23. Cravings🐣

161 25 0
                                    

Happy Reading guys
-
-
-
-


Dengan pergerakan pelan, Jimin memutar arah hadapan Mi Ran menjadi menghadap ke arah dirinya . Saat ini Jimin bisa melihat dengan jelas bekas air mata yang masih setia membasahi wajah cantik Mi Ran.


Tidak menunggu waktu lama, Jimin pun langsung mengulurkan tangannya, kemudian mengusap air mata Mi Ran menggunakan ibu jarinya. Sangat di sayangkan air mata itu terus saja mengalir di wajah cantik Mi Ran.

Jimin akui Mi Ran terlihat sangat cantik saat ini, bahkan saat ia menangis pun ia terlihat sangat cantik.

"Berhentilah untuk menangis" Kemudian Jimin kembali mendekap tubuh Mi Ran, supaya gadis itu bisa menangis dengan puas tampa malu terhadapnya.

"Apa kau sudah makan??" Tanya Jimin mencoba mencairkan suasana. Namun Mi Ran hanya membalas dengan gelengan kepala saja, membuat sudut bibir tebal Jimin terangkat.

"Jadi kau belum memakan makanan yang ada di atas nakas itu ya? " Ucap Jimin sembari melirik sejenak ke arah Nakas yang memperlihatkan makanan yang masih sangat utuh.

Kembali, Mi Ran hanya menggeleng.

" Kenapa?" tanya Jimin lagi sambil mengerutkan dahinya. Akan tetapi tangan Jimin masih saja terus mengelus punggung Mi Ran yang masih setia menikmati kenyamanan di dadanya.

Jarang sekali Mi Ran bisa mendapatkan perlakuan seperti ini dari Jimin. Pelukan Jimin merupakan hal terindah bagi nya , meskipun jalan kehidupannya sangat buruk akan tetapi Mi Ran bisa bahagia jika bersama lelaki yang tengah memeluk dirinya itu.

"Aku tidak menyukai makanan itu" rengeknya .

"Jadi kamu mau makan apa?? "

Mi Ran terdiam sejenak, sembari menjauhkan sedikit wajahnya, memberi jarak supaya ia bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas.

"Aku... Aku ingin memakan Kimci buatan mu__" Ucapnya kecil hampir tidak terdengar oleh Jimin sendiri.

"Apa??" bingung Jimin, ingin mendengar ucapan Mi Ran lagi.

Kepala Mi Ran langsung menunduk ragu, "Aku ingin memakan Kimci buatanmu" Ulangnya malu sembari menggigit bibir bawahnya.

Seketika, Jimin langsung terkekeh. Apakah ia tidak salah dengar, bahwa Mi Ran hendak memakan kimci buatannya!! Padahal Jimin kan tidak terlalu pandai dalam urusan dapur.

"Kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa kok". Tuturnya,

Jimin merasa sangat gemas saat ini, melihat tingkah Mi Ran sungguh obat penenang baginya . Siapa yang tega menolak permintaan wanita itu, dengan tatapan sayu namun menggoda, seketika membuat Jimin hanya bisa menuruti semuanya.

"Baiklah, akan ku masakkan untukmu"

"Tapi jangan berfikir aku mau menuruti mu semudah itu, ini semua aku lakukan karena kau sedang sakit saja" Pringatnya.

"Jadi, jika aku tidak sakit, kau tidak akan menurutinya?? Protes Mi Ran cemberut.

Jimin kemudian tersenyum hangat, tangannya terulur mengelus wajah pucat Mi Ran dan menatapnya dalam." Apapun yang kau inginkan, akan ku berikan. Baik kau sedang sakit ataupun tidak, jadi jangan sungkan untuk memberi tahuku apa yang kau inginkan. Mengerti!! " Tukas Jimin lembut.

Mi Ran langsung terdiam menatap bola mata simpit milik Jimin yang setia menatapnya dalam. Lama terdiam dengan posisi saling bertatapan, dengan perlahan jimin mendekatkan wajahnya menghapus jarak yang memisahkan bibirnya dengan bibir Mi Ran yang masih terlihat pucat.

Pelan namun pasti dengan penuh perasaan, Jimin menekankan bibirnya pada bibir Mi Ran, dengan perasan yang menggebu-gebu ingin memperdalam ciumannya namun di hetikan oleh Mi Ran.


Mi Ran menjauhkan kembali jarak antara mereka dengan mata yang masih terpejam.


Jimin langsung mengernyit bingung dengan penolakan Mi Ran. "Ak___aku ingin ke kamar mandi" Ucapnya pelan dengan pipi yang sudah merah merona.

Seketika kebingungan Jimin langsung buyar, ingin rasanya ia mengutuk dirinya sendiri karena sudah berpikir yang aneh-aneh. Awalnya Jimin berfikir penolakan Mi Ran tadi menandakan bahwa wanita itu sudah tidak tetarik dengan dirinya lagi. Tapi setidaknya pikirannya salah, saat ini Jimin benar-benar tidak ingin menyia-nyiakan Mi Ran lagi, ia merasa perasaan miliknya untuk Mi Ran sangatlah kuat, bahkan perasaan ini juga belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan saat ia masih Mencintai sosok Akira.

Perasaan itu sebenarnya memang sudah ada sejak cukup lama, tapi dengan bodohnya Jimin sendiri tidak mengenali perasaan yang ada di dalam dirinya sendiri, jika dia sadar bahwa perasaannya begitu besar untuk Mi Ran, Jimin tidak mungkin mau menyakiti Mi Ran dan mempermainkan gadis sebaik dan setulus Mi Ran , malahan dirinyalah yang rela tersakiti demi gadis yang telah berhasil menyadarkan dirinya akan ketulusan cinta yang ia dapatkan dari Mi Ran .


-
-
-
-

Hari pertama Mi Ran ngidam kimci buatan Jimin nih.. kira-kira nanti bakal ngidam apa yahh ..hmmm🌚🌚ㅋㅋㅋㅋ

Sampai di sini dulu ya,eits jangan lupa mampir ke Story aku yang lainnya yahh. Di tungguin lohh😊😊

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote, komen, berserta di follow juga akun Author nya 😊😊🐣💜

See you next part guys🐣🐣🐣

See you next part guys🐣🐣🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'FAKE LOVE' [THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang