Dua Puluh Delapan

146 9 36
                                    

Vote yoww jgn lupaa🌟

Happy reading and enjoooooy!✨✨

****

Malam hari, Flona izin pulang terlebih dahulu untuk bersih bersih. Dengan berat hati Frian mengizinkannya, itu juga dengan rayuan Rion yang mengatakan bahwa besok sebelum berangkat sekolah, mereka akan menjenguk terlebih dahulu.

Flona tak habis pikir oleh teman abangnya itu, tingkah lakunya sangat aneh. Apa karna sedang sakit, jadi manja seperti itu?

"Bang, temen lo aneh banget" ujar Flona sambil menoleh ke arah abangnya yang sedang menyetir.

Rion terkekeh, "aneh gimana?" Tanyanya balik.

"Ya ... Aneh aja, dia jadi kaya manja gitu, nggak kaya sifat aslinya" jawab Flona.

"Dia kalo lagi sakit emang gitu, lo maklumin aja" ujar Rion yang memang tau bagaimana sifat sahabatnya itu, walaupun baru bersahabat sejak masuk Sma, ia sudah mengenal sifat sifat temannya.

"Gimana?" Tanya Rion tiba tiba.

Flona mengerutkan keningnya, "gimana apanya?" Tanyanya balik.

"Hati lo, udah bisa nerima Frian?"

"Belum, ga bisa secepat itu bang. Lo gamau kan kalo gue terpaksa? Itu malah bikin dia tambah sakit hati lah" 

"Tau aja yang dulunya pernah sakit hati" ledek Rion, sontak Flona memutar bola matanya jengah dan memilih diam.

"Frian nggak kaya apa yang lo pikir kok" ujar Rion setelah tadi hening.

"Dia cowo baik, jadi kemungkinannya kecil dia sakitin hati lo" lanjutnya, sedangkan Flona terkekeh kecil.

"Walaupun kecil, tapi ada kemungkinan kan?" Ujar Flona membalikkan ucapan abangnya.

"Udahlah, gue gamau bahas itu. Udah pusing seharian gue ngurus temen lo" lanjutnya, sontak Rion mendadak menepikan mobilnya.

"Jadi lo ga ikhlas gitu?" Bentak Rion, hal itu membuat Flona kaget.

"Lo emang ade gue, tapi dia sahabat gue juga, Flo. Lo ga boleh ngomong ga sopan kaya gitu, seakan lo ngelakuin ini terpaksa. Kalo dia denger kesian Flo, lo ngga tau kan masa lalu dia gimana?" Lanjutnya masih dengan wajah tegas.

"Bang, gue ga maksud gitu. Maksud gue ... " Ucapan Flona menggantung.

Rion sebenarnya tak tega, tapi ia harus tegas kepada adiknya ini. Ia baru kali ini mendengar adiknya berbicara seperti tadi, seolah tak ikhlas.

"Gue apa?" Tanya Rion datar, "udahlah, gue cuman ga suka aja lo ngomong kaya gitu, itu nggak sopan Flo. Gue aja ngerasa nyesek pas lo ngomong gitu tadi, kalo Frian yang denger gimana coba?" Tanyanya lagi, tapi Flona tak menjawab.

"Jangan sampe sia siain orang yang sayang sama lo. Karna tiap orang punya batas kesabaran. Gue bilang gini biar lo nggak nyesel nantinya, karna kan penyesalan itu adanya di akhir" lanjut Rion berbicara tanpa nada, lalu kembali melajukan mobilnya.

Sedangkan Flona hanya terdiam memikirkan ucapan Rion tadi. Benar benar ia tak bermaksud seperti itu, ia juga sadar kalau ucapannya tadi itu salah. Sekarang masalah hatinya, apakah ia bisa menerima Frian, orang baru yang tiba tiba masuk ke hidupnya?

****

Fajar telah tiba, matahari sudah mulai muncul perlahan, sinarnya memancarkan kehangatan menggantikan dinginnya malam yang diguyur hujan.

Frian membuka matanya perlahan, karna brankar nya dekat dengan jendela, ia jadi terbangun karena sinar matahari pagi yang langsung menerpa wajahnya.

TOMBOY GIRL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang