Dalam genggamanmu-17

13 3 0
                                    

Pernikahan kami tinggal menghitung hari. Hari ini ada pengajian di rumahku sekalian acara siraman yang  memberi nilai plus suasana haru.
Saudara ku sudah banyak yang datang dari berbagai daerah. Bogor, cianjur, sukabumi, bandung, dll. Tak sedikit dari mereka membantu Ibu-ibu yang memasak untuk acara pernikahanku.

Banyak rasa senang yang ku rasakan dengan adanya acara ini, aku merasa mereka menyangiku lebih dari sebelumnya. Bagaimanapun di keluargaku, bukan Asyah dan Umi saja yang ku rasa mereka kurang suka padaku. Banyak pula dari kalangan keluarga besar apalagi setelah Bapak meninggalkan kami untuk selamanya.

Aku tak tau notif nya apa. Aku dan Asyah anak kembar. Kami dilahirkan di waktu dan tempat yang sama. Apa yang harus mereka benci dariku jika dengan Asyah mereka tak merasakan hal yang sama?

Apa karna kepergian Bapak? Itu mungkin saja. Tapi mereka membenciku sebelum dan sesudah Bapak pergi. So?

Handphone ku berdering. Tertulis Nama Tuan Muda di layarnya. Ia menelpon ku.

"Assalamualaikum Sholehah"

"Wa'alaikumussalam warohmatullah"

"Kau sudah siap?"

"Apa yang harus kami siapkan lagi, Tuan. Keluargaku sudah mengatur semuanya dengan baik. Percayalah."

"Alhamdulillah."

"Bagaimana denganmu?"

"Kau tau? Pernikahan masih 2 hari lagi. Dan dari 2 hari itu aku terus saja menghafal ijab qabul bahasa Arab ini. Aku tak mau melakukan kesalahan padamu untuk kesekian kalinya. Meskipun kesalahan itu hanya satu huruf dalam ijab yang membuatku harus mengulang untuk kedua kalinya. Untuk itu, ijab qabul akan ku ucapkan dengan sesempurna mungkin. In syaa Allah"

"Heum rupanya kau benar-benar ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Terima kasih, Tuan."

"Semuanya karna dan untukmu, Tuan Putri"

"Karna Allah"

"Iya deh. Terima kasih kembali untuk segalanya, Naza. Aku sangat mencintaimu. Ku pastikan kalau kau ada di sampingmu,aku akan memelukmu."

"Dan ku pastikan juga aku akan menolak, Tuan."

"Oh ya?"

"Aku akan menamparmu dan berteriak minta tolong pada warga"

"Minta tolong karna hatimu sudah sepenuhnya ku begal?"

"Ga lucu bucin."

.....

                              🌼🌼🌼

Allah memang baik. Tak akan memberi luka jika tak memberi kebahagiaan setelahnya. Aku bersyukur atas pernikahan ini. Ya. Kini pernikahan kita telah terlaksana. Meskipun kesempatan pertama yang Allah beri, disalah gunakan tuan muda. Tak apa. Semua karna Allah. Semua terjadi atas izin-Nya. Hanya perlu keimanan yang perlu kita tambah untuk meyakini segala ke Maha baikan-Nya dibalik itu.

Jika di muhasabah, sebenarnya lebih banyak kebaikan yang Allah beri daripada luka. Tapi kenapa orang-orang, terutama aku, lebih banyak yang bilang kebanyakan luka dari pada kebahagiaan? Mungkin karena kita terlalu terpaku pada luka. Dan kebaikan Allah tertutup hitamnya rasa kecewa. Jadi hanya lukanya saja yang terasa.

Ini momen yang indah. Meskipun Bapak ku dan Abinya tuan muda sama-sama sudah tiada. Aku yakin, mereka pun sama bahagianya dengan kami disini.

Rasa haru benar-benar terasa saat Tuan muda menjabat tangan Aa dengan percaya diri. Aku melihatnya di video call nya salah satu teman seangkatanku dari pesantren. Mereka  menjadi bridesmaid di pernikahan ini. Menjadi saksi bisu atas keteganganku di kamar "Suamimu sangat membuat kami ikut merasa haru, Syah." Ku lihat kesepuluh teman baikku itu berdiri di belakangku, menatapku lewat kaca rias dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Begitupun aku.

Dalam genggamanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang