11. Warm hug

184 61 296
                                    

“Terimakasih, setiap goseran luka yang kamu beri. Cukup memberi banyak pelajaran untuku. Bahwa, terlalu mencintai itu, tidak baik.”

#Galon-gagalMoveOn (Revisi)

🌈

Sulit, menyembunyikan rasa sakit yang ada di hatinya. Wajahnya memang bisa berbohong, di depan Zelvin. Terlihat baik-baik saja, padahal kenyataannya, hatinya sangat sesak. Tapi, ia tahan karena tidak mau Zelvin mengasihaninya.

Arsyana masih, tidak percaya kalau hubungan yang ia jalani, selama ini berakhir karena orang ketiga.

Cintaku kandas karena orang ke-tiga. 

Lucu bukan? Kalau dibuat sebuah sinetron, atau drama, atau film. Sebuah cerita yang dulu sangat indah, seperti dunia hanya milik mereka berdua, lalu berujung  dengan sad ending. 

Arsyana sudah mengira ini akan terjadi, tapi ia tidak pernah tahu, kalau akhirnya akan se-sesak ini. Semenyakitkan ini. Untung saja, ia masih kuat, tidak sampai terbunuh karena perasaannya yang sering sakit.

Arsyana pikir, Alvaro adalah pelanginya, yang selalu memberi warna untuk kehidupannya. Tapi, ia lupa kalau pelangi bisa saja hilang. Arsyana salah mengartikan, Alvaro adalah pelangi.

“Yaelah, Sya. Aku sama dia gak ada apa-apa, cuman sebatas teman sekelas aja. Gak lebih-”

“Enggak Sya, aku cuman sayang sama cinta sama kamu doang.”

“Aku, cinta sama kamu Arsyana! sampai sekarang, beda sama aku ke Bethany, aku ke Bethany cuman sebatas rasa sayang, sayang dalam artian anggap saudara,”

“Bethany, sama aku udah di jodohin sejak kecil.”

Bulllshit! Bullshit! And more Bullshit! 

Arsyana menggigit bawah bibirnya, menahan air matanya agar tidak keluar. Kalau ia sedang sendiri, mungkin air matanya itu sudah turun sejak tadi. Pasti ia sudah menangis kencang, sampai ia lelah. 

“Sya, kalau mau nangis, keluarin aja. Pasti rasanya sesak banget,” ujar Zelvin, pandangan nya tetap lurus ke depan.

Arsyana menggeleng. “Enggak.”

Terdengar suara helaan nafas Zelvin, “Kenapa gak mau jujur, ke gue? Apa karena kita belum lama kenal? Apa waktu lo kehujanan, belum bisa buat lo percaya sama gue?” kata Zelvin.

Arsyana menoleh, menatap sayu ke arah Zelvin yang tidak menatapnya balik. “Enggak gitu, Vin... gue cuman, gak mau aja.”

“Yaudah, tapi kalau mau nangis jangan di tahan. Keluarin aja, sampai hati lo tenang.”

Arsyana tersenyum. Ucapan, atau perlakuan Zelvin kepadanya memang sangat baik, dan berarti untuknya.

“Vin, masa Naomi bilang, kalau gue itu terlalu baik, emang salah ya? Kenapa jadi jahat, salah, jadi baik juga salah. Yang bener yang mana?”

Zelvin terkekeh, “Terlalu baik, gak boleh. Jahat apa lagi, gak boleh banget. Cukup, jadi diri sendiri aja, sama ... jangan blo'on.”

Arsyana berdesis, “Vin, katanya kalau kita mimpi in, orang kalau lagi tidur. Tandanya orang itu kangen sama kita.”

“Oh ya? Kata siapa?”

“Kata cutegirl. Adiknya si Nopal.”

“Nopal, siapa? Temen? Kenapa di sebut cutegirl?apa karena lucu jadi sebutanya gitu, emang ada yang lebih lucu dari elo?” kata Zelvin.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang