" Clara kamu sudah gila? Dia baru saja kita kenal. Bagaimana kau bisa memutuskan hal ini?" Allen berusaha menyadarkan Clara. Tapi... Gadis itu hanya menundukkan wajahnya menahan air mata
" Ini sudah keputusanku. Sebaiknya kalian pergi saja. Aku akan menyusul." Ucapnya dengan suara serak.
" Drako! Hentikan dia!" Pinta Allen menarik kemeja Drako yang hanya mematung dengan wajah pasi
Pemuda itu memalingkan wajah
" Drako?" Allen putus asa
" Jika itu memang keinginannya, kita tak harus berbuat apapun." Tekan pemuda berambut gelap itu dingin. Terdengar tak perduli
Clara menatapnya sedih
Benarkan dia sudah tak perduli lagi padaku? - batinnya
Tapi kenyataaannya... Drako memang acuh
Entah apa yang ada di benaknya
Pernyataan Clara untuk menikahi tuan rumah istana itu memang sulit dimengerti. Entah apa yang terjadi, tiba tiba saja... Clara datang usai bertemu pemuda itu dan berkata akan menikah dengannya esok. Drako bahkan tidak bertanya apa yang mereka bicarakan. Apa pemuda tanpa nama itu mengancamnya? Ia seakan tak perduli. Itulah Drako, dia selalu mementingkan egoismenya.
" Besok, setelah pernikahanku.. kalian bisa pergi dari sini melewati portal." Clara hendak beranjak. Tapi...
Deg
Drako menahan lengannya. Tak perduli kulitnya mulai terbakar. Ia menatap Clara tajam
" Jadi kau akan membakar dirimu untuk ke dua kalinya demi orang lain?" Pertanyaannya membuat air mata Clara kembali bergulir jatuh. Wajah cantik pucatnya berusaha mengulas senyum yang dipaksakan
" Hanya itu cara agar aku tidak menyesal suatu saat nanti, Drako." Jawabnya dengan nada getir
Mendengar itu, Drakopun melepas genggaman tangannya lalu kembali memalingkan wajah serta menarik napas dalam dalam
" Terserah kau saja." Ucapnya namun dengan nada berat
Benar, itu percakapan mereka tadi malam. Setelah itu, Clara melangkah pergi dari ruangan mengikuti langkah pelayan tua yang dipanggil Dorrias tadi.
***
01:00 dini hari
Brak
Arka mengulas senyum menghentikan kecapannya pada segelas anggur di tangannya lalu menatap ke arah pintu yang baru saja terbuka.
" Alley?" Senyumnya tipis
Drako menatapnya dengan bola mata memerah seakan darah, tangannya mengepal. Dan....
" obumbratio discussurus!"
Ia langsung menyerang Arka dengan sihir gelapnya. Tapi....
" Tahan!"
Deg
Bola mata Drako membulat saat melihat sihir yang ia ciptakan melayang di udara, seakan tak berarti.
Sosok di depannya mengulas senyum
" Kau mau apa bocah? Kau pikir dengan mantra bisa menghancurkanku?" Ujarnya tenang kemudian berdiri dan melangkah santai ke arah Drako
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara With The Boys ( A Magic's Crown )
FantasiAku memasuki sekolah ini dengan niat mencari tahu tentang jati diriku. Tempatnya tidak begitu jauh, tapi ternyata takdir membawaku menghilang jauh dalam jalannya. Bersama mereka para pemilik mahkota legenda. Lucunya... semua siswi takut mendekati me...