21. Pregnant !!!🐣

220 27 0
                                    

🐥
🐣
🐥
🐣




Saat kaki Mi Ran melangkah dengan berat memasuki kawasan bandara Seoul Korea Selatan menuju ke kota New York. Kepalanya terasa sedikit pusing, badan nya juga terasa lemas. Mi Ran bingung dengan keadaan nya untuk sekarang ini.


Apakah seberat itu untuk dirinya meninggalkan kota ini???


Meninggalkan semua kisah yang telah ia lalui, meninggalkan cintanya, serta semua kesakitan yang ia rasakan, dan semua penghianatan yang selalu ia pikirkan.

"Apa yang terjadi kepadaku akhir-akhir ini??" Keluh nya, mengelus perutnya yang terasa mual.


Drrrrtttt drttttt


Terdengar suara getaran ponsel miliknya yang berasal dari tas selempang yang berukuran sedang yang di mana tempat Mi Ran masukkan Ponsel miliknya . Dengan malas Mi Ran pun meraihnya dan dengan cukup terkejut saat melihat siapa yang tengah menelpon dirinya saat ini.

Ia juga tidak menyadari bahwa ternyata sudah ada 7 panggilan yang tidak terjawab dari lelaki itu. Ia tidak tau apa motivasi lelaki itu untuk menelpon dirinya, padahal ia juga sudah tidak berarti lagi, peran nya juga sudah habis, dan hanya meninggalkan benih-benih cinta yang hanya bersifat sebelah pihak.


Apa. Benih???? Yaaa benih...


Sontak Mi Ran langsung menekan perutnya dan langsung berlari ke arah toilet dan langsung menuntahkan seluruh isi perutnya yang hanya berisikan cairan bening . Pagi ini Mi Ran memang belum Sedikit pun menyentuh yang namanya makanan apapun, ia hanya meminum air putih saja. Beberapa hari ini juga Mi Ran memang sudah tidak berselera untuk makan, ia juga tidak terlalu memikirkannya . Ia hanya berfikir mungkin semua yang ia alami beserta sakit hatinya lah yang membuat selera makan nya menurun drastis hingga saat ini.

Setelah puas memuntahkan semua isi yang ada di dalam perutnya, perlahan Mi Ran mengelus dadanya yang kembali terasa sesak. Tubuhnya merosot terduduk di lantai toilet yang dingin. Air mata Mi Ran pun ikut keluar dengan sendirinya.

"Apa yang harus ku lakukan terhadap mu..." Pilunya sembari menyentuh pelan perutnya, menangis sendu .

Mi Ran sadar, ia tau. Dirinya sudah sangat telat untuk bulan ini, Mi Ran mengerti dengan keadaan nya, karena Mi Ran juga sudah pernah membaca tentang buku-buku yang menyangkut hal itu.

Ingin rasanya ia bercerita, tapi ia tidak tau harus mengatakannya kepada siapa. Sekarang Mi Ran merasa hidupnya sangat hancur. Ia tidak mempunyai siapa-siapa lagi di sekitar nya, orang-orang yang ia sayangi, ia cintai dengan perlahan di renggut darinya.


Bukankah Tuhan itu adil.. !! Jika iya, kenapa semua siksaan ini terjadi secara terus-menerus terhadap dirinya??


Penglihatan Mi Ran pun mulai buram, suara yang awalnya terdengar ramai kini sudah terdengar sayu di telinganya. Dengan air mata yang masih menetes membasahi wajahnya, tubuh Mi Ran seketika ambruk ke lantai dan kemudian dengan cara perlahan dirinya pun hilang kesadarannya .

Terlihat wanita yang sejak tadi menunggu antrian untuk masuk toilet itu pun merasa curiga karena sejak tadi gadis cantik yang memasuki toilet terlebih dahulu darinya belum juga keluar hingga saat ini dalam waktu yang cukup lama.

Tanpa berpikir panjang, karena takut akan terjadi suatu hal yang tidak di inginkan, wanita tadi langsung berinisiatif untuk memanggil keamanan yang ada di area bandara.

Dengan panggilan serta ketukan yang ber ulang-ulang yang di lakukan oleh pihak bandara, namun tetap saja tidak menimbulkan sahutan sedikit pun dari dalam toilet , membuat keamanan di sana terpaksa mendobrak pintu itu dan langsung terlihat Mi Ran yang tengah terbaring meringkuk di lantai dengan wajah yang sangat pucat.

Dengan sigab, mereka pun langsung mengangkat tubuh lemah Mi Ran dan membawanya ke rumah sakit supaya ia mendapatkan penanganan yang sesegera mungkin.


"Tidak apa-apa, dia hanya lemas karena kondisi fisik nya memang sedang rentan. Saya harap anda sering memantau kondisi si ibu harus tetap sehat, dan mengkonsumsi makanan yang gizinya cukup, jangan biarkan ia strees atau kelelahan, karena akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka "


Terdengar Semar-Semar, perlahan Mi Ran menggerakkan tubuhnya yang tengah terbaring di atas kasur rumah sakit yang ia singgahi untuk beberapa jam yang lalu.

Sedangkan Yeonjun hanya mengangguk di hadapan seorang Dokter yang menangani Mi Ran seolah dirinya mengerti, padahal sama sekali ia belum nyambung dengan penjelasan Dokter kepadanya, yang dia tau Mi Ran hanya mengalami kondisi fisik yang tidak mendukung.

Yeonjun sangat khawatir saat ini, apalagi ketika seseorang yang menelpon ke nomor restoran yang di mana tempat mereka bekerja dan memberi tahu bahwa Mi Ran pingsan di bandara dan segera di bawa ke rumah sakit. Saat itu Yeonjun sangat khawatir, pikirannya sudah melayang kemana-mana, takut akan terjadi suatu hal yang sangat buruk terhadap wanita itu.

"Apa kau sudah sadar???" tanya Yeonjun saat melihat Mi Ran yang mengerutkan dahinya berusaha hendak membuka matanya yang masih enggan untuk terbuka.


"J____Jiminnnn..." Lirihnya pelan, namun masih cukup terdengar oleh telinga Yeonjun.


Seketika detak jantung Yeonjun terasa berhenti sejenak menyadari sebegitu besarnya cinta Mi Ran untuk seorang Jimin. Namun malah perlakuan seperti inilah yang ia dapatkan hingga sekarang . Jika saja posisi Jimin adalah Yeonjun, pasti lelaki itu tidak akan mau menyia-nyiakan cinta tulus dari Mi Ran, ia akan berusaha mempertahankan nya sampai kapan pun.


Tapi kenyataan nya tidak.Yeonjun bukanlah Jimin, Yeonjun adalah Hwang Yeonjun, lelaki yang selalumencintai Mi Ran dengan apa adanya, yang pastinya cintanya tulus untuk wanitayang tengah terbaring lemah tepat berada di hadapannya itu.



-
-
-
-
-
-
-
Don't forget to Vote, coment and Follow my account yaaa bye byee 💜💜🐣🐥

-------Don't forget to Vote, coment and Follow my account yaaa bye byee 💜💜🐣🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'FAKE LOVE' [THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang