2 - Deva Febyan Putra

501 32 8
                                    

Deva Febyan Putra

Deva Febyan Putra atau biasa dipanggil Deva seorang lelaki tampan yang wajah nya dapat mengalihkan dunia dia lahir di Jakarta 17 tahun yang lalu,namun dia dibesarkan di Bandung karena ayah nya harus mengurus kantor cabang Bandung saat itu.

Dahulu,Deva sering diceritakan oleh ayah nya bahwa ada 2 orang remaja yang meninggal bersama pada saat 1 detik Deva baru lahir didunia,setelah mendengar ceritanya Deva akan selalu bergidik ngeri tapi Deva selalu melupakan cerita itu karena itu sangat tidak penting untuk nya,untuk apa juga dia memikirkan cerita itu tidak berguna.

Hari ini hari sabtu

Deva tidak tau harus berbuat apa karena sejak dulu Deva tidak ingin mempunyai teman karena beberapa alasan itu yang membuat Deva selalu bingung jika hari libur seperti ini.
Meskipun disekolah nya selalu ada yang ingin menemaninya tapi Deva menolak.
Disekolah nya pun para perempuan tergila gila akan wajah Deva yang tampan tapi Deva mengabaikan hal itu,berteman saja dia tidak mau apalagi bercinta.

Lalu Deva berpikir dia tidak akan menyia nyiakan waktu libur nya hanya untuk rebahan.
Deva membuka buku pelajaran nya dan belajar dihari libur,ia mengerjakan pr nya supaya nanti dia santai.

Deva telah selesai mengerjakan pr,dan dia kembali bingung akan melakukan apa yang hanya bisa ia lakukan sekarang hanyalah bermain gitar lalu bernyanyi untuk mengisi waktu luangnya.
Dia pun mengambil gitar nya dan mulai memainkan nya lalu bernyanyi.

She's my sunshine in the rain
my Tylenol when I'm in pain yeah
Let me tell you what she means to me
Like a tall glass of lemonade
When it's burning hot on summer days
She's exactly what I need

She's soothing like the ocean rushing on the sand
She takes care of me, baby
And she helps me be a better man
She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes
She's exactly what I need

"Lagu buat siapa itu Dev,"ucap seseorang dibalik pintu kamar Deva

"Eh pa," ya itu ayahnya. "Bukan lagu buat siapa siapa pa,aku lagi pengen nyanyi aja,"balas Deva

"Dev,suara kamu bagus."puji ayahnya

"Makasih pa,"

"Em Deva ada yang papa mau omongin,"ucap ayah nya yang mulai melangkahkan kaki ke samping Deva dan duduk disamping Deva

"Apa pa?"tanya Deva

"Kita harus pindah ke Jakarta lagi,"

"Karena kerjaan papa lagi?"

"Iya kamu mau kan?"

"Tapi pa,papa tau kan Deva ga suka kota itu,"

"Iya Deva papa paham tapi papa ga bisa memaksakan kehendak atasan papa,"

"Papa sendiri aja ke Jakarta,Deva di Bandung."

"Ga bisa Dev,papa ga mau biarin kamu sendiri."

"Paaaa,"

"Dev bagaimana pun kamu harus melawan kebencian kamu sama kota itu,kota itu yang membawa kamu ada disini."

"Tapi kota itu yang membuat aku kehilangan segalanya,"

"Deva papa mohon sama kamu,papa ga mau biarin kamu sendirian."

Deva pun terdiam dia berpikir dan tak lama dia menjawab "oke pa,aku mau."

Deva setuju mereka akan pindah ke Jakarta lusa dan ayah nya mengurus surat perpindahan Deva

Lusa.

Mereka sudah tiba dirumah nya yang ada di Jakarta,rumah yang telah lama mereka beli dan rumah yang lama mereka tinggalkan

Deva menghembuskan nafas nya dengan berat pikir nya mengapa mereka harus kembali kekota ini

"Dev kamu istirahat ya,besok kamu mulai sekolah nya."

"Iya pa,"

Deva pun beristirahat dan mempersiapkan untuk sekolah barunya dimana ia harus bertemu dengan teman teman baru dan harus kembali beradaptasi tapi sebenarnya untuk apa dia beradaptasi Deva tidak akan memiliki teman.

***

Hari ini Deva pergi kesekolah baru nya.

Dia menyusuri koridor sekolah barunya bersama ayah nya,sedari tadi para perempuan selalu melihat nya dengan tergila gila
Sungguh Deva membenci perempuan kecentilan seperti itu

"Dev disini banyak cewek cantik tuh,lumayan buat kamu biar ga jomblo lagi,"ucap ayah nya

"Ga tertarik pa,"ucap Deva dengan datar

Sampai lah mereka dikelas Deva,setelah itu Deva masuk bersama gurunya dan ayah nya pergi.

"Pagi semuanya,"ucap bu Dinna pada murid murid nya

"Pagi bu,"ucap kelas

"Pagi ini kalian punya teman baru,"

Para perempuan genit seperti biasa sudah berkicauan dan tidak dihiraukan oleh Deva.

"Kamu boleh perkenalkan dirinya,"

"Nama saya Deva Febyan Putra kalian bisa panggil saya Deva saya pindahan dari Bandung."ucap Deva datar tanpa senyuman

"Ohhh akang bandung ternyata,"ucap salah satu murid perempuan

"Yaudah Deva kamu boleh duduk dimana aja yang kamu mau,"

Deva mengangguk

Deva pun memilih duduk dibangku paling belakang bangku yang dimana dia akan sendirian tanpa ada teman sebangku.

Deva pun melanjutkan hari nya,dia belajar disekolah barunya dengan tenang
Teman kelas nya tidak menyangka bahwa Deva sangat pintar,tapi mereka bingung kenapa dia malah memilih duduk dibelakang sedangkan masih ada orang yang tidak memiliki teman sebangku.

Jam istirahat.

"Deva kenalin nama gue Aldi,"ucap lelaki bernama Aldi

Deva hanya tersenyum

"Lo mau gue temenin?"tanya Aldi

"Engga makasih,"ucap Deva tersenyum

"Oh oke,tapi kalau lo ada butuh apa apa lo bisa ke gue aja,gue didepan."ucap Aldi

"Iya makasih ya,"

Tidak ada satu orang pun yang dapat berteman dengan Deva sejak dulu,dia tidak pernah punya teman baik yang disebut 'sahabat'

Sejak dari awal masuk Deva hanya terdiam sementara para perempuan ganjen hanya berkicauan,itu sudah biasa bagi Deva namun tetap menyebalkan ketika dia ingin fokus belajar para perempuan itu benar benar seperti burung yang hanya bisa berkicauan mengganggu pikiran Deva yang ingin berkonsentrasi

Setelah jam pelajaran selesai Deva langsung keluar kelas dengan para perempuan yang terus bertanya 'apa ig nya apa ig nya'

Deva menelpon ayah nya kalau dia sudah pulang dan ayah nya menjemput Deva,terkesan seperti anak manja tapi sebenarnya Deva selalu membawa mobil jika kesekolah lamanya,tapi kali ini ayah nya tidak mengizinkan Deva mengemudi dihari pertamanya sekolah

Ketika ayah nya tiba,Deva pun langsung memasuki mobil ayah nya

"Dev keren kamu hari pertama udah banyak cewek nya,"ucap ayah Deva ketika melihat perempuan perempuan itu.

Deva tidak menanggapi ayah nya soal para perempuan itu

"Pa besok Deva bawa mobil,"balas Deva keluar dari topik yang ayahnya bicarakan

"Tapi sekolah ini ga boleh bawa mobil,"

"Parkir dilapangan kosong aja,"

Ayah nya mengangguk dan mulai menjalankan mobil nya untuk mengantar Deva pulang dan kembali ke pekerjaan nya.

Cinta dan Rahasia 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang