G:re Chapter 5 : Rencana Pararel (b)

620 82 31
                                    

          Satu persatu mahasiswa yang akan magang tiba di lokasi. Azmi yang memang paling dekat lokasi dengan santai ia berjalan sambil membawa payung lengkap menggunakan masker untuk menyembunyikan wajahnya yang pagi ini sedikit pucat.

          Rifqi yang juga lumayan dekat lokasi melakukan hal yang sama, jalan kaki. Dari arah pintu gerbang ia bisa melihat Azmi yang melenggang masuk ke dalam kantor. Tak seperti di kampus, Azmi lumayan menjadi mahasiswa teladan untuk urusan datang lebih awal di hari pertama magang.

          "Woe, Kik! Tungguin gue!" teriak seseorang sambil melajukan motor ke arah parkiran. "Sini-sini, gue ngojek payung!" Dilihatnya Zain yang masih membuka mantel yang ia kenakan dan merapikan rambut. Mau tak mau Rifqi pun menghampiri Zain.

          "Ayo, cepetan," ajaknya. "Azmi udah di dalam," lanjutnya.

          "Bocah dobol wes teko? Wuih!"

          Tak berapa lama Hanan pun datang menyusul. Ketiganya masih betah di parkiran kantor. Rifqi dengan kebaikannya menunggui mereka berdua dan membagi payung kecilnya untuk dijadikan penghalang laju air agar tak terlalu membasahi anggota badan ketiganya.

          Ternyata di dalam kantor sudah ada seorang gadis dari kampus lain yang sudah datang. Mereka bertiga melihat bagaimana dingin seorang Azmi terhadap lingkungan sekitar. Azmi bahkan tak sadar dipandangi oleh wanita itu.

          "Hai, beb, kok diem. Nggak kayak di kampus udah nyampek duluan," ucap Zain menggoda Azmi.

          "Lu bawa motor kan, nanti gue nebeng setelah selesai magang." Azmi tak menggubris Zain, ia malah balik melontarkan pernyataan.

          Beberapa orang tiba-tiba turun dari arah tangga. Khan berjalan menuju ruang tunggu di mana kelima mahasiswa itu berkumpul, diikuti oleh Ghaffar dan karyawan yang berada di lantai atas, Abil beserta Bima.

          "Halo, hujan dihari pertama magang, pengalaman baru, ya, adik-adik. Kakak udah lihat biodata kalian, coba sekarang langsung perkenalan secara resmi." Tanpa basa-basi Khan langsung saja mengajak perkenalan. "Coba yang pertama Mbaknya itu dulu."

          Wanita yang datang lebih pagi, dan dia orang pertama yang sampai terlebih dahulu sebelum jam buka kantor.

          "Nama saya Ghaada, dari kampus swasta Malang. Salam kenal."

          "Siapa tadi namanya? Nggak ada?" tanya Abil sedikit bercanda.

          "Ghaada, Kak. G-H-A-A-D-A," ucap Ghaada sambil mengeja namanya.

          Semua orang yang mendengar tersenyum sekilas, hanya Azmi saja yang diam di sisi Ghaada tanpa ada respon apapun dimimik wajahnya. Khan melihat adiknya sekilas. Lalu ia berucap, "Lalu yang di sebelahnya?"

          "Azmi, kampus negri Malang." Singkat kata Azmi ucapkan. Hingga berlanjut sampai Hanan yang berada di ujung barisan.

          "Okey, jadi nama Kakak Khan pemegang kantor ini, di samping kiri Kakak panggil aja Mbak Abil terus di kanan ini Mas Ghaffar, itu Kak Bima, Kak Ali, sama Mas Rais, dan di depan ada pak Agus. Kakak udah buatin kalian absensi kedatangan lewat online, jadi kalian nggak perlu tanda tangan, cukup gunakan sidik jari jempol nanti biar diurus sama Mbak Abil setelah ini.

          "Lalu untuk jadwal, hari produktif senin sampai jum'at, sabtu minggu libur. Bajunya senin sampai kamis pakai katelpak seperti yang kalian pakai sekarang, rapi dan berdasi. Khusus untuk hari jum'at kalian bisa gunain baju terserah kalian yang penting rapi, tapi biasanya kita ada baju tersendiri. Nanti Kakak kasih kaos, kalian bisa gunain kaos itu pas hari jum'atnya jika bingung gunain baju yang mana. Ada pertanyaan?"

GASTRITIS :reTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang