29. Save My Wife 🍁🐣

160 23 0
                                    

Happy Reading guys
🐥
🐣
🐥
🐣

Jam sudah menunjukkan pukul 08 : 15 malam. Sejak tadi Jimin merasa gelisah ingin pulang namun pekerjaannya tinggal sedikit lagi , jadi ia dengan terburu-buru menyelesaikan semuanya.

Setelah semuanya selesai, Jimin dengan cepat kembali ke Rumah Sakit. Ia merasakan pirasat buruk , meski baru beberapa menit yang lalu Mi Ran membalas pesannya saat ia menanyakannya apakah Wanitanya sudah makan atau belum . Tapi Mi Ran hanya membalas menyuruh Jimin cepat pulang karena Mi Ran ingin Jimin juga merasakan pergerakan anak mereka untuk pertama kalinya.

Namun meski begitu, Jimin malah jadi tambah gelisah dan hendak buru-buru untuk pulang.

Setibanya Jimin di Basement Rumah Sakit dan memarkirkan mobilnya di sana. Jimin sedikit berlari masuk dan berhenti di depan Receptionis dan meminta supaya Dokter berkunjung dan melihat keadaan ibunya, karena ia ingat Mi Ran juga bercerita pada saat ia menemani ibunya ia melihat jari-jari sang ibu sedikit bergerak.

Setelah mengatakan hal itu, Jimin pun pergi terlebih dahulu , Jimin merasa tiba-tiba dirinya gugub, ia tidak tau kenapa dirinya merasa gugub, apakah ini evek karena ia senang telah mendapatkan informasi Mengenai ibunya atau hanya perasaannya saja yang tidak enak .

Tibanya Jimin di depan pintu kamar Mi Ran, Jimin langsung membukanya dan melihat tidak ada siapapun di sana. Dahi Jimin sedikit berkerut .

Kemudian Jimin memutar arah ,dan pada saat ia ingin menutup pintu tiba-tiba ia mendengar suara barang jatuh yang berasal dari kamar Ibunya, dan seketika itu jantung Jimin jadi tidak karuan.

Sedangkan di dalam kamar Mi Ran terus melawan supaya Akira tidak melukai nyonya Park, namun karena sudah merasa emosi , Akira pun langsung menusukkan pisau itu tanpa pikir ke arah perut Mi Ran yang terus mengganggunya sehingga Mi Ran langsung tersentak berhenti ikut memegang pisau yang menancap di perutnya.

Dan detik itu juga Jimin yang datang tiba-tiba membuka pintu sambil memanggil ibunya namun seketika terkejut saat melihat keadaan manusia yang ada di dalam sana.

Mata Jimin melebar saat melihat darah yang bercucuran ke lantai dan di sana juga terdapat pisau yang masih menancap di perut Mi Ran yang juga tangan Akira yang masih memegang gagang pisau .


"Ji__Jimin....." Lirih Akira takut.


"Akhh....Bayiku..."Lirih Mi Ran hampir tidak terdengar kemudian perlahan merosot ke lantai .


Melihat hal itu Jimin yang tadinya syok hingga tak bisa bergerak langsung berlari ke arah Mi Ran ,dan juga beberapa Prawat dan dokter yang baru datang langsung ikut masuk.

"Mi Ran-ah,.. Bertahanla, kumohon "Panggil Jimin memeluk tubuh Mi Ran yang mulai lemas karena banyaknya darah yang bercucuran ,air mata Jimin sudah menggenang bahkan mulai bercucuran tanpa bisa di hentikan.

"Ba__bayiku....Eomma..."ucap Mi Ran berusaha mengeluarkan kata-kata.

"Jangan khawatir kalian akan selamat ,kumohon Bertahanlah."

Namun, Mi Ran sudah tidak sadarkan diri, dan terkulai lemah di pelukan Jimin dengan darah yang memenuhi tubuhnya hingga mengenai pakaian Jimin yang ikut di penuhi oleh darah .

Kemudian, Mi Ran pun langsung di bawa ke ruang oprasi , sedangkan ibu Jimin langsung di tangani oleh Dokter yang terus memacu jantung Nyonya park agar kembali. Jimin yang sudah kembali dari ruang oprasi kini menangis di sudut ruangan melihat ibunya yang tengah sekarat di atas ranjangnya.

"Jim..!!!" Panggil ayahnya yang baru datang kemudian memeluk tubuh anak semata wayangnya.

Jimin menangis di pelukan sang ayah , tuan Park mengerti dengan apa yang di rasakan Jimin ,hatinya juga terasa sangat hancur kala mendengar berita itu, ia juga tidak sanggup menatap wajah istrinya yang tengah kritis .


Titttt.....Tittt


Seketika semua Dokter terdiam ketika melihat layar monitor yang menunjukkan garis lurus, kemudian Dokter yang menangani ibu Jimin pun datang ke arah Jimin dan ayahnya dengan tatapan bisa di artikan.

"Maaf...Kami sudah berusaha semaksimal mungkin ,tapi hasilnya tetap sama"

"Tidak ....tidakk..Eomma tidak boleh meninggalkan ku ..."Tangis Jimin yang di ikuti oleh tuan Park

Jimin sungguh tidak bisa menerima semua ini, Jimin sangat hancur, ia tidak bisa apa-apa ketika orang yang ia sayangi berada dalam bahaya sehingga nyawanya di renggut, Jimin sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

"Ayo nak, kita lihat ibumu untuk yang terakhir kalinya."Ucap tuan park berusaha kuat menahan Tangisnya. Sedangkan Jimin yang mendengar ucapan Sang ayah malah tambah menangis.

Tuan park membopong tubuh lemah Jimin ke arah Ibunya yang terlihat sangat pucat.

"Eomma....Eomma bangunlah...Apakah kau tidak ingin melihat cucumu kelak hmm"Tangisnya pilu, tuan park tidak henti-hentinya mengelus punggung Jimin yang gemetar ,melihat anaknya yang tersiksa seperti ini tuan Park tidak bisa apa-apa selain hanya menenangkan nya.

"Jim...Kau lihat, ibumu bahkan tersenyum saat meninggalkan kita, dia sangat cantik bukan ?" Ucap Tuan park menatap wajah istrinya pilu, Jimin mengelap air matanya sambil mengangguk.

"Jadi kau harus mengikhlaskannya, biarkan ibumu tenang di sana "Ujar tuan Park.

"Permisi...maaf tuan " ucap salah satu Dokter yang datang ke arah mereka . Dokter itu terlihat masih mengenakan pakaian ruang operasi ,ia juga terlihat memegang sebuah dokumen dan sebuah pulpen.

Ia menunduk pasrah sebelum mengutarakan penjelasannya "Maaf tuan , kami sangat membutuhkan keputusan tuan secepat Mungkin karena__"

"Katakan "Ucap Jimin langsung

"Nyonya Mi-Ran sekarang dalam keadaan koma, ia harus segera di oprasi dan kami juga harus mengeluarkan bayinya juga ,karena tusukan itu bayinya ikut___"

"Diam..!!! jangan sembarangan bicara"Tegas Jimin, emosi namun langsung di tahan oleh ayahnya.

"lanjutkan Dok "Ucap Tuan Park.

"Dan saya kemari ingin meminta persetujuan tuan secepatnya ,jika tidak ibu dari bayi bisa celaka karena pendarahan yang terjadi cukup banyak . Dan satu lagi , rahim sang ibu juga terluka cukup parah dan ada kemungkinan sang ibu susah untuk mengandung, tapi____"


"Hentikan ! " Ucap Jimin sudah tidak sanggup untuk mendengar penjelasan dari Dokter yang menangani Mi Ran, Jimin sudah pasrah, yang dia inginkan saat ini hanyalah yang terbaik, dia hanya ingin orang yang dia sayangi tetap bisa bertahan.



"Tolong selamatkan istri saya .....Kumohon ".



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'FAKE LOVE' [THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang