5 bulan berlalu..
Pukul 01 pagi, aku terbangun karna perutku yang sangat mulas. Hampir semua lampu rumah, Tuan muda matikan. Kecuali kamar mandi. Sesuai dengan anjuran islam jika waktu tidur malam tiba.
Kamarku pun gelap, aku takut kegelapan. Tuan muda tau itu. Ia slalu mematikan lampu kamarku jika aku sudah tertidur dan menyalakan kembali sebelum aku bangun.
Tanganku terkesiap mengambil handphone di nakas, aku menyalakan senter dan pergi ke kamar tuan mudaku. Lampu kamarnya masih terang, menandakan sang penghuni masih terjaga. Ku buka pintunya dan "Assalamu-- Ah manis sekali orang ini." Sepertinya ia ketiduran saat ia masih mengerjakan pekerjaannya. Terlihat dari posisinya yang masih duduk bersandar di kepala kasur dengan tangannya yang masih memegang laptop. Aku tertarik untuk mencium pipinya dan memeluk tubuhnya. Merasa terganggu, ia pun terbangun. "Kenapa sayang?"
"Tuan, perutku sakit. Aku tak berani ke kamar mandi. Ayo antar Isyah"
Aku merengek. Layaknya balita yang ingin dibelikan gulali.Di rumah ini kamar mandi hanya dua. Di lantai atas dan di pojok lantai bawah. Jadi, tak ada kamar mandi di masing-masing kamar tidur.
"Jangan menangis, Ayo!" Ia menggendong ku bak pengantin baru. Karna memang kita pengantin baru kan?
Aku menenggelamkan wajahku di dadanya. Perutku yang sangat mulas membuatku sangat manja dihadapannya."Mau aku temani di dalam?"
"Janganlah!" Ia tertawa kecil. Dan menungguku di depan pintu sampai aku keluar. Setelahnya aku dibawa ke kamarnya.
"Jadi kenapa? Kau hamil? Kita kan belum..." Ia menaik turunkan alisnya dan tertawa jail. Aku mencubit perutnya dan kembali memeluk ia dengan hangatnya. "Isyah datang bulan, tuan!"
"Ohya? Kirain"
"Kirain apa si ah. Kita kan belum apa-apa"
"Kau mau aku apa-apakan?"
"Ih, tuaaaan!" Tak tau kondisi sekali!Aku menangis dalam dekapannya, karna sebal dan karna perutku tambah mulas. Tangan tuan muda tak lepas mengenggam erat tanganku.
"Kau suka sekali pedas, Naza"
"Trus kenapa?"
"Dulu, jika Umi datang bulan, ia sepertimu. Katanya perutnya slalu mulas dalam waktu yang tak sebentar. Karna Umi suka sekali makan pedas."
"Selain mulas, kalau sedang menstruasi pasti badan terasa pegal-pegal kan?"
Aku mengangguk.
"Pakai hot in cream. Terasa panas dan mengenakan tubuh anda yang pegal-pegal dan merasa di pijit"
Ia bicara seakan agnes mo yang iklan produk.
"Ga lucu. Bloo" 😝"Niatnya bercanda. Biar lucu. Biar Naza tertawa. Tapi gajadi. Jadinya ga lucu. Dahlah males"
"Hahahah apaan si Tuan ini hahah ga jelas banget"
"Udah udah jangan bahas lagi. Ga lucu"
"Gapapa eh kali kali mah atu Sayang"
"Sejak kapan kau berani memanggilku 'Sayang'?"
"Sejak barusan dan akan seterusnya jika tuan memijit ku."
"Mulai main kode kodean"
"Heheh"
Ia membaringkanku. Tangannya memijit kaki dan tanganku. Ah tuan ini, bisa-bisanya membuatku benci dalam waktu kurang lebih dua minggu dan mampu membuatku jatuh cinta dalam waktu dua hari saja.
"Dulu kau yang bicara secara tidak langsung 'tak mau menemaniku tidur' kau juga yang sering mendatangiku kesini" Aku menyandarkan tubuhku pada kepala kasur. Tuan muda yang tangannya sudah pegal membaringkan kepalanya di pahaku. Lagi-lagi tak lupa tangan nakalnya menjemput tangan kananku untuk menggenggamnya dan yang kiri? mengusap lembut kepala tuan muda dengan lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam genggamanmu
SpiritualLepaskan sebelum memberi kepastian Genggam erat setelah menghalalkan🖤 🌼 Sebelumnya, gue minta maaf banget kalau ada persamaan alur, nama tokoh, latar, suasana, kejadian, sikap pemeran, persamaan kalimat, kata, huruf dan apa aja dah yang sekiranya...