"FLONA?!?!" ucap Frian panik karena baju Flona berdarah, sedangkan Flona langsung menatap Frian bingung.
"Ka Frian kok disini?" tanya Flona bingung sambil sedikit meringis.
"Tadi kita nunggu lo lama. Akhirnya gua disuruh jemput lo" jawab Frian seadanya sambil ikut sedikit meringis melihat keadaan Flona.
"Eh maaf" ucap Flona merasa bersalah pada teman temannya dirumah.
"Yaudah yo" ajak Frian sambil menarik Flona untuk berdiri.
"Eh lo gimana sih, orang dia ga kuat berdiri!" teriak Bayu kesal membuat Frian menaikkan sebelah alisnya.
"Yaudah tas Flona mana?" tanya Frian datar.
"Nih Yan" ucap Reno sambil memberikan tas Flona. Frian pun langsung mengambil tas Flona dan segera menggendong Flona dan langsung buru buru menuju mobil.
"Eh eh turunin, apa apaan sih lo kak" tolak Flona sambil berusaha untuk turun.
"Udah lo jangan ngomong terus" balas Frian. Dan langsung buru buru ke mobil dan langsung ke rumah Flona. Di mobil Flona pun di interogasi.
"Kok bisa? jatohnya parah lagi" tanya Frian pada Flona yang baru saja duduk.
"Kesenggol sama Vero" ucap Flona singkat lalu memainkan ponselnya.
"Kan postur tubuh Vero ga jauh jauh dari lo, kecuali lo kesenggol Dimas, baru" balas Frian membuat Flona berdecak malas.
"Ck, gue lagi mau umpan ke kiri, otomatis gue pake kaki kanan. Nah pas gue pengen nendang bola, si Vero pengen rebut juga bola nya. Tapi malah nendang kaki gue, badan gue juga ke body ama badan dia ya udah akhirnya gue ke guling guling deh" jelas Flona panjang.
"Ada ada aja lo, terus ga jadi nih kita jalan jalan? kan lo lagi sakit" ucap Frian membuat Flona menggeleng.
"Gapapa lah, orang cuma luka dikit" elah Flona sambil bercermin di jendela mobil.
"Dikit lo bilang?"
"Iyalah. Btw udah rame aja rumah gue" ucap Flona mengalihkan topik pembicaraan. Pas juga mereka sampai rumah Flona.
"Iyalah orang udah pada rapih, tinggal lo doang" ujar Frian memberi tau.
"Kok bukan abang yang jemput?" tanya Flona sambil keluar mobil.
"Eh lo bisa jalan ga? Ntar lo tanya sendiri aja" balas Frian lalu berjalan menuju Flona tapi ditolak oleh Flona.
"Bisa" jawab Flona walaupun agak kesusahan untuk berjalan, sebab kedua lututnya sangat nyeri jika digerakkan.
"Butuh bantuan?" Tawar Frian lagi yang tak tega melihat Flona seperti susah bergerak.
"Iya deh" putus Flona membuat Frian langsung membopongnya.
"Tadi bilang nya bisa" ledek Frian sedangkan Flona hanya memutar kedua bola matanya saja.
"FLONA!LO KENAPA?!" Pekik Via kaget karena Flona di papah oleh Frian. Rion, Setho dan Gio juga ikut berdiri, kaget.
"Flona kening, siku, lutut sama paha lo kenapa?!!" tanya Rion panik sambil berjalan menuju Flona.
"Ntar aja nanya nya. Obatin dulu nih, kesian" ucap Frian lalu dibalas anggukan oleh Rion.
"Yon dimana P3K nya?!" tanya Setho ikut panik sedangkan Gio membantu Flona untuk duduk.
"Ck cepet dong" kesal Via pada Setho yang lama mengambil P3K nya.
"Sabar dong" ucap Setho yang juga buru buru.
"Sini" panggil Via sambil buru buru mengambil P3K nya dan mengobati luka luka Flona.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMBOY GIRL (Hiatus)
Fiksi RemajaFlona Safira Ayunindya. Murid berparas cantik dengan nama yang feminim, tapi tidak dengan sifatnya. Tomboy, itulah yang dijuluki oleh teman temannya. Sifat cuekpun juga melekat didalam dirinya, dan itu yang membuat seseorang tertarik untuk tau lebih...