bagian 12

2.8K 103 1
                                        

"bangun!" teriaknya keras
.
.

Karna terganggu dengan teriakan yang begitu keras, dengan segera ivana bangun bagaikan orang yang baru saja di guncang gempa bumi

Ivana yang melihat tatapan tajam dari kevin segerah menundukan kepalanya takut, bagaimana tidak? Tatapannya bagaikan orang yang ingin melahap mangsanya hidup²

"apa kau yang menolong ku?" tanya ivana gugup sambil terus menundukan kepalanya

"ya aku yang menolong mu, dan kau yang melakukan kejahatan kepada ku" ucap kevin dingin dan datar

"aku tidak melakukan kejahatan!" bantah ivana yang memang tidak melakukan kejahatan

"kau lihatlah kebawah" ucap kevin sambil memandang tangan kanannya yang sedang di duduki oleh ivana

"hehe.. Maafkan aku, aku tidak tahu jika aku mendudukkan tangan mu" ucap ivana sambil cengengesan dan merasa bersalah

"tidak apa², luruskan kedua kaki mu!" suruh kevin yang melihat kedua kaki itu terlipat

Tanpa banyak bicara ivana segera meluruskan kedua kakinya, sedangkan kevin nampak mencari sebuah benda yang entah ia simpan dimana

Kevin berjalan mendekati ivana yang sedang bersandar pada ranjang tingkat itu, di tangannya terdapat sebuah kotak obat

Tanpa banyak bacot kevin pun mengobati kaki ivana yang sedikit terkilir, kevin memijat dengan lembut pergelangan dan memberikannya sebuah salap agar rasa sakit itu hilang

Akkhh

Rintahan demi rintihan pun keluar dari bibir menggoda ivana, sesekali ia menggebuk lengan kokoh itu karna tak tahan akan rasa sakit yang ia terima

"akhh.. Sudah.. Sudah, aku tidak sanggup" ujar ivana ketika merasakan sakit pada pergelangan kaki

"payah!, kemarin aku menerima beberapa jahitan dari mu aku tidak terlalu merasa kesakitan, sedangkan kau yang hanya ku urut saja langsung teriak² gak jelas,, dasar lebay" cibir kevin yang terus memijat kaki ivana

Aaaaaa

Semakin ivana teriak semakin keras kevin menekan pergelangan kakinya sedikit bengkak

"baiklah sekarang lebih baik kau tidur, aku sudah sangat lelah" ucap kevin dan segera menaik ke ranjang atas dan memejamkan matanya

Untung saat ini xander sedang mengikuti  acara, jadi ia tidak terlalu repot untuk mengantarkan gadis lebay itu ke kamarnya atau pun mengorbankan diri dengan tidur di meja kerja



Cinta Abdi Negara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang