Suasana pada siang hari ini mendadak menjadi panas dan menegangkan. Kabut hitam mewarnai kedua manik Jeon Jungkook, garis rahang itu semakin mengeras menampilkan urat-urat. Belum lagi kedua tangan yang mengepal kuat dan siap kapan saja menghantam apapun yang ada disampingnya.
Sejak tadi dirinya mencoba tenang dan damai dengan otak yang terus menampilkan aura negatif tanpa alasan apapun. Hal ini sangat jarang dikeluarkan sosok pria bernama Jeon Jungkook tanpa alasan yang pasti, ya tentu nya satu hal yang membuatnya seperti ini adalah dirinya telah kehilangan sesuatu yang berharga dan sangat ia jaga.
Alasan dirinya seperti ini adalah karena wanita yang ia cintai sepenuh hati, yaitu Hwang Hyeji. Wanita tersebut telah hilang dari pagi tanpa sepengetahuan siapapun dan tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Singkat saja, pagi hari tadi tepat pukul 9 pagi, Jeon Jungkook dan sekeluarga tengah pergi bersama untuk mencari sang pelaku yang dengan beraninya menganiaya Hyeji. Semua pengawal dan anggota kepercayaan kelurga Jeon ikut mencari, dan tinggallah Ibu dari Jeon Jungkook sendiri dan juga Hyeji, Jungkook menyuruh Ibunya menjaga Hyeji selama ia tidak ada dirumah.
Setelahnya, sepergian Jungkook dan anggotanya, selang 5 jam mendadak Ibu Jeon menelfon Jungkook dengan tangisan dan juga kepanikan yang menjadi-jadi. Jungkook sempat berpikir mungkin saja Ibunya sedang berakting mungkik karena Hyeji yang menyuruhnya, namun hal itu ditepis mentah-mentah oleh Jungkook sendiri setelah sang Ibu berteriak dengan erangan keras dan juga sebuah kalimat yang dilontarkan sang Ibu membuat Jungkook mengumpat keras dan membanting stir untuk segera sampai di rumah.
'Jungkook, cepat kembali kerumah! Orang yang kalian cari tengah membawa paksa Hyeji pergi dari sini!'
Sesampainya, Jungkook dan sang Ayah dirumah, mereka benar-benar terkejut bukan kepalang melihat keadaan rumah dan situasi yang begitu acak-acakan dan berantakan tak pasti. Semua benda pecah belah sudah tak berbentuk lagi diatas lantai dingin tersebut, hampir semua barang sudah tidak di tempatnya lagi. Satu objek yang membuat Ayah dan sang anak itu seketika menggeram dan berteriak kencang setelah melihat sang Ibu yang tergeletak tak sadarkan diri disamping meja makan dengan pelipis yang mengeluarkan darah segar, untung itu bukan luka dalam.
Ayah Jungkook pun langsung membawa sang istri menuju rumah sakit untuk diberi penanganan khusus, sedangkan, Jungkook dan beberapa bodyguard lainnya langsung tancap gas mencari keberadaan Hyeji disekitar rumah dan ada juga yang mencoba cara lain agar Hyeji bisa ditemukan secepatnya dengan keadaan yang masih utuh.
Jungkook marah besar, kini ia sedang berada dikamar dan mengacak semua barang disana, melemparnya dan memukulnya dengan keras. Ia menangis dengan isakan yang begitu keras, luka di tangannya belum hilang. Ia ingin mencari keberadaan Hyeji tapi tidak ada jejak apapun ditinggalkan sang korban ataupun pelaku, beberapa suruhan Jungkook pun entah sudah berapa kali melapor mengenai keberadaan Hyeji yang belum mereka temukan sama sekali.
"Jiya, kau dimana...." isak Jungkook sambil tertunduk lemas di samping ranjangnya.
"Seharusnya aku tidak pergi tadi, dan menemanimu disini. Aku bodoh dan sangat ceroboh, tolong maafkan aku Jiya," katanya lagi sambil memukul dadanya yang semakin sesak karena tangisan.
"Semoga kau baik-baik saja. Tenanglah, aku akan membawa mu kembali dan kita akan bersama kembali seperti sedia kala. Aku...aku sangat mengkhawatirkanmu Jiy, aku sangat takut kehilanganmu...hiks," isaknya lagi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Jungkook pun bangun dari duduknya sambil menghapus air matanya dengan kasar setelah mendengar dering ponselnya yang ia letakkan di meja depan sofa dikamarnya. Jungkook mengernyit bingung setelah mendapatkan sebuah panggilan dengan nomor yang tidak dikenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY | ✔
Fanfiction[Mature Content]. Hanya sebuah kejadian masa lalu, membuat sosok pria jakung bernama Jeon Jungkook rela membully salah satu sahabat sekaligus seorang gadis di masa lalunya. Masa kelam yang membuatnya menjadi pria buruk di mata gadis muda itu, seoran...