4. Labil

242 99 228
                                    

"Besarnya, rasa benciku sama besarnya dengan rasa sayang ku yang kini kau sia-sia kan."

A/n: Kalau mau dapet feel, atau pengen enak bacanya, baca pelan pelan aja ya, nikmati setiap kata yang di tulis Author. Inget! Baca nya pelan pelan.

~•~

Sakit, rasanya sangat menyesakan sampai sulit di ungkapkan dengan kata-kata. Arsyana tidak berhenti menangis di dalam toilet, sedirian. Ia mengusir Naomi, ia ingin di tinggal sendiri.

Arsyana menutup wajah nya, dengan kedua telapak tangan nya. Arsyana yang malang, ia berharap Alvaro mengejar nya. Namun, nyatanya tidak. Pernah kah kalian merasakan sedih dan marah bercampur menjadi satu?

Tanyakan saja pada Arsyana.

Ia tidak tahu harus bagaimana. Melepaskan, dan membebaskan Alvaro dengan orang yang di cintai nya atau mempertahankan dan memperbaiki hubungan nya yang sudah jalan satu tahun lebih?

"Jahat, hiks," gumam Arsyana.

Arsyana melepas tangan nya, beralih menatap jam tangan yang melekat di pergelangan tangan nya. Beberapa menit lagi, masuk kelas. Sangat di sayang kan, waktu istirahatnya di pakai dengan segala ke galauan nya.

What should i do?

Arsyana menghapus air mata nya, lalu keluar dari bilik toilet. Ia menatap dirinya sendiri di depan cermin, terlihat menyedihkan. Dengan mata yang sembab, dan hidung memerah, untuk menghilangkan nya, Arsyana membasuh wajah dengan Air keran.

Senyum tetap, harus di pasang. Meskipun hati sedang hancur. Fighting Arsyana!

Arsyana menyemangati dirinya, ia mengambil sebuah tissue untuk mengelap sisa air yang ada di wajah nya. Lalu keluar toilet dengan seulas senyum di bibir nya.

Arsyana berjalan, pelan sambil menatap nanar ke arah tissue yang ia pegang. Tidak melihat jalan, fikiran nya tidak bisa lepas lagi dari Alvaro. Padahal, tadi ia sudah berhasil mengeluarkan Alvaro dalam fikiran nya.

Bruk!

Arsyana menoleh, ia tidak sengaja menyenggol bahu seseorang. "Maaf, gue gak sengaja," ujar Arsyana.

Orang yang di senggol Arsyana, tidak menjawab. Ia menatap lekat wajah Arsyana, tanpa berkedip sedikitpun.

Dia, kan laki-laki yang di bilang Naomi ganteng..

Laki-laki itu, masih memakai seragam olahraga keringat membasahi wajah dan rambut laki-laki itu. Memang tampan, tapi Arsyana tidak tertarik. Ia juga tahu siapa yang sedang bertatapan dengan nya saat ini, dia memang terkenal di SMA Lintang Langit.

"Sorry," cicit Arsyana.

Laki-laki itu tersenyum, lalu mengangguk. Karena malas untuk memperpanjang urusan, Arsyana kembali berjalan melanjut kan perjalanan nya.

Laki-laki itu tidak lepas, menatap Arsyana sampai punggung Arsyana tidak terlihat lagi dari pandangan nya.

🌈

Arsyana, kembali segar dari biasanya, Mondy dan Naomi berhasil kembali menghibur nya. Tapi, kadang becanda Mondy tidak lucu, justru membuat Arsyana marah seperti saat ini.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang