Mertuaku Sandah
#Horor_KaltengPart 8
Tiba saatnya Ibu di kafani. Para ibu-ibu yang bertugas mengafani masih menunggu Mak Ijah sebagai ketua himpunan 'fardu kifayah'. Mak Ijah yang masih belum datang karena mengganti bajunya yang basah, dan para anggota lainnya tidak berani untuk memulai. Karena sudah di wanti-wanti Mak Ijah terlebih dulu.
Aku dan kedua adik iparku sudah menunggu di depan jenazah Ibu yang siap untuk di kafankan.
Tak berapa lama, Mak Ijah pun datang. Dia segera bergabung dan siap untuk memulai proses pengafanan.
Sebelum mulai mengafani, Mak Ijah pun mewanti-wanti lagi para anggotanya.
"Ingat, apa yang kalian lihat jangan sampai di umbar ke luar. Karena ini adalah aib si mayit," ucap Mak Ijah.
"Iya, Mak." serempat mereka menyahut.
Maka, mulailah prosesnya. Bermula dari tubuh dan kaki Ibu yang mereka kafani, sedangkan bagian wajah masih tertutup dengan kain. Mungkin Mak Ijah gak mau kalau mereka nantinya akan lari dan tak ingin membantu dalam proses pengafanan itu.
Aku dan dua adik iparku juga membantu dalam proses itu. Kebetulan aku duduk pas di samping tangan kiri Ibu.
Saat aku ingin meletakan tangan Ibu ke dada, tangan itu bergerak sendiri. Jari-jarinya seperti mengorek lantai, dan kukunya terlihat sangat panjang. Semua yang hadir di situ tidak menyadari apa yang telah terjadi.
Tangan Ibu sempat menggenggam kuat tanganku. Aku benar-benar terkejut, karena bekas genggamannya, ada luka gores di tangan. Yang anehnya, mengapa mereka semua tidak menyadari itu.
"Astagfirullah ...."
"Ada apa, Nak Mirna?" tanya Mak Ijah.
"Gak, Mak." aku mencoba menyembunyikannya.
"Ya, sudah," ucapnya seakan tahu apa yang baru saja terjadi.
Proses pengafanan di bagian badan pun selesai. Sekarang, Mak ijah akan membuka bagian penutup wajah Ibu.
Saat Mak Ijah membuka penutup wajah Ibu,
"Astagfirullah ...." serempak semua mengucapkan istigfar.
Bahkan sebagian dari mereka ada yang berlari keluar, karena tidak berani melihat keadaan jenazah Ibu yang sebenarnya.
Siapa pun pasti akan takut melihatnya, melihat jenazah Ibu dengan wajah yang besar dan lebar dengan sedikit rusak pada permukaan kulitnya, tidak seperti manusia normal pada umumnya. Mata yang kembali melotot dan mulut yang menganga, membuat kami semua mundur dari tempat duduk semula.
Belum lagi, tiba-tiba ada kucing hitam yang melompati jenazah Ibu, entah dari mana datangnya kucing itu. Dan membuat jenazah Ibu terduduk untuk beberapa saat, kemudian setelahnya terbaring kembali.
Mereka yang di luar awalnya tidak mengetahui, akhirnya heboh dengan berlarinya dua orang ibu-ibu anggota tadi.
Mereka pun meyakini, kalau jenazah yang di lompati kucing akan menjadi hantu.
Dengan tubuh gemetar, kami pun segera menyelesaikan proses pengafanan agar Ibu segera di kebumikan.
Setelah selesai, jenazah Ibu segera di sholatkan. Sebagian dari mereka masih merasa was-was, takut kalau jenazah itu bangkit kembali.
Namun, Pak Rohmat meyakinkan pada warga agar segera di sholatkan dan di kebumikan.
Setelah di sholatkan, jenazah Ibu siap untuk di bawa ke pemakaman. Tapi, hal aneh terjadi lagi. Salah seorang penggali kubur menghampiri Pak Rohmat.
"Maaf, Pak, liang kuburnya belum selesai. Soalnya tanah selalu runtuh, dan air terus mengalir dari dalam," ucap penggali kubur itu.
"Cari mesin penyedot untuk membuang air dari dalam liang kuburnya," perintah Pak Rohmat.
Segera tiga orang bapak-bapak dan penggali kubur itu mencari mesin penyedot air, agar bisa membuang air dari dalam liang kubur.
Yang lain sudah mulai gelisah, apa lagi dalam sekejap telah beredar si jenazah sudah di loncati sama kucing hitam. Mereka takut, jenazah itu akan bangkit dari kematiannya.
Kami pun juga gelisah, karena hari sudah semakin malam. Jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam.
Tak berapa lama, datang seorang warga mengabarkan bahwa liang lahat sudah siap. Kami pun tidak menundanya lagi dan segera menuju ke pemakaman.
Ke pemakaman tidak memerlukan waktu lama, hanya sekitar tujuh menitan dari rumah.
Banyak sekali warga yang ikut mengantarkan jenazah ke pemakaman. Mungkin mereka juga sudah mendengar rumor yang beredar, bahwa jenazah Ibu di loncatin kucing.
Bagi sebagian warga kampung sekitar percaya, bahwa orang meninggal yang jenazahnya di loncatin kucing hitam, maka arwahnya akan penasaran. Bisa di katakan gentayangan.
Mungkin juga mereka penasaran, apakah ada lagi kejadian aneh lainnya saat pemakaman.
Sesampai di pemakaman, tidak menunggu lama lagi jenazah Ibu segera di masukan ke liang lahat.
Namun, tiba-tiba saja, kejadian aneh pun terjadi lagi. Saat Ibu sudah berada di dalam liang kubur, dan Bang Bayu ingin mengadzankan jenazah, tiba-tiba saja tanah kuburan ambruk.
"Yaaaannggg ...."
Aku berteriak histeris, takut kalau suamiku, Bang Bayu, ikut terkubur di dalamnya. Beruntung para warga yang lainnya sigap dan segera mengangkat tubuh Bang Bayu.
"Astagfirullah ...." para warga hanya beristigfar melihat semua kejadian itu.
Aku segera menghambur dan memeluknya. Wajah Bang Bayu terlihat pucat dan masih shock. Ibunya terkubur tanpa sempat di adzankan.
Saat tanah kuburan Ibu runtuh, kami semua mendengar suara burung gagak berkoak-koak.
Saat itu, aku langsung merinding. Tanpa di ketahui bahwa suara itu tanda sesuatu yang mistik.
Acara penguburan pun di percepat, mengingat hari sudah larut malam. Setelah selesai, kami pun semua pulang.
Dua orang warga memapah tubuh Bang Bayu yang masih lemas dan shock. Sedangkan aku berjalan beriringan dengan kedua adik iparku.
Namun, aku melihat seseorang berpakaian putih berdiri di samping pohon pisang. Seorang wanita yang menangis tersedu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mertuaku Sandah
HorrorDi larang keras memPLGIAT cerita ini. Dan dilarang juga membawakan ceritanya ke youtube tanpa izin. Kalau ketahuan, akan di tuntut. Sandah adalah hantu kalimantan yang bentuknya hampir mirip seperti miss kunti. hanya bedanya, sandah berwajah besar d...