🍋7

169 34 81
                                    

"Makasih karena lo udah nyelametin gue waktu itu dan maaf kalo selama ini gue selalu nyari gara-gara sama lo" Sambung Rangga. Rangga mengucapkannya dengan pelan dan terkesan lembut membuat Mayang terdiam tak percaya.

Mayang masih terheran tak percaya atas apa yang ia dengar. Seorang Rangga berbicara biasa aja padanya itu sebuah keajaiban. Biasanya Rangga selalu saja mengeraskan suaranya dan membuat dirinya jengkel. Tapi ini apa? Ia seolah tak paham dengan situasi saat ini.

Apakah ini akhir dari peperangannya dengan Rangga selama ini. Apakah akhirnya ia akan berdamai dengan cowok dihadapanya ini? Atau jangan-jangan...

"Rangga, lo ada yang sakit? Kepala lo ga pusing kan? Lo kebentur juga? Lo udah bilang dokter? Gue taunya yang ketusuk perut lo bukan otak lo," Tanya Mayang bertubi-tubi membuat Rangga memutar bola matanya jengah.

"Lo mau otak gue ketusuk juga?" Protes Rangga.

"Ya ga juga sih, tapi kenapa tiba-tiba lo jadi lembut gitu ngomongnya sama gue. Biasanya kan lo ngegas terus,"

"Emang lo mau kita perang terus? Capek gue" Sanggah Rangga.

"Ya ga juga sih, tapi kan biasanya lo nyari ribut sama gue" Protes Mayang.

"Abisnya lo nya aja rese! Lo beneran gamau damai sama gue?" Ucap Rangga.

"Ya ga juga sih, cuma aneh aja" Mayang bergidik ngeri saking merasa anehnya.

"Ya ga juga sih, ya ga juga sih... Gitu aja terus sampe upin ipin masuk SD" Kesal Rangga. Pasalnya sudah tiga kali Mayang menyebut kalimat itu.

"Yaudah gausah nyolot!" Sanggah Mayang.

"Lo aja yang bikin kesel gue terus!" Balas Rangga kesal.

"Gitu aja terus! Sampe pala lo jadi kaki kita ga bakal damai" Mayang tak kalah kesal.

Ini mereka berdua tadi katanya mau damai, kenapa masih saja adu mulut. Bukan damai yang ada emosi masing-masing makin tersulut.

"Jadi ini jadi damai apa kagak?" Tanya Ranga.

"Yaudah!" Jawab Mayang.

"Yaudah!" Sambung Rangga.

Cekreekk (Anggap bunyi pintu)

Mayang dan Rangga menoleh ke arah pintu. Disana Riko, Farrel, dan Kelvin baru saja masuk. Mereka memicingkan mata melihat Mayang dan Rangga yang duduk berdekatan tanpa perdebatan yang biasa terjadi.

"Waduh, situasi macam apa ini?" Pekik Kelvin keheranan.

"Kayaknya banyak yang udah kita lewatin nih..." Sambung Kelvin melihat Rangga dengan tatapan menyelidik.

"Udah malam May, ayo balik!" Titah Riko langsung diangguki oleh Mayang.
"Gue balik dulu, Rang" Pamit Riko pada Rangga. Rangga hanya mengangguk mengiyakan.

Diperjalanan pulang Riko dan Mayang sama-sama diam tak ada yang bersuara. Riko melihat Mayang dari kaca spion motornya. Riko mengernyitkan dahi melihat Mayang tanpak berfikir serius.

"Ngapa lo? Kesambet?" Tanya Riko pada Mayang dengan sedikit berteriak karena kaca helm yang menutupi wajahnya. Refleks Mayang mencubit punggung Riko membuat sang empu mengeluh kesakitan.

"Gila lo ya! Gue lagi nyetir juga" Gerutu Riko.

"Sejak kapan lo ikut balapan?"

Mampus! Tampaknya saudara sepupunya itu tak melupakan perkataan Kelvin waktu di Rumah Sakit.

"A-nu... Sejak awal SMA" Jawab Riko gelagapan.

MAY-RANGGA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang