22. Cerita Bethany

76 16 158
                                    

"Beberapa menit yang lalu, aku menemukan aku baik-baik saja. Tetapi kemudian semuanya mulai memukulku lagi, sampai aku tersadar kesekian kalinya kalau aku tidak pernah baik-baik saja."

🌈

Dia tidak akan pernah merasa puas sampai apa yang dia inginkan terkabul. Apa yang dia inginkan harus terkabul dengan cara apapun meskipun mengorbankan perasaan oranglain. Dia tidak mau kalah dan mengalah, apa yang menjadi miliknya harus jadi miliknya seutuhnya. Dia tidak suka berbagi.

Siapa lagi kalau bukan Bethany?

Kini perempuan berambut panjang dengan aksesoris yang melekat dari atas kepala hingga ujung kaki itu mengepalkan tangannya erat. Sorot matanya menatap tajam lawan bicaranya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

"Aku bilang. Jangan pernah buat Alvaro suka sama kamu!!!" teriaknya dengan tersulut emosi.

Arsyana menghela nafasnya dengan jengah, sedikitpun ia tidak takut atau iba dengan sikap Bethany yang seperti ini. "Kenapa ngomong sama lo susah banget sih? Harus berapa kali gue bilang kalau gue udah gak pernah ganggu Alvaro lagi!"

Bethany memutar bolanya malas, "Tapi itu semua gak mengubah semuanya Arsyana! Alvaro tetap cuekin aku, bahkan sekarang makin parah. Yang dia inget cuman kamu kamu dan kamu. Aku cemburu Arsyana!"

Arsyana menatap Bethany dengan santai, "Kurang baik apa gue sama lo 'hah?" Arsyana melipat kedua tangannya didepan dada, "gue hargain lo sebagai cewek Bethany, gue lepasin Alvaro buat lo. Gue berusaha mati-matian buat ikhlasin Alvaro, gue gak mau lo sakit hati kaya gue. Tapi kenapa lo gak pernah hargain perasaan gue sedikitpun?"

Bethany terdiam. Tangannya yang mengepal itu perlahan melemas, sorot matanya pun meneduh.

"Gue gak pernah baik-baik aja dari awal lihat pacar gue deket sama lo. Karena dulu yang gue tau, lo itu cuman temen Alvaro. Bukan orang yang dijodohin! Gue pantes cemburu, karena gue pacarnya waktu itu. Hati gue hancur setiap kali Alvaro lebih deket sama lo dibanding gue yang notabenya pacar," Arsyana bukan orang penyabar lagi, kesabarannya mulai habis kalau setiap sekolah selalu diberi omong kosong dan topik yang tidak pernah berganti. Menyebalkan.

Masing-masing dari mereka membawa satu sahabat baik yang selalu setia disamping mereka. Arsyana dengan Naomi, dan Bethany dengan Nara. Tapi untuk saat ini, Naomi dan Nara tampak tidak mau berurusan karena obrolan ini sangat serius dan mengandung emosi yang kuat.

"Bukan kamu yang harus dikasihanin. Tapi aku." Ujarnya, lalu menunduk kemudian badannya tiba-tiba bergetar bahunya naik turun lalu isakan tangis mulai terdengar oleh telinga Arsyana.

"Gausah drama lo! Gue gak salah, tapi selalu disalahin. Please gue udah gak mau ber-urusan lagi sama kalian." Arsyana memutar bola matanya malas.

Nara terus menepuk nepuk pelan punggung Bethany, memberikan ketenangan. Nara yang biasanya selalu ikut campur dan membela Bethany itu berubah. Tidak bar-bar lagi, raut wajahnya ikut sedih melihat Bethany seperti ini.

"Ra-rasa ... sayang a-aku ke Alvaro... hikss, jauh lebih besar dari rasa sayang kamu. Aku mohon Arsyana... bantu aku supaya Alvaro sayang lagi sama aku, hikss... "

Arsyana tidak menjawab, memberi Bethany waktu untuk memberi penjelasan.

"Aku gak akan pernah lelah, sampai Alvaro balas perasaan aku seutuhnya. Aku emang egois, mentingin perasaan aku doang. T-tapi ... untuk kali ini aja, aku mohon buat Alvaro suka sama aku juga. I'll give you anyhing, whatever you want. But please help me just once."

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang