16

104 13 20
                                    

Hari ini adalah hari minggu yang tentu saja merupakan waktu yang pas untuk menghabiskan waktu bersama orang tersayang. Hal itu juga berlaku untuk Rangga. Ia kini sedang duduk didepan teras rumah Mayang untuk mengajak gadisnya berkencan.

Rangga melihat Mayang keluar dari rumah dan mengunci pintunya. No dres, no make up. Gadis itu memakai celana jeans, kemeja kotak-kotak yang kancingnya dibiarkan terbuka dengan kaos hitam didalamnya. Tak lupa dengan rambut yang dikuncir kuda.

Penampilan yang biasa ia tampilkan setiap harinya namun Rangga tak pernah bosan melihatnya. Gadis itu sangat manis dan menggemaskan dimatanya. Walaupun penampilan Mayang tak pernah feminim tapi hal itu justru membuat Rangga semakin jatuh hati pada gadisnya itu.

Simple dan tidak pernah ribet untuk urusan penampilan dan selalu tampil apa adanya. Tentu saja itu merupakan pesona Mayang, gadis yang terkesan cuek dan sedikit tomboy tapi memiliki hati yang hangat. Setidaknya itulah yang Rangga rasakan selama ini.

"Udah siap?" Tanya Rangga pada Mayang setelah gadis itu selesai mengunci pintu rumahnya.

"Sudah, Yok!" Jawab gadis itu tersenyum.

Tidak seperti biasanya kali ini Rangga tidak membawa motor melainkan membawa mobil karena ini kencan pertamanya dan ia pikir Mayang akan menggunakan dres dan tampil cantik seperti perempuan pada umumnya. Tapi yang terjadi adalah gadis itu tetap saja dengan style berpakaian ala gadisnya.

Namun, hal itu tidak jadi masalah. Gadis itu tetap manis seperti biasa dan Rangga tak pernah bosan untuk melihatnya. Malah ingin melihatnya setiap hari.

"Mau kemana sih, kok bawa mobil segala?" Tanya Mayang heran.

"Maunya kemana?" Tanya Rangga balik membuat Mayang mendengus.

"Orang nanya malah nanya balik" Gerutu Mayang membuat Rangga terkekeh.

"Mau shopping ga?" Tawar Rangga.

"Ga ah males, ngapain juga keliling mall. Bikin capek iya"

"Biasanya cewek-cewek seneng kalo diajak shoping,  lo malah nolak" Ucap Rangga.

"Yaudah sana lo ajak tuh cewek-cewek!" Gerutu Mayang kesal.

"Gitu aja ngomel. Yaudah lo maunya kemana?" Tanya Rangga lagi.

"Boxing aja yuk?" Kata Mayang membuat Rangga terperangah.

"Hah? Seriusan? Kita mau ngedate loh" Tanya Rangga tak percaya. Bisa-bisanya gadis itu mengajak boxing dikencan pertamanya. Tidak ada manis-manisnya sama sekali.

"Gapapa kan, sekalian kita sparing. Toh sama saja waktunya tetap kita habiskan berdua," Kata Mayang santai. Sebenarnya sudah lama Mayang menyukai olahraga yang satu itu namun dia tidak begitu menekuni bahkan hanya beberapa kali ia mengajak Riko untuk menemaninya berlatih.

"Tapi May..." Lirih laki-laki disamping Mayang yang sedang menyetir itu melas.

"Kalo gamau yaudah. Gue ngajak Riko aja"

Rangga berdecak kesal. "Okay, fine!"

Mayang hanya tertawa melihat Rangga dengan wajah kesalnya.

Kini Rangga dan Mayang sudah berada di sport center untuk memenuhi keinginan Mayang. Keduanya langsung berganti pakaian yang sesuai dan menuju ring.

"Lo yakin mau sparing sama gue?" Tanya Rangga was-was. Bukan apa-apa mau bagaimanapun Rangga seorang pria yang pasti tenaganya lebih kuat dari seorang wanita.

"Why not, let's begin!"

Mayang langsung saja meninju Rangga, namun Rangga berhasil menghindarinya. Lagi-lagi Mayang melayangkan tinjuannya tapi lagi-lagi juga Rangga hanya menghindarinya.

"Common Rangga! Lo ngeremehin gue? Kenapa cuma ngehindar dan ga nyerang gue" Mayang berdecak kesal karena Rangga tidak memberikan perlawanan.

Rangga hanya berdecak dan mulai menyerang Mayang. Keduanya kini sudah saling menyerang. Rangga tersenyum miris ternyata gadisnya itu tidak selemah yang ia pikirkan.

Berkali-kali ia menghentikan serangan Mayang hingga ia berhasil memiting Mayang yang kini tengah ia kunci berada dibawah lengannya.

Mayang mencoba melepaskan diri namun sayang Rangga menahannya dengan kuat. Tiba-tiba saja Rangga mencium pipi Mayang secepat kilat dan melepas gadisnya itu.

"YAA! Lo jangan cari-cari kesempatan ya!" Mayang tak terima sedangkan Rangga menjulur lidahnya meledek Mayang sambil tersenyum penuh kemenangan.

Mayang langsung perut Rangga karena kesal dan cowok itu hanya tertawa membuat Mayang semakin kesal saja. Akhirnya Mayang berhenti menyerang Rangga dan duduk bersila di tengah ring ngus-ngusan menatap Rangga kesal.

Rangga tertawa puas melihat Mayang yang sudah menyerah dengan peluh yang mengalir di keningnya. "Nyerah?"

Rangga menghampiri Mayang lalu bersila duduk disamping Mayang sambil merangkul gadis itu dengan senyum mengejek.

Tak ada pergerakan dari Mayang, tak memperdulikan Rangga yang duduk disampingnya. Hal itu justru dimanfaatkan oleh Rangga dengan mengucup pipi Mayang lagi membuat sang empu menoleh dengan tatapan menajam.

"Gue sayang lo, May" Rangga mengangkat tangannya dan membuat huruf V dengan kedua jarinya melihat tatapan Mayang.

Seketika tatapan Mayang melemah. Jantung gadis itu tiba-tiba berdebar melihat Rangga yang menampilkan deretan giginya karena senyuman manis dari cowok itu.

Melihat Mayang yang hanya menatapnya. Rangga mengelap keringat di kening Mayang dengan handuk kecil dan mengelus puncak kepala Mayang. "Lo kasih gue apa sih, kenapa gue bisa sesayang ini sama lo?"

Mayang tidak mengerti harus bagaimana dan berbuat apa. Yang ia lakukan hanya menatap cowok didepannya itu dengan lekat sambil menampilkan senyuman terbaik yang ia miliki.

"Udahan dulu ya boxing nya, entar lo kecapean. Bisa-bisa sepupu lo itu ngamuk sama gue," Kata Rangga yang diangguki oleh Mayang.

Mereka berdua langsung ganti baju lalu meninggalkan sport center.

"Mau kemana dulu atau langsung balik?" Tanya Rangga pada Mayang.

"Mampir taman kota dulu ya. Pengen es krim"

"As your wish, Beb" Rangga tersenyum pada Mayang.

Sesampai di taman kota Rangga langsung membeli dua es krim rasa coklat dan vanila dan membawanya ke Mayang. "Coklat atau Vanilla?"

"Vanilla!" Jawab Mayang antusias.

Lalu Rangga menyodorkan es krim rasa coklat pada Mayang dan memakan es krim rasa vanilla.

"Kan gue bilangnya vanilla! Kok dikasih coklat sih" Mayang menggerutu kesal.

"Gue ga nanya lo maunya yang mana. Gue tadi cuma nanya yang paling enak yang mana" Ucap Rangga membuat Mayang cemberut. Melihat Mayang menggerutu, ngomel, cemberut rasanya sangat menggemaskan bagi Rangga.

"Nih," Rangga menyodorkan es krim rasa vanilla nya pada Mayang.

"Kan udah dimakan tadi,"

"Dikit doang kok," Kata Rangga.

Mayang mengambil es krim rasa vanilla itu dengan senyum sumringah dan memberikan es krim rasa coklat itu kembali pada Rangga, namun cowok itu menolaknya. "Buat lo aja"

"Serius?" Tanya Mayang yang diangguki oleh Rangga.

Secepat kilat Mayang mengecup pipi Rangga dan mengucapkan terimakasih. Rangga sangat kaget dengan perlakuan tiba-tiba Mayang. Hatinya berbunga-berbunga. Rasanya kupu-kupu berterbangan di perutnya. Kalau hanya memberi es krim saja Mayang mengucup pipinya. Rangga akan membelikan es krim setiap hari bahkan membeli sama gerobaknya pun ia rela untuk mendapatkan kecupan lagi dari gadisnya itu.








Rangga kok manis banget sih kaya gula 😟 Mayang yang dimanisin kok aku yang blushing ya 😁😁😊








JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
💚

MAY-RANGGA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang