pulang kampung (part 1)

15.3K 405 14
                                    

#Mertuaku_Sandah

Part 1

Baru dua bulan menikah dengan Bang Bayu, kami harus pulang ke kampung halamannya. Karena lbu Bang Bayu sakit keras. Bang Bayu adalah anak pertama dan satu-satunya lelaki dari dua saudaranya yang perempuan. Oleh sebab itu tanggung jawab jatuh kepada Bang Bayu, karena ayahnya sudah meninggal satu tahun yang lalu.

Menuju ke kampung halaman Bang Bayu yang ada di pedesaan Kalimantan,cukup memakan waktu. Sekitar delapan jam lebih perjalanan dari arah kota yang kami tempati.

Kampung Bang Bayu sangatlah jauh. Untuk sampai ke sana, kami harus melewati jalan sempit yang tak bisa di lalui oleh mobil. Karenanya, kami menggunakan kendaraan roda dua dari awal perjalanan.

***
Sesampainya di rumah Mertua, hari sudah menjelang magrib. Dua adik Bang Bayu menyambut kami dengan wajah yang penuh kesedihan.

Benar, Bang Bayu hampir dua tahun tak pulang ke kampung halamannya. Karena sibuk dengan pekerjaannya di kota. Sehingga tidak melihat langsung kondisi lbunya yang sedang sakit.

Di kampung yang terpencil itu, sangat sulit untuk mendapatkan akses internet, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan panggilan video.

"Assalamualaikum ...."

"Waalaikum salam ...."

Adik-adik Bang Bayu mencium punggung tangan kami.

"Bagaimana keadaan lbu, Dek?"

"Abang lihat sendiri gih ke dalam kamar lbu."

"Biar Nanda dan Santi yang memasukan barang-barang yang Abang bawa."

Kami pun segera masuk dan langsung menuju kamar lbunya Bang Bayu.

Sesampainya di kamar.

"Astagfirullah ... Ibuuu ...." Bang Bayu berteriak kaget.

Aku pun terkejut setelah melihat kondisi lbu Mertua.

"Kenapa bisa seperti ini, Bu?"

"Santi ... Nanda ... kemari kalian." Bang Bayu memanggil kedua adiknya.

Aku hanya bisa mematung di samping pintu, terkejut dengan apa yang baru saja ku lihat. Aku tak pernah melihat kejadian ini sebelumnya.

"Kenapa dengan lbu?" tanya Bang Bayu.

"Sudah berapa lama seperti ini?"

"Ibu sakit sudah enam bulan yang lalu, Bang. Tapi, ini terjadi baru dua minggu." jelas Santi.

Kondisi lbu Mertua sangatlah memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus, tapi wajahnya itu yang membuat aku sangat merinding. Ngeri melihatnya, wajah yang sangat lebar tidak seperti ukuran manusia normal, dengan rambut panjang yang acak-acakan tidak terawat.

"Bagaimana badan lbu sangat kurus begini, kalian tidak memberinya makan, ya?" Bang Bayu marah setelah melihat keadaan lbunya.

"Ibu selalu makan, Bang. Bahkan gak terkendali makannya." si bungsu Nanda menimpali.

Belum selesai Nanda dan Santi bercerita, lbu sudah memanggil mereka.

"Santiiii ... Ibu mau makan, laper sekali ini." dengan suara serak, lbu memanggil Santi.

"Tuh, kan makan lagi. Ini sudah yang ke tujuh kali makannya, Bang. Ntar abang juga bakalan tahu, kok."

Santi kemudian menuju dapur untuk mengambil sepiring nasi penuh buat lbunya.

Aku sejak tadi hanya bisa diam. Belum mengerti dengan semua keadaan ini.

Sepiring nasi pun di sodorkan kepada lbu, lbu menerima dan langsung melahapnya.

Ngeri, aku sungguh ngeri melihat cara makan lbu. Ibu makan tidak menggunakan tangan atau pun sendok. Namun, sepiring nasi penuh itu langsung saja di masukan kedalam mulutnya dengan sekejap.

Perut terasa mual saat melihat itu semua. Aku segera pergi keluar untuk memuntahkan semua isi perut.

Bagaimana tidak jijik melihatnya, makanan penuh di piring dan menggunung itu langsung ditelannya hanya dalam beberapa detik. Itu pun lbu masih minta tambah lagi karena masih kurang.

Bang Bayu menyusulku keluar.

"Kenapa, yang?"

"Perutku mual, yang. Mungkin masuk angin." kilahku.

"Ya sudah, kamu segera beristirahat saja di kamar." sahut Bang Bayu.

Aku pun menuju kamar yang bersebelahan dengan kamar lbu Mertua. Aku segera membaringkan diri, dan terlelap tidur.

****
Aku terbangun saat mendengar suara gaduh dari kamar lbu. Tak terlihat Bang Bayu di sampingku, entah ke mana dia. Kulirik jam yang melingkar di tanganku, sudah menunjukan pukul satu dini hari.

Aku segera beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar lbu.

Di kamar, lbu tak terlihat. Kemana lbu? Bukankah dia sedang sakit dan tak bisa berdiri. Tapi, kemana dia sekarang?

Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiranku.

.
.
.
.
.

.
.
.
.

Mertuaku SandahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang