15. Drunk II ❌🐣

209 30 0
                                    

🐥
🐣
🐥
🐣

"Aku bilang DIAM !!" sontak Mi Ran langsung terdiam meredam tangisnya. Sesak, sangat sesak yang dia rasakan saat ini.

Dia sangat bingung harus berbuat apa. Dia tidak mampu melawan Jimin, dia sangat takut. Mi Ran tidak bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah sebuah kebahagiaan atau sebuah kehancuran yang akan menimpa dirinya.

"Kumohon lepaskan aku"

-
-
-
-

Dengan cara kasar Jimin terus memaksakan untuk membuka semua pakaian milik Mi Ran, lalu menyentuh seluruh bagian sensitif yang ada di tubuh Mi Ran dengan kasar, hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Apa kau suka! " Tanyanya dengan nada penuh penekanan, kemudian mencium bibir pucat Mi Ran sembari terus menyentuh daerah sensitif yang berada di bagian paling bawah. Kemudian Jimin langsung memasukkan satu jari ke sana sehingga membuat Mi Ran memekik kesakitan.

"Akhhh. Jim..."

"Ada apa!! Bukannya kau sudah sering melakukannya"

"Kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan di luar sana, hah !!" Ucapnya kasar, sembari mempercepat tempo dengan sedikit bruntal, pada liang inti milik Mi Ran yang masih sangat sempit.

Air mata Mi Ran terus menetes melalui sudut matanya, membuat bantal yang ada di bawah kepalanya mulai basah.

"Jim... Ahhh " Desah Mi Ran.

Jimin terus mencium leher Mi Ran dengan sangat agresif, meninggalkan beberapa bekas di sana. Tak lupa pula tangan Jimin juga memainkan kedua gunung kembar yang tengah menegang akibat rangsangan bertubi-tubi yang di berikan oleh Jimin.

"Jimin, hentikan. Ahhh"

"Aku___sudah tidak tahan" Tubuh Mi Ran seketika bergetar saat merasakan ada sesuatu yang ingin keluar melalui liang inti miliknya. Melihat hal itu, seketika Jimin tersenyum kecil, Jimin mengerti dengan apa yang di rasakan oleh gadis itu saat ini. Kemudian Jimin langsung mempercepat lagi tempo permainannya agar Mi Ran segera menuntaskan orgasme pertama miliknya .

"Jim.. Akhhhhhh" Setelah itu, tubuh Mi Ran pun langsung melemas. Mi Ran terus menarik nafas nya yang terasa sangat sesak tanpa memperdulikan Jimin yang tengah menatapnya dekat .

"Kau suka?? Padahal baru jariku saja kau sudah mencapai klimaks secepat ini, bagaimana jika milikku yang memasuki mu !!. Pasti kau akan sangat puas, bukan"

Mendengar kata-kata vulgar yang keluar dari bibir Jimin, Mi Ran hanya mampu menggeleng lemah. Menghentikan nya juga sudah terlambat karena lelaki itu sudah siap untuk bertempur dengannya.

Dengan perlahan, Jimin sudah membuka kedua kaki Mi Ran agar mempermudah aksinya.

Tangan Jimin pun meraih tangan Mi Ran dan menyatukan genggaman mereka dengan erat. Ekspresi Jimin saat ini terlihat sangat tenang layaknya seseorang yang sedang tidak terpengaruh oleh minuman apapun.

"Aku akan memuaskan dirimu untuk malam ini" Bisik Jimin ke telinga Mi Ran yang meliuk pelan merasakan sesuatu yang aneh mengganjal di sela-sela selangkangannya.

Aneh, padahal hari masih terbilang pagi. Tapi, malahan Jimin mengira sudah malam, mungkin karena efek mabuk yang tengah melanda dirinya. Sehingga dirinya juga tidak bisa membedakan hari sudah malam ataupun pagi, dan dia juga tidak bisa membedakan antara nyata dan tidak nyata karena pengaruh minuman yang cukup parah menimpanya .

'FAKE LOVE' [THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang