[]Prolog[]

2.5K 240 47
                                    

Suasana duka menyelimuti pemakaman ini, seorang lelaki remaja yang masih berusia 14 tahun itu tampak sangat terluka. Matanya terus menyorot pada 2 nisan yang saling bersebelahan.

Sakit, hatinya seakan teremas saat mendapati kabar bahwa 2 orang yang sangat ia sayangi harus pergi menghadap Tuhan, bahkan sebelum ia membahagiakan mereka.

Lelaki itu menghapus kasar air matanya, ia tidak boleh begini. Ia harus mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Ia harus bangkit dan tidak boleh membuat orang tuanya kecewa dengan ia menjadi cengeng seperti ini.

"Nathan..."

Suara lembut khas seorang ibu yang memanggil namanya terdengar di telingannya. Nathan menatap wanita paruh baya yang tadi memanggilnya. Ia tau siapa orang itu, itu adalah sahabat dari kedua orang tuanya. Namanya Bu Kirana, sahabat yang paling dipercayai oleh Ibunya.

"Nat, habis ini kamu tinggal sama tante aja, ya?" ujar orang itu dengan lembut, tangannya tidak diam, ia mengelus rambut hitam milik Nathan.

Nathan masih diam, ia masih memikiran tawaran itu.

"Maa..."

Indra pendengaran Nathan menangkap satu suara lagi, suara seorang gadis yang seumuran dengannya tengah memangil Ibunya, dia Reva, gadis yang selalu ia kerjai bila ia dan keluarganya berkunjung ke rumah Reva.

"Dasar cengeng," cibir gadis itu saat ia melihat Nathan dengan sisa-sisa air mata yang masih berada di sekitar matanya.

"Re, gak boleh gitu, Nathan lagi berduka," tutur Kirana menasehati putri satu satunya itu yang hanya dibalas oleh cengiran tak bersalahReva.

"Gimana Nathan tawaran tante? Kalau kamu gak ikut tante, tante khawatir sama kamu," ucap Kirana menyorot Nathan berusaha meyakinkan.

Nathan tampak berpikir sejenak, ia memikirkan nasibnya jika ia tidak ikut dengan Kirana, ia tidak punya siapa siapa lagi setelah kepergian kedua orang tuannya. Nathan menatap Kirana, senyum tipisnya muncul di wajahnya, pelan tapi pasti Nathan menganggukan kepalanya.

Kirana tersenyum melihatnya, dengan begini ia mendapat putra yang akan melindungi putrinya. Melihat itu, Reva terbengong dan membuka sedikit mulutnya, bagus, nasibnya akan sangat buruk setelah ini.

=====

[] Holla Hallo. Info aja, jadi ini tuh cerita kedua saya, jadi pasti kesalahannya banyak banget, kayak dosa. Nou. Maka dari itu dengan segenap hati, saya meminta pada masyarakat yang baca ini krisarnya, ya. Ahw. Ntar saya kasih kecupan deh. // Plakk. Ngeri yaangfoon.

∆TBC∆

HAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang