9. break up

201 74 278
                                    

"Ku persilahkan kamu bahagia dengan nya, ku relakan kamu dengan nya. Aku tidak mau berurusan lagi, dengan yang namanya toxic relationship."

#kembali,dengansegala,kegalauanArsyana

🌈


Kebiasaan baru, bagi Naomi dan Arsyana. Sekarang, mereka jarang lagi makan di meja kantin, sekarang mereka akan menghabiskan waktu istirahatnya di sebuah bangku koridor yang menghadap ke lapangan.

Mood, Arsyana kini sedang sangat baik. Tapi, badan nya tidak sepenuh nya baik, tanda tanda orang sakit, kini ia alami. Seperti, sering batuk, badan yang selalu lemas, dan tidak fokus belajar. Tapi, ia cukup senang karena hatinya, dalam keaadaan baik.

"Sya, kalau suatu saat nanti, libur sekolah, lo mau jalan-jalan kemana?" tanya Naomi, sambil memakan Cheeseburger.

Arsyana berfikir sejenak, "Gue, pengen ngabisin waktu sama mama, papa. Terus, pengen main ke puncak sama lo, sama Mondy, nginep di Villa sambil berbeque, 'an." Arsyana menimum, coca cola yang ada di samping nya.

Naomi tersenyum, antusias. "Gimana, kalau nanti kita kesana?" kata Naomi, dengan semangat menatap berbinar ke arah Arsyana.

Arsyana mengangguk, "Oke. Jangan php ya," jawab Arsyana sambil mengangkat jari kelingking nya. Naomi mengangguk, sambil tersenyum senang. Lalu, mengaitkan jari kelingking nya ke kelingking Arsyana.

Naomi, itu sahabat seperhaluan Arsyana. Mereka selalu memikirkan masa depan, mereka ingin selalu bersama, sampai menimang bayi. Bahkan, Naomi pernah bilang, kalau suatu saat Arsyana punya bayi laki-laki dan Naomi perempuan mereka akan menjodohkan mereka supaya mereka jadi besan.

Tapi, sekarang Arsyana tahu. Perjodohan, tidak selama nya berjalan baik, bagaimana kalau kejadian Alvaro dan Bethany terjadi pada anak nya suatu saat? Bukan kah, mereka egois?

Arsyana tidak mau, sampai ada orang lain yang merasakan posisi nya saat ini. Bertingkah, seolah olah ialah yang berhak apapun untuk Alvaro, padahal sebenarnya Bethany jauh lebih berhak bersama Alvaro.

Sudah ada alasan kuat, untuk Arsyana mengakhiri hubungan nya. Tapi, kenapa masih ada perasaan ragu?

"Arsyana," panggil Mondy, sambil tersenyum geli.

Arsyana, dan Naomi menatap Mondy bingung. "Apa? tumben lo, nyari nyari gue?"

"Gue mau, nagih janji lo," ujar Mondy, sambil menyengir, kuda.

Arsyana berdecak. Menatap tajam, Mondy. Mengisyaratkan kalau, bukan hanya ada dirinya saat ini, di samping nya ada Naomi.

"Lo mau bayar hutang, kan?" seolah mengerti tatapan Arsyana, Mondy mencari alasan agar Naomi tidak curiga.

"Sejak, kapan seorang Arsyana minjem duit, ke orang? duit lo banyak, 'kan Sya?" ujar Naomi.

Arsyana tersenyum, sambil cengengesan. Tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak pandai berbohong. Seperti Alvaro, yang sangat andal dalam hal kebohongan.

"Kemarin, Arsyana minjem duit, buat beli bensin," kata Mondy. Aish, dasar bocah sialan, kalau urusan traktiran pasti di prioritaskan, bagaimana pun caranya.

"I-iya, kemarin gue habis bensin, terus uang gue gak tahu nyimpen nya dimana," kata Arsyana.

"Kebetulan, gue lewat. Disanalah, gue menawarkan diri, menjadi pahlawan untuk si princess Arsyana." Mondy, tertawa. Saat Arsyana mengeluarkan, selembar uang berwarna biru, Mondy langsung menyambar cepat uang di tangan Arsyana.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang