Rasa apa ini?

806 35 1
                                    

💗 Aprillia POV

Waktu menunjukkan pukul 07.15 pagi, suara bising dari dapur membangunkan ku dari damainya mimpiku. Aku meregangkan tubuhku yang kaku mengucek kedua mataku yang masih terasa perih, hooaamm apa aku masih ngantuk ya? Hmmm sepertinya tidak, ku hempaskan tangan ku di atas tubuhku yang di balut selimut warna peach kesayanganku, tapii--

Bruuuukkkk!!!

Hah? Aku melihat sebuah tangan yang kokoh berada di atas perut ku, ku alihkan pandangan ku ke arah kanan terdapat seorang yang tidur dengan posisi duduk di bawah sofa, mata ku membola. Ya tuhaaann ini masih pagi loh? Kenapa ada pangeran disini?

Dia tampan sekali, eh tampan? Aku sedang bermimpi? Oh No..no..no...no... Ku tepuk pipiku cukup keras.

"Aaawww sakit" ternyata aku gak mimpi, ya tuhan apa yang terjadi padaku? Apa jangan jangan dia penjahat? Pikiran liar ku kambuh. Ku buka selimut ku ternyata bajuku masih lengkap huuuuuuhh syukurlah, aku diam sejenak. Daan

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak ku kencang membuat seisi rumah terkejut, ku hempaskan kasar tangan kekar yang menindih badan ku, pria yang tadi memeluk ku langsung terbangun dan menutup telinganya, lain halnya dengan papa sama Mama entah dia tidak mendengar teriakan ku atau masih sibuk di dalam kamarnya, aku nggak tau.

Pria itu membungkam mulutku dengan tangan nya yang membuatku tambah marah, mataku membola melihatnya wajah ku sudah merah padam tersulut emosi pagi pagi, aku meronta untuk melepaskan tangan nya dari bibirku.

Braaakk!!!!

Hempasan kasar ku mampu membanting tanganya hingga terbentur meja di depan sofa

"Aaawww" serunya dengan wajah meringis, pasti dia merasa kesakitan.

"Heh kamu bisa gak sih gak bikin keributan pagi pagi?" Ucapnya, ia berdiri dan beralih duduk di sofa sampingku

Aku sempat menganga melihat tingkahnya. Gila ni cowok lagi? ngapain dia disini? Pikiran ku sudah tak karuan. Tanpa rasa bersalah dia malah duduk di sampingku lagi. Ku tatap tampilannya, rambutnya, wajahnya, badannya, bajunya, hingga ke ujung kakinya. Masih rapi walaupun bajunya sudah kusut dan rambutnya yang kucel yaaa wajarlah namanya juga bangun tidur.

Eh tapi ngapain dia disini Pagi pagi?. Aku termenung sejenak mengingat semua kejadian hari kemaren, oh iya tadi malem kan aku minta anterin dia pulang?
Aduuuhhh bego.. bego.. bego kenapa aku bisa lupa sih?.
Aku tetap memandangnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Hallo selamat pagi nona apa kau sudah baikan" ucapnya membuat ku tersadar dari semua lamunan dan beribu pertanyan di otak ku

"Sudahlah jangan terlalu tajam memandangku, yaa aku tau aku tampan" sambungnya dengan senyuman kecutnya

Apaan coba dia muji muji dirinya sendiri

"Iihh... Si si siapa juga yang merhatiin lo" jawab ku gugup. Namun dia tak merespon jawabanku

"Ngapain lo disini? Jangan jangan lo mau macem-macem ya?" Sambungku, dia menghela nafas panjang seolah olah akan menjelaskan sesuatu

"Hmmm... Kan kamu sendiri tadi malem yang minta aku buat anter kamu pulang dari pesta sahabat kamu" jelaskan. Ya tentu saja aku ingat akan hal itu

"Terus ngapain loh masih disini? Kenapa lo habis nganter gue gak pulang aja?" Tanya ku ketus. Dia mengusap wajahnya lesu

"Tadi malem aku habis nganter kamu aku mau langsung pulang, tapi kamu selalu megangin tangan aku Sampek tadi pagi, kamu gak ngebolehin aku buat pulag, kamu sendiri yang bilang jangan pergi jangan tinggalin aku aku takut please jangan pergi aku takut" jelasnya panjang kali lebar.

The Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang