VotE vOtE VoTe ya jgn lupa....
Scroll↓↓↓----
"Ck, lo apaan sih!" Ucap Flona ketus pada lawan bicaranya didepan. Lawan bicaranya juga tak kalah tajam tatapannya.
"Lo yang kenapa! Semalem lo udah jelas nge-iyain tawaran gue! Kenapa lo malah duluan?!" Tanya Frian sedikit membentak. Ya Frian lah yang tadi menyeret Flona, dan sekarang mereka berada di rooftop.
Flona diam, se- tomboy-tomboynya Flona, ia tetap perempuan yang takut jika ada yang membentaknya, apalagi ia tak pernah dibentak oleh bundanya, ayahnya, bahkan Rion abangnya hampir tak pernah membentaknya.
"Gue emang gamau dari awal!" Jawab Flona berusaha untuk bersifat biasa saja. Frian yang sadar sudah membentak Flona pun meminta maaf.
"Sorry tadi gue udah bentak lo. Gue kesel, kenapa sih lo seakan akan ngejauhin gue? Gue ada salah apa?" Tanya Frian jujur, entah kenapa ia bisa mengatakan hal sepanjang ini selain kepada keluarganya. Entahlah.
"Lo gaada salah. Tapi lo gabisa maksa gue harus bareng sama lo" jawab Flona dengan datar, membuat Frian kembali menatap tajam Flona.
"Gue gatau kenapa gue maksa lo. Yang gue tau gue cuman mau bareng lo, apa salah? Engga kan?" Balas Frian masih dengan tatapan tajamnya. Flona pun menatap balik Frian.
"Tapi gue gamau, jadi lo gaada berhak untuk maksa!" Sentak Flona.
"Tap-" ucapan Frian disela oleh Flona.
"Gue gasuka dipaksa bang. Lagi lo juga bukan siapa siapa gue kan? Baru kenal juga. Jadi lo gaada hak untuk maksa gue" ucap Flona panjang, lalu meninggalkan Frian yang masih terpaku dengan perkataan Flona tadi.
"Argh!! Maksudnya gimana sih. Gue emang bukan siapa siapa dia, tapi apa salah kalo gue ajak bareng dia?" Tanya Frian pada diri sendiri, lalu duduk dibangku yang memang disediakan di rooftop.
"Gak salah Yan" jawab seseorang tiba tiba membuat Frian menoleh.
"Setho?" Gumam Frian membuay Setho berjalan kearahnya.
"Lo denger pembicaraan gue sama Flona tadi?" Tanya Frian masih dengan tatapan datarnya membuat Setho terkekeh.
"Yaiya lah. Orang gue liat tas lo di kelas, gue udah feeling pasti lo ke rooftop. Eh pas gue sampe sini, lo lagi debat sama Flona. Langsung aja gue ngumpet" jawab Setho masih dengan kekehannya.
"Hmm. Menurut lo gimana?" Tanta Frian lagi dengan tatapan yang sudah melunak, membuat Setho meluruskan pandangannya kedepan.
"Menurut gue, Flona orangnya cuek, baik, jago futsal, cantik" jawab Setho masih dengan tatapan lurus kedepannya.
"Cantik?" Gumam Frian membuay Setho menoleh dan gelagapan.
"Eerr..maksud gue Flona orangnya gabisa dipaksa, apalagi dia juga baru kenal sama lo, bahkan belom deket juga kan" ucap Setho mengalihkan lalu tersenyum tipis.
"Gue bingung, gue juga gatau. Kenapa gue sampe maksa dia" keluh Frian, yap! Frian yang terbuka sudah keluar, bukan Frian yang dingin.
"Mungkin...lo suka sama Flona?" Tanya Setho dengan memelankan suaranya dikalimat terakhir. Tapi Frian jelas mendengarnya karena disini sepi.
"Suka?" Beo Frian dengan tatapan bingungnya.
"Iya, mungkin lo suka sama dia. Jadi lo maksa dia buat bareng sama lo?" Ucap Setho lagi sambil bertanya tanya dalam hatinya, apakah temannya ini juga suka terhadap Flona.
"Gatau, gue bingung" jawab Frian, Setho hanya tersenyum tipis lalu bangkit.
"Pikirin baik baik, apa lo suka atau cuman lewat aja" ucap Setho diselingi candaan diakhir ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMBOY GIRL (Hiatus)
Teen FictionFlona Safira Ayunindya. Murid berparas cantik dengan nama yang feminim, tapi tidak dengan sifatnya. Tomboy, itulah yang dijuluki oleh teman temannya. Sifat cuekpun juga melekat didalam dirinya, dan itu yang membuat seseorang tertarik untuk tau lebih...