17. Only you🐣

187 29 0
                                    

🐥
🐣
🐥
🐣

Happy Reading Guys



"Apa mungkin pagi itu kita ... "



" Apa yang kau pikirkan !! Itu tidak mungkin terjadi " potong Mi Ran terlihat panik.

"Tapi. Aku jelas-jelas melihatnya"

"Hentikan omong kosong ini Jim. Kita tidak mungkin melakukannya. Dan kumohon berhentilah menanyakan hal yang tidak masuk akal ini kepadaku"

Dahi Jimin langsung berkerut saat melihat ekspresi Mi Ran yang terlihat panik dan terkesan sangat mencurigakan. Seketika otak Jimin mulai berfikiran kemana-mana apalagi saat mendengar protes dari Mi Ran.

" Kenapa kau terlihat sangat panik? . Baiklah sekarang katakan yang sejujurnya, apa yang telah terjadi??" tanya Jimin serius sambil mendekatkan wajahnya ke arah Mi Ran dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa yang kau lakukan, menjauhlah" Usir Mi Ran mendorong dada Jimin yang berusaha mendekat ke arahnya.

"Kenapa!! Kenapa kau terlihat sangat takut dengan ku hum?"

"Hentikan..."

"Jangan bilang kau..." Ucapnya terhenti dan langsung mengerutkan dahinya. " Apa yang terjadi dengan wajahmu??"

Pandangan Jimin langsung teralihkan dan langsung terkejut saat melihat luka yang belum sepenuhnya mengering berada di wajah Mi Ran . Ia baru sadar, karena sejak tadi dia tidak terlalu memperhatikan bagian itu dan gadis itu juga sering menutupnya menggunakan rambut.

Dengan cepat Jimin langsung menyentuh wajah Mi Ran dan membelakangkan rambut gadis itu agar dia lebih mudah memastikannya.

"Apa yang terjadi..!!" Bingungnya menatap khawatir.

Tiba-tiba ingatan tetang pada saat dirinya mabuk pun terlintas di dalam kepalanya, apalagi saat melihat luka yang terdapat pada wajah cantik gadis yang tengah berada di hadapannya itu .

" Apakah ini gara-gara ku!?" Tanya Jimin dengan bola mata melebar menatap dalam ke arah Mi Ran yang mulai menuduk pelan.

"Jawab !. Kumohon, katakan yang sebenarnya!! " Pintanya. Sedangkan Mi Ran hanya memberi anggukan kecil, tanda bahwa yang di ucapkan oleh Jimin adalah benar .

Mata Jimin langsung bergetar, ia langsung merasa bersalah saat mengetahui hal itu.

"Maafkan aku..." kemudian Jimin pun langsung memeluk tubuh Mi Ran sambil terus mengucapkan kata maaf berulang-ulang.


Hati Mi Ran langsung bergetar saat mendengar ucapan maaf dari Jimin. Mi Ran selalu memaafkannya, tapi cukup berat rasanya memaafkan saat dirinya di lecehkan sebagai orang lain. Ya,... Mi Ran kecewa saat mereka melakukan nya pagi itu Jimin tidak sadar. Jimin selalu mengira dirinya wanita lain bukan Mi Ran. Mi Ran juga terus berusaha agar Jimin sadar bahwa di bawah kendalinya itu bukanlah wanita itu, melainkan dirinya. Tapi percuma, Jimin tetap saja melakukannya sambil menyebut nama wanita lain di setiap erangan kemarahannya.


Hati Mi Ran sangat perih jika mengingat bagian itu.


"Apa kau tidak ingin memaafkan ku hum??" Tanya Jimin khawatir tanpa ingin melepas dekapannya.

Tanpa menjawab, Mi Ran menjauhkan tubuhnya melepaskan pelukan mereka dengan kepala sedikit menunduk enggan menatap wajah Jimin.

'FAKE LOVE' [THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang