Part 20. Penampakan Arwah Ibu

2.3K 163 18
                                    

Suara teriakan siapakah itu?

Segeraku berlari menuju toilet dimana Nanda ada di sana. Saat sampai di depan pintu toilet, Nanda membuka pintu dan terkejut melihatku.

"Ada apa, Kak?" tanyanya.

"Eh, aku kira kamu yang teriak tadi. Soalnya aku lihat ada seseorang yang masuk ke toilet," ujarku

"Hah! Gak ada kok, Kak, yang masuk ke toilet," jawab Nanda.

"Lalu, siapa yang berteriak?" tanyaku.

"Gak tahu, Kak. Aku gak dengar," sahut Nanda.

"Ya, udah, ayo kita cepat masuk ke kamar." segera kumengajak Nanda.

Merasa masih aman, aku berhenti sejenak untuk mengambil air minum karena merasa haus.

"Sebentar, Nanda. Kakak mau minum dulu," ujarku.

"Iya, Kak. Nanda juga mau minum, haus," ujarnya.

Aku dan Nanda pun minum dulu sebelum masuk kembali ke kamar. Belum habis satu gelas, terdengar teriakan lagi.

"Aaaaaaaaaaaa ...."

Aku dan Nanda saling berpandangan. Gelas yang ada di tangan jatuh ke lantai karena terkejut mendengar teriakan itu.

Kami buru-buru menuju kamar. Di ruang tengah, aku tak menemukan Bang Bayu dan dua pemuda itu tidur di sana.

"Hah, kemana Bang Bayu?" gumamku lirih.

Karena merasa tak ada seorang pun berada di ruang tamu, Nanda pun langsung memelukku dari belakang.

"Kak, takut."

Entah ada apa dengan pikiranku, di ruang tamu seperti melihat seseorang yang sedang duduk di sana. Niat ingin kembali ke kamar pun terhenti, dan berlanjut menuju ruang tamu. Karena gelap, kupencet saklar yang ada di dinding untuk menyalakan lampunya. Namun sayang, lampu tak bisa menyala.

Nanda yang ada di belakang, masih terus memeluk pinggangku.

"Kak, katanya mau ke kamar?" tanyanya.

"Bentar, ada yang sedang duduk di ruang tamu. Kenapa bisa duduk di tempat gelap, sih," ujarku.

Saat akan menyentuh pundak orang yang duduk di kegelapan ruang tamu, Bang Bayu memanggilku.

"Mir ..."

Kutolehkan kepala dan urung memegang pundak sosok tersebut.

"Ya, Yang, sebentar," sahutku dari luar kamar.

Dan ketika akan menyapa sosok itu, tiba-tiba sosok itu sudah tak ada di depanku.

"Ke mana dia?" gumamku sembari bergidik ngeri.

Aku dan Nanda pun buru-buru masuk ke kamar. Saat memasuki kamar, ternyata mereka semua berkumpul di sana.

"Ada apa?" tanyaku.

"Ini, Santi tadi berteriak," sahut Bang Bayu.

Santi langsung memelukku.

"Kak, tadi Ibu ke kamar ini. Tapi, wajah ibu serem banget," ucapnya membuat kami terkejut.

"Aku takut sekali," lanjutnya lagi.

"Benar kamu melihat Ibu?" tanyaku penasaran.

"Iya, Kak," jawab Santi.

"Tuh, kan, benar. Ibumu jadi Sandah," ujar salah satu pemuda yang tadi telah di temui arwah Ibu.

"Sssttt ... Kamu diam," ujarku pada mereka.

Mereka pun terdiam dan hanya bergiduk ngeri.

"Dengar, jangan sampai kalian ceritakan pada orang-orang kampung. Atau kalian gak akan bisa tidur."

Mertuaku SandahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang