepalanya anak ini."

Sosok lelaki tersebut tersenyum. "Tak apa, Nyonya Charol. Silakan duduk."

Charol menuntun Rachel untuk duduk. Saat ini perasaan Rachel betulan tidak baik-baik saja. Ia ingin segera pergi dari sana.

"Ada masalah apa, Nyonya?"

"Seperti yang saya jelaskan pada Anda di telepon. Kakinya terasa sangat sakit pagi tadi. Ia tidak mampu untuk berjalan. Saya takut jika kakinya semakin parah akibat kecelakaan di laboratoriumnya kemarin."

"Aku sudah bilang bukan karena itu penyebabnya, Bu. Kakiku sangat wajar jika sakit. Aku pernah kecelakaan dan hampir kehilangan kakiku."

"Tetap saja itu harus diperiksa, Rachel."

Untuk kali kesekian, perempuan itu menghembuskan nafas panjangnya. Ia sungguh sangat benci hari ini.

"Akan saya periksa terlebih dahulu."

"Terima kasih, Dokter Sehun," ucap Charol sambil tersenyum.

Wanita itu kemudian menoleh pada putri semata wayangnya. "Kau harus mendengarkan Dokter Sehun. Ibu akan mengurus administrasimu dulu."

Setelah mengucapkan itu, Charol beranjak keluar dari sana. Meninggalkan Rachel dan sosok yang saat ini menjadi sosok yang paling ia benci di dunia ini.

OBSESSION (RSB 14)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang