- Busan,
08.00 KST.Benar-benar kondisi yang tidak memungkinkan bagi Hyeji untuk pergi ke sekolah mengikuti pelajaran pada hari-hari sebelumnya.
Sudah berjalan seperti bebek, wajah benar-benar pucat pasi, kondisi yang begitu lemah dan letih. Dan, itu karena ulah Jeon keparat itu.
Hyeji sungguh seperti kehilangan nyawanya separuh. Setidaknya separuh nyawanya lagi masih ia gunakan dengan normal, hanya bernafas dan melihat apa yang ia lihat. Untuk berbicara saja sepertinya rada susah, apalagi kondisi mulutnya benar-benar bengkak akibat pria keparat itu turus menyuguhkannya dengan ciuman yang terkesan brutal dan menagih lebih.
Brengsek!
Dan sialnya, Jungkook sedang asik-asiknya berjalan santai tanpa mengidahkan bagaimana kondisi dirinya, jarak antara Hyeji dan Jungkook memang terpaut cukup jauh, hingga mau tidak mau Hyeji hanya menghela nafas kesal.
"Hei, kenapa kau lambat sekali!" teriak Jungkook saat sadar dirinya cukup jauh dari jarak Hyeji berdiri.
Ingin menangis rasanya Hyeji saat itu melihat kondisinya sendiri. Dan, kini Hyeji menatap Jungkook dengan tatapan berkaca-kaca tetapi menusuk sangat tajam, dengan kedua tangan yang terkepal kuat.
Jungkook yang melihat itu mengernyit heran dengan tangan yang terlipat didepan dada. "Yakhh! Aku berbicara kepadamu, kenapa kau diam saja?!" dan lagi-laginya Jungkook berteriak sambil menghampiri sosok presensi Hyeji yang hanya diam tak jauh dari nya.
"Yakh! Kau---"
Omongan Jungkook terhenti seketika saat maniknya menyorot sosok Hyeji yang menangis dengan isakan kecilnya, saat Jungkook sudah berdiri didepan Hyeji saat itu.
Ingin rasanya berteriak kencang didepan wajah Jungkook, namun mulut ini seakan kelu untuk sekedar berucap 1 buah patah kata. Dan, berakhir dirinya hanya bisa menunduk sambil menangis dalam diam, hanya isakan kecil jadi tidak bisa didengar oleh siapa pun, hanya Jungkook dan dirinya yang bisa mendengar isakan kecil itu.
Seakan tahu apa yang dirasakan Hyeji saat itu, Jungkook lantas memberi pelukan Hyeji dibarengi dengan senyum tipisnya. Setidaknya Hyeji sedikit lega dengan pelukan Jungkook.
"Jiyaku, kenapa kau menangis hem?" Jungkook pun akhirnya bertanya. Yang Jungkook tahu, Hyeji menangis dan ia tidak tahu apa sebabnya.
"Ak--aku hiks," entahlah kapan tangisan kecil dari Hyeji akan usai.
Jungkook pun menenangkannya kembali dengan sebuah usapan lembut di punggungnya. Tidak peduli dengan tatapan dan omongan sinis para mahasiswa yang melihat drama yang tersaji didepannya. Jelas itu akan jadi buah bicara dikalangan sekolah tersebut. Karena, para mahasiswa itu tahu bahwa Jungkook sangat membenci Hyeji sebagai musuh bebuyutannya. Namun, siswa-siswa yang melintas disana seakan dijatuhi oleh bom besar karena, mendapati sosok Jungkook kian terbalik dengan sifat yang sebelumnya. Dan, Jungkook tidak peduli. Hyeji pun hanya mendengarkannya saja, masuk kanan keluar kiri seperti itulah.
"Kau kenapa menangis hem?" tanya Jungkook sekali lagi sambil menahan tawanya.
"Hiks, kau jahat---hiks," kata Hyeji disela-sela isakannya sambil memukul dada bidang Jungkook, berusaha untuk melepas pelukan erat dari pria sinting itu.
Jungkook tidak mengidahkan perlakuan Hyeji, malah ia semakin merapatkan pelukannya pada tubuh ringkih Hyeji.
"Aku jahat? Jahat dalam hal apa sayangku?" Jungkook memang sangat ahli menggoda Hyeji. Terbukti Hyeji benar-benar kesal dan mencoba melepaskan pelukannya dari Jungkook, nihil, caranya gagal.
"Hiks, kau jahat padaku!" Jungkook tak bisa menahan senyumannya lagi.
"Coba katakan, apa salahku padamu?" Jungkook mencoba berucap tenang dengan menahan tawanya untuk saat ini. Menurutnya, Hyeji sangat menggemaskan jika sudah seperti ini, seolah menangis didekapan sang Ayah.
"Hiks, kau tahu'kan, aku susah untuk berjalan karena ulahmu! Tapi, kau malah mengabaikanku dan meninggalkanku! Kau tidak tahu ini sakit sekali hiks, kau malah enak-enakkan jalan tanpa halangan sedikit pun! Kau yang membuatku seperti bebek yang baru bisa berjalan! Tapi, kau tidak mau sama sekali membantuku! Hiks, apa maumu pria sialan?!" ujar Hyeji panjang lebar dengan isakannya.
Sontak Jungkook tertawa renyah sambil melepas pelukannya dan mendaratkan kecupan manis di dahi Hyeji. Kedua tangan kekar Jungkook kini menangkup pipi Hyeji, hingga kedua manik mereka saling bertatap.
"Hei, kenapa cara bicaramu frontal sekali? Hahaha tapi, terdengar manis apalagi saat kau mendesah dibawah---"
"Yakhh, dasar pria mesum!"
***
- Busan,
11.00 KST.Pelajaran kali sungguh membosankan bagi Jungkook, yang paling membuat dirinya kesal setengah mati saat ini ialah, Ellen terus saja menempel kepadanya. Padahal Jungkook sudah mewanti-wanti Ellen dengan sebuah perkataan.
"Sudah kukatakan bukan? Bahwa kita tidak akan berhubungan lagi. Detik ini juga, kau paham?" Jungkook tak kalah marahnya dengan perbuatan Ellen yang dengan beraninya menyentuh kelaminnya secara tiba-tiba.
"Kenapa kau mengakhiri hubungan ini? Apa kau bosan denganku? Atau cara bercintaku kurang pas untukmu? Kau tahu'kan aku sangat mencintaimu! Kenapa kau sangat menyebalkan sekali?!" kini Ellen pun ikut tersulut emosi atas apa yang dinyatakan Jungkook untuknya.
"Ck, jangan egois Ellen, aku tahu kau hanya ingin hartaku saja! Itu benar kan?" decak Jungkook dengan kekehan kecil.
Tidak peduli lagi dengan guru yang secara terang-terangan mencurahkan sebuah materi pelajaran didepan kelas. Mereka berdua kini lebih menghakimi satu sama lain, walaupun dengan nada pelan tapi tajam.
Mendengar ucapan Jungkook yang terdengar santai, membuat Ellen terdiam seketika. Memang apa yang diucapkan Jungkook tidak ada salahnya, itu dibenarkan sendiri oleh Ellen. Hanya saja Ellen tidak mampu berkutik ataupun berucap sesuatu, kendati rencananya terbongkar.
"Cih! Kenapa kau tiba-tiba diam? Ketahuan ya?" celetuk Jungkook sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Ap--apa maksudmu Jung? Hahaha, jangan mengada-ngada seperti itu Jung," kegugupan kian menyeruak di benak Ellen sendiri.
Bunyi bel untuk istirahat dari pelajaran kini terdengar di telinga mereka. Jungkook sedikit melirik arloji yang ia pakai dipergelangan tangannya sambil mengulum lidah didalam mulutnya.
"Itu terdengar klise sekali, namun percayalah, hubungan kita cukup sampai disini saja. Tidak ada uang dan tidak ada Jeon Jungkook dikehidupanmu, mengerti?" ucap Jungkook dengan intonasi tajam dan sebuah penekanan disetiap kata-katanya.
Jungkook pun langsung beranjak dan keluar dari dalam kelas dengan santainya. Seketika tolakan tungkainya terhenti sejenak sambil menoleh kearah Ellen yang menatapnya penuh emosi.
"Dan, terimakasih untuk desahan dan lubang sempitmu Nyonya Cha Ellen." ujar Jungkook sambil melambaikan tangannya kearah Ellen dengan sangat santainya.
"Pasti ini semua ulah dari wanita sialan itu! Cih, awas saja kau Hwang Hyeji! Akan kubalas perbuatanmu karena dengan beraninya merebut Jungkook dari diriku!"
***
"Tidak ada salahnya kita membangun kembali persahabatan ini benar'kan?"
"Ck, aku tidak akan sudi!"
"Keras kepala sekali!"
"Kau kira aku peduli?!"
"Dasar, kelinci sialan!"
Tbc,
CerhliKristianti
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY | ✔
Fanfiction[Mature Content]. Hanya sebuah kejadian masa lalu, membuat sosok pria jakung bernama Jeon Jungkook rela membully salah satu sahabat sekaligus seorang gadis di masa lalunya. Masa kelam yang membuatnya menjadi pria buruk di mata gadis muda itu, seoran...