🍋10

122 18 14
                                    

"Ayah..." Pekik Mayang kaget melihat Fathur --Ayah Mayang yang sudah menunggunya di meja makan.

"Kok ga bilang Mayang Ayah pulang?" Mayang menghampiri Fathur.

Mayang memeluk Ayahnya lalu mengecup singkat pipi Fathur.

"Ayah baru tadi pagi nyampenya. Sekitar jam 3, Ayah ga tega bangunin putri kesayangan ayah ini yang lagi tidur," Ucap Fathur tersenyum pada putrinya sambil mengelus puncak kepala Mayang dengan lembut.

"Ayo makan dulu, Ayah udah nyiapin roti bakar buat sarapan," Sambung Fathur.

Mayang menarik kursi yang akan ia duduki. "Ayah lama kan disini?"

"Tiga hari sayang, maafkan Ayah ya yang sering ninggalin kamu sendirian" Fathur menatap putrinya sendu.

Sejujur ia tidak tega selalu meninggalkan meninggalkan Mayang sendirian. Namun, pekerjaannya yang mengharuskan ia tidak bisa untuk selalu menetap di rumahnya. Apalagi Mayang tidak mau tinggal bersama dengan Siska adiknya.

"Gapapa Yah, Mayang ngerti kok. Ayah gausah khawatirin Mayang kalo Ayah lagi jauh dari Mayang. Yang penting Ayah selalu jaga kesehatan disana," Kata Mayang membuat sang Ayah tersenyum haru.

"Abisin sarapannya. Berangkat sekolah mau Ayah anter apa naik motor sendiri?" Tawar Fathur pada Mayang.

"Mayang naik motor sendiri aja deh, Ayah kan pasti masih capek. Apalagi pagi-pagi udah repot buatin Mayang sarapan"

"Ga repot kok. Apa sih yang ga buat putri kesayangan Ayah" Fathur tersenyum pada Mayang.

"Makasih Yah, Mayang janji pulang cepet. Biar bisa kangen-kangenan dan peluk Ayah sepuasnya" Ucap Mayang antusias sedangkan sang Ayah terkekeh melihat tingkah putrinya.

"Yaudah Mayang pamit berangkat dulu ya Yah" Pamit Mayang pada sang Ayah. Tak lupa ia salim kepada Fathur.

"Hati-hati"

Mayang berangkat sekolah dengan motor matic kesayangannya. Seperti biasa ia akan sampai di ASHS limabelas menit sebelum pelajaran dimulai.

Seperti sekolah pada umumnya, jam 07.00 WIB semua kegiatan belajar mengajar dimulai. Semua murid berada di dalam kelas masing-masing hingga bel pertanda istirahat pertama dikumandangkan.

"Eh Rik, gue mau pdkt-in Mayang boleh ya?" Izin Farrel pada Riko.

"Weh ada ijin ke calon kakak ipar dulu nih," Ledek Kelvin.

Sejak bel istirahat pertama dikumandangkan mereka --Rangga, Riko, Farrel dan Kelvin langsung menuju ke bascamp.

"Serah lo dah. Tapi kalo lo sampe mainin Mayang apalagi bikin dia nangis, gue patahin leher lo!" Tegas Riko.

Riko mengenal Farrel dengan baik. Ia tidak suka mainin cewek, bahkan Farrel jarang tertarik sama cewek-cewek yang sengaja mendekati atau cari perhatian padanya. Makanya Riko tak melarang Farrel jika ia ingin serius untuk mendekati saudaranya itu.

"Ngeri juga lo Rik," Timpal Kelvin.

"Siap calon kakak ipar! Btw bagi nomor WA mayang dong," Kata Farrel pada Riko.

"Cih! Pake rok sana mau nomor WA aja masih cari bantuan. Minta sendiri ke orangnya" Ucap Riko sedangkan Kelvin tertawa terbahak-bahak.

"Gue cabut dulu!" Ucap Rangga tiba-tiba.

"Mau kemana lo?" Teriak Kelvin melihat Rangga keluar dari Bascamp tanpa menghiraukan teriakan Kelvin.

Disinilah sekarang Rangga berada, di rooftop ASHS menikmati semilir angin yang menerjang kulitnya. Ia kemudian merogoh sesuatu di kantong celananya.

Plester. Sebuah plester yang masih ia simpan sejak orang itu yang memberikan kepadanya disini. Ditempat ini. Rangga mengangkat sedikit bibirnya keatas membentuk sebuah lengkungan.

Melihat plester itu ia teringat sesuatu. Rangga mengetikkan sesuatu diponselnya.

Rangga : Rooftop!

Mayang : Ha?

Rangga : Kesini sekarang!

Mayang : Gamau. Gue lagi di perpus cari buku

Rangga : Kesini sekarang atau gue yg susul lo k perpus!

Tak ada lagi balasan dari Mayang. Baru saja Rangga melangkahkan kakinya untuk menyusul Mayang ke perpus tapi Mayang terlebih dahulu muncul dari belakang pintu rooftop dengan napas yang terengah-engah.

Mayang tak akan membiarkan Rangga menghampirinya yang tentu saja akan mengundang perhatian dan Mayang tak suka itu.

"Apa? Lo mau apa?" Tanya Mayang.

"Gue pikir lo gabakal kesini," Kata Rangga dengan senyum smirk nya.

"Udah cepet apaan, bentar lagi bel nih!"

"Lo punya pacar?" Tanya Rangga membuat Mayang mengernyitkan dahinya.

"Hah?"

"Bisa ga sih lo jawab aja. Gausah hah hoh hah hoh kek orang budek" Ucap Rangga kesal.

"Lo punya pacar ga?" Rangga mengulangi pertanyaannya.

"Ga" Walau bingung Mayang mencoba menjawab pertanyaan random dari Rangga.

"Lo lagi suka sama cowok?" Tanya Rangga lagi yang dijawab gelengan oleh Mayang.

"Lo suka ga sama Farrel?" Tanya Rangga lagi.

"Hah?" Lagi-lagi Mayang mem-beo.

"Suka ga?" Tegas Rangga lagi.

"Yah kalo sebagai temen gue suka sama dia. Dia kan sahabat Riko juga," Kata Mayang.

"Okay, mulai hari ini lo pacar gue" Ucap Rangga membuat Mayang membuka mulut saking kagetnya.

"Gamau!" Protes Mayang.

"Itu bukan tawaran, ajakan ataupun pertanyaan. Lo hanya perlu tau mulai hari ini lo pacar gue, dan mulai hari ini juga lo gaboleh suka sama cowok lain apalagi pacaran kecuali gue," Kata Rangga seenaknya membuat Mayang membulatkan mata tak percaya.

"Apaan sih! Gue bilang gamau ya gamau. Emang lo siapa maksa-maksa gue?" Protes Mayang tak terima.

"Seperti yang gue bilang tadi itu bukan tawaran, ajakan atau pertanyaan" Ucap Rangga.

"Oh iya satu lagi. Nanti balik bareng gue!" Ucap Rangga lalu berlalu meninggalkan Mayang yang masih mencak-mencak karena kesal.

"WOY GUE BAWA MOTOR SENDIRI!"

Teriak Mayang pada Rangga yang menghilang dari balik pintu. Namun, teriakannya masih bisa didengar oleh Rangga. Rangga hanya tersenyum lalu segera menuju ke kelasnya karena bel tanda berakhirnya istirahat pertama telah berbunyi.












Jangan lupa votment!
Thanks

MAY-RANGGA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang