15

100 15 14
                                    

Sejak kejadian malam itu, hubungan Rangga dan Mayang semakin membaik. Mereka seperti pasangan pada umumya, saling bertukar kabar dan memberikan perhatian kecil satu sama lain. Tetapi untuk unjuk kemesraan satu sama lainnya masih jarang dan sama-sama canggung.

Maklum mereka sama-sama baru dalam menjalani hubungan diusianya yang sekarang ini. Lama-kelamaan Rangga mulai memahami perasannya dan membiarkan rasa itu semakin kuat setia harinya. Sedangkan Mayang entah bagaimana perasaannya saat ini, ia semakin terbiasa akan kehadiran Rangga dalam hidupnya.

"Wih enak tuh kayaknya" Seru Riko melihat berbagai macam kue yang Bundanya buat bersama Mayang.

Riko pernah bilang bukan, Siska -Bunda Riko kalo sudah di dapur sama Mayang pasti akan menghasilkan olahan-olahan yang tak akan ada tandingannya. Mayang dan Bundanya menjadi patner yang sempurna ketika sudah menyentuh bahan-bahan makanan.

Mayang dan Siska menoleh pada Riko. "Hus, sana jangan ganggu kita dulu!" Usir Siska.

"Bunda mah suka gitu, kalo udah ada Mayang anaknya sendiri dilupain!" Riko menampilkan wajah pura-pura kesal.

"Sana mandi dulu! Nanti kalo jadi bunda akan panggil. Bau tau, bangun tidur bukan mandi malah keluyuran di dapur" Omel bunda Riko.

"Iya, iya... Bundaku sayang" Riko akhirnya meninggalkan bundanya dan Mayang. Mayang hanya  geleng-geleng kepala melihat kelakuan tante dan sepupunya itu.

Ting...

Ting...

Suara bel membuyarkan fokus Mayang dan Siska.

"Siapa ya? Tante ga merasa punya janji sama orang" Ucap Siska.

"Biar Mayang yang liat tante," Kata Mayang.

"Tolong ya, sayang" Ucap Siska yang mendapat aggukan dari Mayang.

Mayang berajalan melewati ruang tamu untuk membukakan pintu.

"Eh ada neng Mayang ternyata. Pantesan si Rangga daritadi ngebet banget mau main kesini" Ucap Kelvin tersenyum pada Mayang.

Yup! unexpected guest  nya adalah sahabat-sahabat Riko -Kelvin, Rangga dan Farrel.

Memang sebelum kerumah Riko, Mayang mengabari Rangga bahwa ia akan bantu-bantu bunda Riko untuk bikin kue. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Rangga akan ke rumah Riko bersama yang lain. Untuk Farrel memang sudah bisa menerima hubungan Rangga dan Mayang, tetapi untuk perasaannya entahlah hanya tuhan dan Farrel yang tahu.

Mayang mempersilahkan mereka masuk dan langsung menyuruh mereka untuk langsung ke kamar Riko saja. Ia berlalu meninggalkan mereka untuk segera ke dapur.

"Siapa sayang?" Tanya Siska pada Mayang.

"Teman-temannya Riko, Tan" Jawab Mayang.

"Oh si trio,"

"Trio?" Mayang bingung tak mengerti maksud Siska.

"Iya, ketiga temennya Riko itu. Tumben mereka main kesini. Biasanya cuma mampir bentar, kan tempat kumpul mereka biasanya di rumah Kelvin kalo ga ya rumah Rangga"

Trio yang dimaksud Siska memang sahabat-sahabat Riko. Entahlah bagaimana filosopi dari julukan tersebut. Memang biasanya mereka mampir hanya untuk sekedar pamit ketika mereka mau main. Siska bisa maklum, anak laki-laki kan senangannya memang ngumpul-ngumpul. Asalkan Riko pamitnya jelas Siska tak mempermasalahkan itu. Apalagi Siska sedikit banyak sudah mengenal ketiga teman Riko yang lengket kayak perangko itu.

Siska dan Mayang melanjutkan membuat kue.

Sekarang sudah ada dua macam kue yang siap untuk disantap. Satunya lagi masih diletakkan oven karena belum matang. Siska akhirnya menyuruh Mayang untuk membawakan kue yang sudah jadi ke kamar Riko.

Mayang menurut, kini kedua tangan Mayang sudah memegang dua piring hasil olahannya dengan Siska.

Dari luar terdengar suara gelak tawa yang berasal dari kamar Riko. Mungkin mereka sedang bergurau atau entahlah apa yang mereka lakukan. Mayang bergegas dan mengetok pintu walau pintu kamar Riko memang sudah terbuka lebar.

"Tumbenan lo ngetok pintu dulu, biasa langsung nyerobot" Ledek Riko melihat Mayang yang sudah masuk menghampirinya.

"Kan ada tamu," Kata Mayang sambil merengut kesal.

"Wah bawa apaan tuh?" Celutuk Kelvin dengan mata berbinar melihat kue yang dibawa Mayang.

"Oh ini, gue sama tante Siska abis buat kue tadi" Jawab Mayang dan meletakkan di depan Kelvin. Memang posisi mereka sekarang sedang duduk-duduk disamping tempat tidur Riko yang sudah lapisi karpet.

Kelvin langsung menyerobot kue dan menyuapi ke dalam mulutnya. "Enak banget ini mah. Calon istri idaman banget sih neng. Mau jadi istri abang ga?"

Sontak perkataan Kelvin membuat Riko refleks menoyor kepalanya dan mendapatkan tatapan menghunus dari Rangga.

"Ampun deh, ga berani gue ada dua pawangnya disini" Ringis Kelvin membuat Mayang tertawa.

"Makasih, May" Ucap Farrel sambil tersenyum ke Mayang. Mayang hanya mengangguk dan balik tersenyum ke Farrel.

Khem

Suara derheman Rangga membuat ketiga cowok itu menoleh ke sumber suara.

"Yaudah, gue ke tante Siska dulu ya" Putus Mayang melihat situasi yang agak canggung.

"Kenapa ga disini aja May. Sama kita-kita" Usul Kelvin.

"Ga deh, mau beres-beres di dapur dulu," Kata Mayang lalu pamit keluar dari kamar Riko.

Baru saja beberapa langkah ia keluar dari kamar Riko, ia merasakan ada tangannya yang menahannya. Mayang menoleh dan mendapati Rangga disana.

"Mau pulang jam berapa?" Tanya Rangga.

"Agak sorean kayaknya. Kenapa?"

"Gue antar ya," Kata Rangga pada Mayang.

"Gapapa?" Tanya Mayang yang dijawab anggukan oleh Rangga.

Mayang melihat jam melingkar ditangannya yang menunjukkan pukul 02.15 WIB. "Lo udah makan siang kan?"

Rangga mengangguk dan tersenyum manis kepada Mayang.

"Yaudah gue ke dapur dulu," Pamit Mayang ke Rangga. Rangga mengangguk dan mengacak-ngacak rambut Mayang karena gemas. Sedangkan Mayang hanya tersenyum kaku.

"Rambut gue yang diacak-acak, kenapa hati gue yang berantakan" Batin Mayang lalu berlalu meninggalkan Rangga.

Sesampai di dapur Mayang langsung mendapatkan senyum menggoda dari Siska. "Pantesan mereka main kesini, ternyata ada yang samperin toh"

Siska memang sempat melihat interaksi antara Mayang dan Rangga. Ia hanya tersenyum sendiri ternyata keponakan yang sudah dianggap anaknya sendiri itu sudah mengenal cinta.

"Gapapa, tante juga pernah muda kok," Kata Siska yang melihat Mayang tampak malu-malu.

"Boleh kan tante?" Tanya Mayang pada Siska.

"Boleh dong sayang. Asalkan tetap tau batasan, ga boleh berlebihan," Nasehat Siska yang diangguki oleh Mayang.

"Riko kan pasti udah tau. Tante percaya sama kamu dan Riko. Riko gamungkin biarin kamu dipacarin sembarang cowok. Kamu tau sendiri kan sepupumu seperti apa," Kata Siska dan lagi-lagi Mayang mengangguk.

"Duh ponakan tante udah dewasa ya," Sambung Siska membuat Mayang terlihat malu-malu.

Siska tertawa melihat tingkah keponakannya yang wajahnya sudah memerah karena godaannya.























JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
💚





MAY-RANGGA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang