Malam itu... Clara melangkah getir menyusuri gelap menuju halaman belakang sekolah Goldern
Ia menepis dingin yang seakan menusuk tulang
Senyumnya mengembang melihat siapa yang tampak duduk di bangku taman sembari menatap ke langit lepas.
Pemuda berambut legam yang memiliki tatapan setajam elang, Victor" Arka!" Sapa Clara memegang pundaknya hangat.
" Ah maaf, maksudku Victor." Clara berusaha mengulas senyum
Tapi pemuda itu hanya meliriknya sekilas lalu menghela napas panjang
" Mau apa ke mari?" Tanyanya sedingin sapaan angin malam itu.
Clara duduk di sisinya, berusaha memegang tangan putihnya hangat. Namun...
Victor menghindar
" Lupakan apa yang terjadi di kediaman Dragneel. Anggap saja itu tidak pernah terjadi, itu akan lebih baik bagimu." Victor berdiri hendak bergegas. Sebelum...
" Apa kau tidak mencintaiku? Sedikit saja... Apa kau tidak mencintaiku?" Tanya Clara memeluknya dari belakang.
Hangat
Victor memejamkan mata, bola matanya berkaca kaca
" Tidak." Jawabnya melepaskan pelukan Clara kemudian beranjak
Clara mengejar dan menghadangnya. Wajah cantiknya benar benar pucat dan terlihat kedinginan.
" Tapi aku jatuh cinta padamu." Ucapnya getir. Victor memalingkan wajah. Seperti biasa, dia bersikap sangat beku
" Minggir!"
" Jika cinta ini luka, maka aku tak akan sembuh." Air mata Clara menetes
" Clara...
" Jika cinta ini api, maka aku pasti terbakar di neraka. Jika cinta ini dosa, aku enggan untuk bertaubat, jika cinta ini siksaan maka aku akan menerimanya dengan senyuman. Lalu bagaimana bisa kau memintaku melupakan sedang kau sudah mengisi hati dan pikiranku." Clara menangis
Victor bergeming. Ia menatap Clara sendu
" Benarkan kau tidak memiliki perasaan terhadapku? Sedikit saja, apakah kau tidak melakukannya karna mencintaiku?" Tanya Clara lagi
" Ya, aku tidak mencintaimu. Aku melakukan itu hanya untuk menolongmu. Jadi aku minta jangan mengejarku lagi atau mengungkit kesalahan yang pernah kita lakukan." Ucap Victor dengan wajah tanpa dosa. Ia kemudian melepaskan mantelnya dan menyelimutkannya ke tubuh Clara sebelum beranjak pergi
" Aku tahu kau mencintaiku." Guman Clara memeluk mantel itu.
Ia kemudian melangkah gontai dan terduduk di bangku taman sambil menangis, menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Sedih, tentu saja
Ia berharap akhir yang bahagia dengan Victor. Ia setengah mati latihan untuk menemukannya. Tapi saat Victor kembali, pemuda itu justru ingin meninggalkannya.Jauh dalam heningnya...
" Pakai ini!" Celetuk sebuah suara membuat isaknya terhenti
Clara membuka ke dua tangannya lalu menatap teduh sosok yang menyodorkan sapu tangan di depannya.
" Drako." Gumamnya pucat
" Aku kebetulan lewat. Hapus air matamu." Ucap Drako cuek kemudian melemparkan sapu tangan itu ke pangkuan Clara
" Menangis untuk lelaki? Huh menyedihkan sekali." Celetuknya setelah melihat mantel yang dikenakan Clara.
Pemuda itu memang pandai memanaskan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara With The Boys ( A Magic's Crown )
FantasyAku memasuki sekolah ini dengan niat mencari tahu tentang jati diriku. Tempatnya tidak begitu jauh, tapi ternyata takdir membawaku menghilang jauh dalam jalannya. Bersama mereka para pemilik mahkota legenda. Lucunya... semua siswi takut mendekati me...