Jangan lupa voment ya guys...
Anisa Pov
"Makasih ya om dokter udah anterin aku pulang," ucap ku seraya menyunggingkan senyuman semanis mungkin. Tapi ku lihat wajahnya malah mendengus kesal dan mengabaikan ucapan ku.
"Cepat turun," usirnya.
"Om dokter marah?" tanya ku dengan bibir mengerucut sebal. Emang apa lagi salah ku? Sejak tadi aku mengatakan kalau aku tidak akan menyerah, ia jadi tampak kesal lagi pada ku.
"Om dokter marah?" tanya ku lagi karna ia masih saja tak bergeming.
"Kamu cepat turun karna aku masih banyak kerjaan," ucapnya ketus membuatku terdiam. Sepertinya dia memang marah.
Om dokter, ku terima kemarahan mu. Tapi sebelum itu, aku harus memberikan mu hadiah perpisahan dulu agar kamu merindukan ku.
Akupun membuka safety belt ku dengan cepat dan bersiap turun. Tapi sebelum turun, aku tak lupa memberikannya hadiah berupa kecupan singkat di pipi kirinya. Kemudian di detik berikutnya aku kabur terbirit-birit memasuki rumah ku meninggalkannya yang sempat bengong karna ulah ku. Hahaha...
"Kamu dari mana seharian Cha?" tanya mama yang kebetulan duduk di sofa ruang utama seperti menunggu ku. Ya, mama ku ini selalu mengkhawatirkan ku jika aku keluar tanpa kabar. Dan tadi aku memang pergi tanpa minta ijin.
"Aku dari rumah teman ma. Maaf ya ma tadi nggak bilang, soalnya aku buru-buru," ucap ku seraya tersenyum merasa bersalah.
"Tadi pagi kamu sakit Cha, siangnya malah keliaran, dan pulangnya baru malam. Kamu pikir mama nggak khawatir?"
Ya, tadi pagi memang aku minta ijin untuk tak sekolah dengan alasan sakit. Padahal sebenarnya aku hanya sedang patah hati karna aku baru saja putus dengan Alvin mantan pacar ku yang selingkuh. Ahh entahlah, aku malas membahasnya.
"Maaf ma, aku udah baik-baik aja kok. Lain kali nggak gitu lagi deh," ucap ku membuat mama akhirnya mengangguk pasrah.
"Ya udah kamu cepat mandi habis itu turun, kita makan malam." Akupun mengangguk kemudian segera berlalu untuk membersihkan diri ke kamar ku.
^^^
Wajah om dokter terus merasuki otak dan pikiran ku. Membuat aku terus senyum-senyum bahkan saat mandi tadi, entah mengapa aku seperti memiliki semangat baru di hidup ku, aku bahagia karna bertemu om dokter. Ahh, aku benar-benar jatuh cinta. Huaaaaa
Tok tok tok
"Icha, kamu udah siap blum? Kami semua tinggal nungguin kamu aja loh," suara kak Alea, kakak tertua ku memanggil dari luar pintu.
"Ia kak, ini aku mau turun," ucap ku cepat kemudian segera membuka pintu. Dari tadi aku emang sudah selesai mandi hingga sisiran, tapi langkah ku turun ke bawah tertahan oleh ingatan akan wajah tampan om dokter ku.
"Ya udah ayo." Kami berdua pun turun ke bawah bersamaan.
Saat kami tiba si meja makan dimana semua keluarga ku sudah berkumpul, ku lihat semua orang menatap ku dengan wajah khawatir. Mungkin mereka mengira aku masih sakit. Bodohnya aku sampai membuat semua orang khawatir seperti ini. Aku jadi merasa bersalah. Akupun duduk di tempat duduk ku biasa di sebelah mama.
"Aunty, aunty udah sembuh kan? Aunty nggak sakit lagi kan? Lena takut aunty mati, hiks... Hiks...."
"Reno juga takut aunty mati, Reno suka jahilin aunty, kalau aunty pergi ninggalin Reno sebelum Reno minta maaf, gimana dong? Huaa..."
Haha, kedua bocah ini kembar. Rena dan Reno, anak kak Alea dan mas Gery suaminya.
"Aunty nggak mati kok. Aunty nggak mau mati sebelum aunty balas dendam sama Reno dan Rena yang suka jahilin aunty," ucap ku membuat keduanya menghentikan tangisnya kemudian menatap ku tegang. Sepertinya ancaman ku mempengaruhi mereka, biar saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokter, Nikahin Aku!
Genel KurguSebelum baca ini, harap baca Pernikahan Paksa (Istri Rahasia) dulu, biar paham alurnya. "Om dokter harus nikahin aku, nanti kalau aku hamil gimana? Om dokter harus tanggung jawab." Arion memutar bola matanya kesal kemudian dalam sekali gerakan ring...