Budayakan Vote sebelum membaca!
Happy Reading!
--------------------------||------------------------
"Natya ayo turun, makan malam sudah siap nih." Ibu Natya berteriak, seraya menaruh makanan di atas meja makan.
Natya menuruni anak tangga, menarik kursi di sebelah Ibunya. Sedangkan Ayahnya ada di seberangnya
"Nih gorengan bakwannya satuan ya yang gedenya, jangan rebutan inget"
Diambilnya 1 bakwan yang berukuran besar oleh Ayah Natya. Natya mengawas - ngawasi Ayahnya. Khawatir bakwannya diambil, ciee
Dan benar saja bakwan yang berukuran besar miliknya justru diambil oleh ayahnya.
"Loh kok punya Natya diambil sih Yah? Ayah kan udah ambil bakwan yang gede, nah ya berarti tinggal punya Natya sama Ibu dong" Natya protes dengan nada lembut tapi tidak selow, gimana tuh nadanya? Coba tanya mbah google sapa tau dia tau, karena Author juga gak tau gimana nadanya wkwkwk"Yaudah nih ambil punya Ibu. aja" Mama Natya menengahi, karena pasti setelah ini akan ada adegan perang dunia entah yang keberapa. Always rebutan. Gorengan saja direbutkan. Hadehh
"Enggak Bu, itu kan punya Ibu, yaudah lah Natya makan gorengan yang kecil aja" Natya cemberut
"Ayah sih 'kan Ibu udah bilang, gorengan nya satuan, kok malah diambil semua?" Ibu Natya menggeleng - gelengkan kepalanya. Yang satunya maunya dapatnya serba yang besar, yang satunya tidak mau kalahan. Hadehh. Berasa punya anak kembar. Yang sabar ya bu wkwk
"Yaudah lah sini gorengan nya, udah mulai sekarang kamu beli makanan aja sendiri ke depan, terserah mau ngengkog kek, atau naik apa kek, gak ngurus" Ayah Natya mengambil piring yang berisikan gorengan bakwan. Nah! Mulai! Ngambekkan! Kan gorengannya Natya yang diambil, kok malah Bapaknya yang marah, kan aneh!
Ngengkog = dalam bahasa jawa artinya jalan kaki jarak jauh
'Dosa apa aku punya Ayah kek baperan kek gini ya ampun, kritik dikit aja langsung marah kek orang PMS' batin Natya merasa miris
Natya menghela napas kesal, dia akhirnya mengambil bakwan milik Ibunya. Sejak itulah Natya dan Ayahnya menjadi musuhan. Sebutan jaman sekarangnya sih lagi slek
***
Sekarang hari minggu pagi, Natya dan Ayahnya masih saja musuhan
"Natya, kamu minta maaf ya sama Ayah" bujuk Ibunya begitu dia sampai di meja makan
"Kan yang salah Ayah, Bu. Kok jadi Natya yang minta maaf?" protes Natya tidak terima, yang salah kan Ayahnya, kok jadi dia yang minta maaf duluan?
"Udah minta maaf aja, tadi Ibu udah bujuk Ayah, tapi ya gitu, Natya tau sendirikan sifat Ayah kaya gimana?" Ibu Natya mengusap lembut punggung Natya. Hmm. Lagi, lagi, dan lagi pasti saja yang harus meminta maaf. Natya sudah hafal sifat Ayahnya itu, yaitu selalu benar, dan akan selalu benar.
Natya mengedarkan pandangannya ke segala sudut rumah, barangkali ayahnya nyempil. Pikirnya. Set dah Nat, emang bapak kamu apaan nyempil - nyempil? Upil kali ah nyempil wkwk.
Dilihatnya Ayahnya yang sedang meminum kopi di ruang keluarga sembari menonton berita. Duhh minta maaf nya gimana caranya?
"Yah, Natya minta maaf ya soal yang tadi malam" Natya duduk di sebelah Ayahnya sembari menundukkan kepalanya.
"Disuruh Ibu ya kamu minta maaf gini?" Iya Pak benar! Tau aja si ah, Natya aja mau minta maaf duluan. Anakmu ini kan sifatnya gengsian kaya bapaknya. Ingin rasanya Natya berkata seperti itu. Tapi nanti yang ada dia dicincang - cincang sama Ayahnya.
"Enggak kok Yah, Natya janji deh gak bakal ngulangin kaya tadi malam lagi." Natya mendongakkan kepalanya, lalu mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya membentuk tanda peace.
"Sok aja kamu tanya sana sama Tante Lies, apa pernah Ayah nge-hak-in makanan punya Kakek?" sembur Ayah Natya. Dari mulutnya keluar kaya api - api gitu. Set dah Nat! Emang bapakmu Naga? Bukan naga ini sih namanya, tapi macan wkwkwk
"Iya maafin Natya, Yah. Natya janji gak bakalan kaya gitu lagi" ujar Natya lembut. Sebenarnya sih pengen maki - maki Ayahnya, tapi nanti kalo dia maki - maki yang ada dia nanti gak dapat makanan lagi, uhh Natya tidak bisa membayangkan betapa suram hidupnya tanpa ada makanan.
"Benar? Padahal tuh ya kamu tuh tinggal makan, yang cari duit tuh Ayah kamu sama Ibu kamu, eh ini sih malah nge-hak-in makanan Ayahmu, udah kayak kamu yang cari duit aja" set dah Pak! Kok diungkit - ungkit lagi sih? Jangan ungkit - ungkit masa lalu napa, Pak! Mana omongannya lebih pedas dari bon cabe
"Iya heem. Janji Natya gak bakal ulangin lagi deh"
"Yaudah iya, awas kalau diulangin lagi" iya pak! Iya! Ngomel aja deh kayak ibu - ibu, kan kesel dengerinnya
Natya memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, kupingnya pengang gara - gara mendengar ocehan Ayahnya
--------------------------||------------------------
Holla😉
Gimana nih Part ini? Comment dong comment jangan sampai engga!
Budayakan Comment sesudah membaca ya!
Coba kalian bayangin punya Papa yang baperan kaya Papanya Natya! Bayangin aja dulu! Pasti kesel kan?
Vote dan commentnya kutunggu😉
Senin, 18 May 2020
Salam sayang,Na_Sea😃
KAMU SEDANG MEMBACA
N A T Y A [ On Going ]
Teen Fiction⏺Masuk Kategori "Populer" pada 16 Juni 2020 "Kamu itu jelek, sadar diri napa" ~ Ramadhan Anggara ~ "Mencari yang baru atau terus berharap dengan orang yang tidak menganggap kehadiran kita selama ini?" ~ Karina Tyas Denada ~ -------------------| |...