14. Lagu pengantar tidur

136 39 237
                                    

Arsyana tertawa sangat kencang, karena ulah Zelvin. Saking kencangnya, sampai ia memegangi perutnya, karena sakit. Tidak ada rasa canggung, di antara mereka. 

Zelvin, ikut tertawa melihat Arsyana tertawa. Padahal, hal yang membuat mereka hanya gara-gara tidak sengaja menonton film comedy bersama, lalu Zelvin menambah nambah kan, jadi Arsyana ikut tertawa. 

“Udah ah, capek... ” Arsyana, menetral kan nafas nya. 

“Gimana, gak cape ketawa nya aja sampai gak ada suaranya,” cibir Zelvin.  Yup, saking ngakak nya sampai suara nya tidak keluar.

Arsyana cengengesan, “Kenapa? Gak boleh?”

“Enggak.”

Arsyana mendengus, “Ih dasar jelek!” Arsyana memukul badan Zelvin, menggunakan bantal sofa yang ada di pangkuannya.

Zelvin, meringis. “Aw! I-iya iya boleh, boleh Sya boleh, apasih yang enggak buat ratu kuntilanak.” Ejek Zelvin, malah semakin mendapatkan pukulan dengan kekuatan seribu Cc. 

Kuntilanak? Mana ada di siang bolong, gini?

“Heh! Udah berani ya, nanti gue hantu 'in lo setiap malem, tauk rasa loh. Nanti gue bawa pasukan, buat nyerang lo!” Arsyana berdiri, dari duduknya agar semakin leluasa memukul Zelvin.

“Ampun! I-iya iya, habis lo ketawa mirip kuntilanak.” Zelvin mengembungkan pipi nya, menahan tawanya agar tidak keluar. Dan itu, membuat Arsyana gemas melihat wajah Zelvin. Tapi, perkataan nya itu membuat Arsyana kembali marah.

Arsyana membulatkan matanya, “APA LO BILANG?!” pekik Arsyana. 

“A-arsyana cantik, cantik banget, gak ada yang ngalahin, lo paling cantik di dunia ini.”

Arsyana tersenyum, ia menarik tangan nya. Menghentikan pukulan nya, “Baru nyadar lo?!”

“Iya, paling cantik kalau saingan nya, kunti semua!” Zelvin tertawa kencang, sampai terdengar bunyi nyaring.

Arsyana terbelalak, tangannya langsung memukul Zelvin, tanpa disuruh. Terkadang, Zelvin memang menyebalkan. Tapi, Arsyana tidak pernah marah beneran, karena ucapan Zelvin. Kalau pun, marah beneran pasti akhirnya, akan membaik lagi.

“Ih ngeselin! Awas ya, habis 'lo di makan kuntilanak!” 

Zelvin tertawa, bukan nya kesakitan. Menjahili Arsyana, merupakan hobby baru untuknya. Baginya, melihat wajah kesal Arsyana lebih menggemaskan, dari pada harus melihat raut wajah sedih. Ia tidak suka, dan harus di cegah mulai sekarang.

“Biarin, gue rela rela aja dimakan, kalau kuntilanak nya cantik.” 

Arsyana menghentikan gerakan nya, ia mengulum bibir, nya tersenyum malu. Pipinya memanas. 

“Cie, bullshing.” Goda Zelvin, sambil menaik turun kan halisnya.

“Apasih, enggak!”

“Udah deh, gak usah malu-malu gitu, jadi gemes kan pengen nyulik.” Zelvin, semakin tersenyum, menggoda Arsyana. Melihat pipi Arsyana yang semakin memerah, justru membuatnya semakin semangat, menggoda Arsyana.  

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang