Vreya Ellcania Samantha

18 9 2
                                    

[Waspada typo bertebaran]

.

.

.

Tiba tiba terlihat seorang guru laki-laki dengan muka sangat hitam tapi kelihatannya bukan orang papua (ya pokoknya item banget deh) datang dengan membawa penggaris kayu yang siap untuk menebas semua murid yang menghalangi jalannya dan seketika semua siswa berhamburan untuk kembali ke kelas atau melanjutkan makan di kantin dan pastinya untuk menghindari amukan dari guru item ini termasuk dengan Geng Obat mereka juga ikutan kabur sambil lari pontang-panting.

"Nggak ngapa-ngapain Pak Gus, emang kenapa sih pak kayak belom pernah liat gerombolan aja" Tukas si cowo sombong ini pada guru item.

"Saya bukannya nggak pernah liat gerombolan kayak gini Mikhaello Reguel Yosafat, saya nanya nya kenapa kalian rame-rame tadi" Wow ternyata nama si sombong ini keren juga pantesan tadi si mata empat manggilnya dengan sebutan Guel ternyata namanya Reguel.

"Biasalah pak urusan abege bapak mau tau aja" tiba-tiba si mata empat yang kini berada di samping ku ikutan nimbrung dan tunggu, apa tadi? Sepertinya dia tadi tersenyum padaku. Oh tidak-tidak mungkin aku lagi halu karena makan siomay doang.

"Mana bisa saya percaya dengan anak-anak badung seperti kalian berdua" Pak item ini memicingkan matanya pada Reguel dan si mata empat kemudian pandangannya beralih pada kami.

Mampus.

"Dan siapa kalian? Sepertinya kalian murid baru ya, ngapain kalian bergaul dengan orang macam ini?"

"Ekhem, orang macam ini maksudnya gimana ya pak" Tanya si Reguel dengan muka yang dibuat sangat polos sehingga siapa pun yang melihatnya akan merasa iba tetapi tidak denganku aku bisa melihat kilatan matanya yang licik dan penuh selidik terhadap lawan bicaranya.

"Ya macam kalian lah" ketus pak item dengan tangan dilipat

"Yah udah terlanjur pak gimana dong?" Tiba-tiba si Nata ikutan aja nimbrung mana mukanya nyolot banget lagi.

"Terlanjur gimana maksud kamu" Tanya pak item pada Nata, yang kepalanya dimiringkan sedikit karena bingung.

"Ya kan kami sudah pacaran, tadi rame-rame tuh gara gara saya nembak dia pak jadi saya sama dia udah pacaran pak" Sialan aku terkejut bukan main tiba-tiba si mata empat merangkul ku dan memainkan rambutku dengan santai dan aku marah tentu saja. Lalu dia menoleh ke arah ku dan mengedipkan sebelah matanya. Anjir kayaknya gua kena pelet deh abisnya GANTENG BANGET.

"APA??" Aku melihat 3 orang di depan kami berteriak sambil mulutnya menganga karena saking kagetnya dan jujur pemandangan ini sangat lucu banget sampe aku gk bisa nahan ketawa dan yap ketawaku nyembur begitu saja. Goblok.

"Pftt....pftt..... BUAHAHAHAHAHA k-kalian HAHAHA k-kalian harusss l-liat muka kaliann HAHAHAHA" Gila malu banget ketawa ku nyembur begitu saja. Sumpah deh gak kuat banget dan si mata empat hanya terkekeh melihat tingkah konyol ku. Dan pak item pun kembali dengan wajah murung yang sepertinya sakit hati dengan ejekan tertawaku mengenai mukanya atau jangan-jangan ludah ku kena mukanya makanya dia pergi? Ahh.. siapa perduli juga ya kan.

"APA LO BILANG?"

Anjir.

Semua langsung menatap mu dengan sinis, perlahan ketawa ku yang sekencang ibu-ibu kejambretan kini mereda dan oke sekarang aku mulai takut.

"Just kidding okay?" Jawab ku sambil memasang muka melas.

"Kidding kidding endas mu" Semprot Nata sambil menahan ketawa "Yaudah yok ell cabut"

"Ehh tunggu kita belum kenalan" Si mata empat menahan lengan ku saat aku dan Nata ingin pergi dan anjirlah deg-degan bangsat.

"Mau apa lo? Lepasin tangan bau lo dari cewe paling wangi di dunia" Oh tidak, Nata menyebutkan kata-kata yang bener bener culun dan bikin aku tambah malu dan kini si mata empat dan Reguel saling menatap dan berkata yang hampir berbarengan.

"Masa?"

"Ya nggak tau, gue belom pernah nyium ketek dia"

Akhirnya mau tidak mau aku harus turun tangan "Udahlah Nat, mereka kan cuman pengen kenalan"

"Iya nih, temen lo emang kayak gini ya? Nyolot abis." Tanya si mata empat pada ku sambil berbisik.

"Gue punya kuping" Sindir Nata.

"Eh betewe lo kece juga, kenalin gue Reguel" Ucap Reguel pada Nata sambil mengulurkan tangannya.

"Nata" jawab Nata seenaknya dan tidak menanggapi uluran tangan Reguel.

"Gile cuy bossy banget temen lo" Reguel terlihat tidak sakit hati dan pandangannya beralih kepadaku

"Maklumin aja hahaha omong omong kalian bisa panggil gue Ell"

"Wow, nama yang lucu" ucap si kacamata dan ia melamjutkan "Panggil aja gue Nicho, hai Nata"

"Oit betewe gue sama Ell harus cabut nih bye"

Nata melambaikan tangannya kepada mereka tanpa berpaling dan aku sekilas melihat ternyata Nata mengenakan cincin di jarinya.

Wait.

Kok cincinnya mirip sama cincin punya ku ya?

Your Fantasy is Our Reality || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang