Angin berhembus kencang. Mata yang tertutup rapat menikmati suasana. Rentangan tangan yang seakan ingin terbang bebas. Berdiri di pinggiran atap gedung seolah tak terdapat gravitasi di atas sana. Senyumnya merekah kala mata itu perlahan terbuka. Melihat keindahan langit sore yang menyapanya.
Tak lekas turun dari posisi. Ia mantap menunjuk sang surya yang semakin tenggelam. Telapak tangan yang mulai melebar seperti ingin mendekap sesuatu yang ia lihat. Semakin lama ia berusaha membayangkan sesosok itu kian pudar. Tergantikan kegelapan yang sudah mulai menyapa. Senyumnya lenyap kala orang itu menghilang dari bayang penglihatan.
"Bagaimana caraku memperbaikinya?"
Lekas menikmati waktu yang terus berputar. Semakin lama sang waktu semakin mengejarnya. Tak kenal lelah ia mencobanya kembali. Berharap kali ini tak memundurkan langkah. Diasingkan layaknya orang lain, didiamkan, itu yang ia pikirkan.
Malam ini akan ia utaran semua apa yang tak terucap oleh kata. Bagian dari masa lalu yang seharusnya tak pernah menjadi masalah.
"Kumohon ... berikan aku waktu sedikit lagi."
<G:re>
Saya kembali bersama anak-anak saya.
Jangan lupa voment ya, ^^
Sunkyu^
Mengetik, 3 Mei 2020
Publikasi, 23 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
GASTRITIS :re
Fiksi UmumMembuatmu tertawa bersamaku. "Kakak iri ketika kamu tertawa bersama orang lain, Aufa." -Sahasya Khan "Adhek rindu tertawa bersama kakak." -Aufa Zabdan Azmi Sequel GASTRITIS ©2020