Terror

304 41 6
                                    

Victor membuka pintu kamarnya pelan. Rasanya masih asing, ia sudah cukup lama tak di sana, anehnya ruangannya masih tertata begitu rapi, bahkan ada bunga segar yang belum layu di mejanya.
Pemuda berkemeja hitam itu mengulas senyum melihat secarik note di bawah vas.

Aku harap mawar ini bisa mencairkan sifatmu saat kembali ~ Clara

Ia menghela napas kemudian mengambil kertas itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah di pojok kamar. Sebelum....

" Kejam!" Celetuk sebuah suara mengagetkan. Dan...

Brak

Hap

" Kau!!" Victor mengerjab beberapa kali seakan tak percaya siapa yang baru saja meloncat dari jendela kamarnya. Come on... Kamarnya berada di lantai 4.

" Kenapa mau membuang pesan yang aku tulis dengan penuh perasaan itu? Apa kau juga akan membuang bunga dariku?" Tanya Clara sembari mencepol rambutnya asal

Victor tak menjawab, ia justru menghampiri Clara, melewatinya dan melihat melalui jendela bagaimana gadis itu naik. Ternyata, ada semacam pepohonan yang tampak baru tumbuh sebatas jendelanya.
Dia hampir lupa kalau Clara berasal dari Clan Gor ( pencipta )
Bukan hal sulit menumbuhkan sebuah pohon baginya

" Kenapa? Cemas? Tenang aku baik baik saja kok." Senyum Clara

" Ada perlu apa?" Tanya pemuda itu melipat tangan di depan dada, menatap gadis itu sangar

" Apa harus memiliki alasan untuk menemuimu?"

" Ke luarlah! Aku ingin istirahat." Perintah Victor

" Kurasa kutub utara bukan hal paling dingin di dunia ini, kau pemenangnya. Istirahatlah! Aku ingin berbaring di sisimu." Senyum Clara memainkan matanya

" Kau." Victor tak habis pikir apa yang ada di benak Clara. Dia tak pernah menyerah

" Ayo tidur!" Ajak Clara hendak merangkul lengan Victor. Namun...

" Menjauh!"

Gadis itu mundur beberapa langkah setelah Victor mendorong bahunya kasar

" Sudah aku bilang, jangan bersikap akrab denganku! Aku tidak menyukaimu!" Telaknya

" Tapi aku mencintaimu." Balas Clara berkaca kaca.

Victor memalingkan wajah

" Kenapa sih kamu bersikap begini? Aku yakin kalau kau juga punya rasa kan meskipun itu hanya secuil."

" Tidak ada alasan untukku untuk menyukaimu."

" Ada!" Clara mendekati Victor dan berdiri begitu dekat dengannya, menatap mata birunya lekat

" Aku hamil." Ucapnya

Victor tidak bisa menyembunyikan raut kaget di wajahnya

" Aku mengandung bayimu. Jadi sebaiknya kau belajar untuk menerimaku." Clara mencoba memegang tangan hangat pemuda itu

Victor menghela napas menatap wajah cantik di depannya

" Hamil?" Tanyanya

Clara mengangguk cepat

" Baiklah, kemari!" Pemuda itu merengkuh lengan Clara lalu membawanya ke dekat pintu

" Hei kau mau membawaku ke mana?" Tanya Clara

Klek

Victor membuka pintu lalu mendorong bahu gadis itu ke luar ruangan

" Imajinasimu terlalu tinggi nona, aku terlalu tua untuk kau bodohi. Pulang dan tidurlah! Jangan habiskan waktumu untuk menggangguku, karna itu hanya akan sia sia." Tekan Victor. Dan....

Clara With The Boys ( A Magic's Crown )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang