bagian 19

971 51 0
                                    

Selamat membaca!

"tolong bapak²! Dengarkan kami terlebih dahulu, kedatangan kami hanya memeriksa bukan menyebarkan penyakit!! Jadi tolong hargai kedatangan kami!!!!" teriak kevin yang sedari tadi diam, dan sekalinya bicara busrak langsung marah²

"tapi kami tidak menerima kedatangan kalian berdua!  Saya yakin warga desa ini tidak ada yang terjangkit penyakit!!!" bantah bapak² yang pertama

Kevin yang melihatnya jadi males sendiri, wajahnya yang tadinya sabar dengan senyuman tipis mendadak jadi kek pantat bayi yang mulusnya masya allah benerrr "gimana nih van?" tanya kevin kepada gadis tadi "mau bagaimana lagi cuss balik"

Pak kades yang melihat interaksi kedua manusia pendantang tersebut merasa tak enak sendiri "bapak² tolong tenang dulu, siapa tahu kedatangan mereka kesini cuman memeriksa. Saya yakin sebelum mereka berangkat mereka tak memegang para pasien disana ja-"

Bughhhh

Seorang warga yang berada tak jauh dari mereka pun jatuh, dan dengan cepat bagaikan kilat para warga yang tadinya ngotot² langsung mendekati warga tersebut "bapak² tolong menjauh! Harap jarak dari ibu tersebut" teriak kevin

Ivana tanpa banyak kata langsung menggunakan sarung tangannya yang berada di saku jaketnya, dan langsung memeriksa keadaan ibu tadi.

"gimana van?" tanya kevin serius saat melihat raut wajah ivana yang makin membaut siapa pun tegang "tanda² gejalanya hampir sama, cumana ini keknya lebih parah dehh!" jawab ivana "keluarganya tolong kemari!!" teriak gadis tersebut

Seorang pemuda berjalan mendekati ivana "anda keluarganya?" tanya ivana dan langsung di jawab dengan kepala yang naik turun "sebelumnya apa ada tanpa² yang aneh kepada ibu anda? Seperti sesek napas dan mulut yang mengeluarkan busa?" tanya ivana auu ahh gw ngasal, maap kalau ngasal! Gwnya juga lagi memahami cerita yang terlalu rumit, seperi doi yang gak pernah memahami duuhh jadi cerita

"benar dok, ibu saya akhir² ini sering sesek nafas terus abis itu suka muntah² dan juga tiap pagi ia selalu mengeluh rasa pusing" jawab pemuda tersebut "apa disini ada warga yang memiliki gejala yang sama?" tanya kevin, para warga yang makin lama makin banyak, dan dengan serempak menggelengkan kepala mereka.

Okehh lah skipp ajaaaa!

Anterin yang sangat panjang dengan dua orang yang senantiasa sabarnya melayani para warga, kevin dan ivana langsung membuka tes dadakan untuk para warga. Tapi sebelumnya mereka melakukan banyak adu mulut hingga sang kades yang mengakhirinya

Ibu tadi setelah mengeluarkan busa cukup banyak dari mulutnya dan di barengi dengan darah, langsung menghembuskan nafas terakhir dan meninggal.. Ahh garing kek kentang rebus

Sore hari pun tiba, kedua manusia pendataan tersebut segerah merapikan alat² mereka saat semua warga sudah melakukan tes. Dan dinyatakan bahwa tidak ada yang terkena penyakit berbahaya tersebut, hanya pemuda yang merupakan anak dari ibu tadi yang sedang dalam pengobatan ringan

"apa kau lapar?" tanya kevin kepada ivana yang sedang memasukan beberapa alat kedalam tasnya "lapar banget, ada makanan gak vin?" jawab ivana yang terlalu jujur "ahh bentar"

Ivana pun segerah mengeluarkan handphonenya dalam saku celananya "mau ngapain? Mana ada sinyal disini?" kevin pun mengeluarkan beberapa kotak yang berada dalam tasnya "sini bantuin" kevin mengarahkan ivana untuk duduk di dekatnya

"mau ngapain?" tanya ivana lalu duduk di samping pemuda tersebut "masaklahh, tadi katanya laparrr! gimana sih?!"

"sewot bener tinggal jawab aja susah banget sih!" ucap ivana yang tak kalah sewot saat mendapatkan jawaban dari kevin "iya maaf maaf"

"memang harus banyak bersabar dan mengalah menghadapi singa betina" guman kevin dengan suara yang sangattt kecill, meski begitu pendengar gadis di sampingnya bagaikan kuping gajah

"apa kau bilang?! Ya!, gadis cantik seperti ku di bilang singa!!!" amuk ivana yang tak teriman "lalu kau ingin ku panggil apa? Macan?, gorila?, hantu?, atau apa?"ucap kevin sewott

"yak pria menyebalkan tak tahu diri! Rasakan ini" ivana yang memiliki sikap mudah marah dan emosian, dan tanpa pikir panjangan langsung menjambak rambut kevin

"ahhhh sakitt! Gorilaaaa!!!" ucap kevin yang berusaha melindungi diri dari gorila kelaparan di depannya, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi

Bughhhhh

.

.























































Tungguin aj dulu keseruhannya..

Cinta Abdi Negara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang