PART 1

7.1K 607 21
                                    

- Busan,
17.45 KST.

"Eughhh,"

Seorang gadis melenguh lirih yang tebangun dari tidurnya. Ia membuka matanya dan menyandarkan punggungnya di dashboard ranjang. Pandangan matanya meniti setiap ruangan yang ia tempati saat ini. Namun nihil, pandangannya buram dan ia tidak bisa melihat dengan jelas setiap sudut kamar tersebut. Ia sadar bahwa kacamatanya telah rusak dan tak berbentuk lagi akibat ulah Jungkook.

Eoh? Kamar? Tinggu. Ini kamar siapa?! Ia terkejut dan bangun dari ranjang itu dan segera meraba-raba ruangan tersebut, ia mencium aroma maskulin, berarti seorang lekaki yang menempati kamar ini. Seingat ia, yang ia ingat bahwa ia dibully massal oleh seluruh siswa di sekolahnya dan berakhir ia tidak sadarkan diri. Namun, sebelum ia tak sadarkan diri seorang lelaki menghampirinya. Ia terkejut dan membolakan matanya sontak setelah sadar akan sesuatu.

"Jeno! Aisss, kenapa lelaki itu sangat baik kepadaku," gerutu Hyeji. Ia terus berjalan meraba ruangan itu untuk menuju pintu keluar kamar ini. Hyeji haus, tenggorokkannya kering dan perutnya lapar. Dia seperti tertidur selama berbulan-bulan saja.

Dan setelah ia mendapati pintu kamar tersebut, ia pun membukannya dan berjalan untuk menuju ke dapur. Ia sedikit sulit untuk menuju kedapur, bagaimana bisa, ia harus menuruni beberapa anak tangga untuk menuju dapur.

Beberapa kali ia terjatuh karena tak sengaja bertubrukan dengan benda-benda disana. Dan, pada saat melewati meja makan Hyeji terjatuh lagi karena tersandung oleh kaki kursi yang berada di meja makan.

"Akhh!" rintih Hyeji kesakitan. Ini yang kesepuluh kalinya ia terjatuh dan berakhir ia tersungkur di kebawah.

"Hyeji, kau tidak apa-apa?" tanya seseorang yang baru saja tiba dari luar. Ia meletakkan sembarangan beberapa kantung plastik yang berisi beberapa belanjaan dan segera menghampiri Hyeji yang susah untuk bangun dari tempatnya jatuh.

"Oh, Jeno. Aku tidak apa-apa, jadi tidak perlu khawatir," ucap Hyeji gugup. Sedangkan, Jeno membantu Hyeji untuk berdiri agar bisa berdiri.

"Kenapa kau keluar dari kamar Jiya?" tanya Jeno tak sabaran.

Jiya adalah panggilan kesayangan untuk Hyeji, menurut Jeno, Jiya adalah nama yang imut untuk Hyeji yang begitu lugu dan polos.

" Oh itu, aku ingin kedapur untuk meminum air, tenggorokkan ku sangat kering," jawab Hyeji begitu lembut bak kain sutra.

"Ya, jelas kau begitu haus dan tenggorokkanmu kering, kau tidak sadarkan diri selama 1 minggu lamanya," ucap Jeno dan membelai surai panjang Hyeji. Hyeji yang mendengar itu sontak terkejut dengan mulut ternganga.

"Apa?! Ba--bagaimana bisa?" kejut Hyeji, pantas saja ia seperti mati rasa dan lapar. "Berarti aku tidak sekolah? Lalu bagaimana ini, aku belum memberi ijin dan tidak sekolah tanpa pemberitahuan. Pasti orang-orang disana berpikir bahwa aku bolos sekolah! Tidak! Bagaimana kalau aku dihukum atau lebih parahnya dikeluarkan dari sekolah? Tidak akan! Tidak, tidak, aku tidak mau, bagaimana ini?" gerutunya panjang lebar dengan nada begitu panik.

Jeno yang melihat itupun membuatnya tertawa terbahak-bahak. Menurutnya, itu terlihat lucu jika Hyeji berekspresi seperti itu.

"Hei, kenapa kau malah tertawa?" kesal Hyeji sambil melipat tangannya didepan dada.

"Hahaha, tenanglah, aku sudah memberimu ijin di sekolah. Apa kau lupa, saham Ayahku tertanam setengah di sekolah itu Jiya," ucap Jeno memberitahu sambil tertawa ringan.

BAD BOY | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang