Five:: Ingin Menggantikan

50 7 2
                                    

            "Kak Apiiiii," rengek anak itu seraya memberontak dari pangkuan bundanya. Besar harapannya jika sang kakak menyelamatkannya. Air mata sudah membuat wajah Giva tidak ada rupa.

Alffy ingin menangis mendengar jeritan memilukan yang meminta pertolongannya. Adiknya disuapi ramuan secara paksa oleh pria yang memakai ikat kepala blangkon. Alffy segera memalingkan wajahnya ke sembarang arah asal tidak melihat raut mengenaskan Giva.

"Kak...." Giva terbatuk di tengah isakannya yang kian keras.

Jangan adik aku, Ya Allah... berikan kepada aku. Biarkan aku yang menanggungnya, aku lebih kuat.

"Ka...."

Alffy segera mengambil alih Giva dari pangkuan bundanya. Napas adiknya sudah tidak beraturan, air mata tak henti-hentinya keluar, bahkan bajunya sudah penuh oleh ramuan.

"Pah...hit," adunya.

Pemuda itu memeluk adiknya erat, mengelus punggung kecil, mencium-cium kepala Giva. Ikatan cinta yang terjalin antar dua orang sedarah itu terkoneksi, Alffy pun ikut menangis karena tak mampu menyaksikan penderitaan adiknya.

"Nggak mau, Kak...."

Sejak Giva kecil, Alffy selalu menyaksikan rintihan demi rintihannya, tangis pilunya, bahkan sampai tergeletak tak berdaya. Giva menderita sejak kecil dan Alffy hanya mampu diam. Ada beberapa hal yang memang harus diperjuangkan oleh diri sendiri. Misalnya Giva dengan sakitnya itu. Alffy hanya mampu menyemangati, membuatnya tenang kembali, dan berusaha selalu ada di sampingnya. Namun, tetap kan, yang berjuang atas hidupnya hanya Giva sendiri.

"Giv...va mau puh...lang," ujarnya terbata-bata.

"Sebentar dulu ya, Dek." Pria yang memakai ikat kepala blangkon mau mengambil Giva dari pangkuan Alffy. Namun, Giva semakin erat memeluk kakaknya. Kepalanya digelengkan tegas sebagai penolakan.

"Jangan paksa adik saya," tegas Alffy seraya beranjak dari kursi yang terbuat dari bambu.

"Alffy, kamu jangan seperti ini. Semuanya untuk kebaikan adik kamu juga." Ratu berusaha mengejar kedua anaknya yang menjauh dari depan rumah Pak Subroto.

"Tidak seperti ini juga, Bunda." Pemuda itu semakin mempercepat langkahnya, ke luar dari pelataran rumah bernuansa betawi. "Aku tidak akan biarkan Giva seperti ini lagi."

"Alffy!"

Kahadiran adiknya memang merenggut semua kasih sayang kedua orang tuanya. Namun, rasa cinta untuk adiknya begitu besar. Alffy tidak pernah sedikit pun membenci atau menyalahkan Giva. Rasa sayang berhasil membalut kebencian. Apa pun yang terjadi, Alffy akan memberikan semua yang terbaik untuk adiknya, melindunginya segenap jiwa dan raga.

"Pulang, Kak," rengek Giva lagi seraya menyembunyikan wajahnya di dada Alffy.

"Iya. Sekarang pulang, ya."

Mungkin semuanya akan bilang mustahil ketika Alffy berdoa ingin menggantikan posisi Giva. Alffy sungguh-sungguh memohon itu. Hapus penderitaan adiknya, biarkan dia bahagia menikmati kehidupannya. Giva sudah cukup menderita sejak kecil.

*

Alffy benar-benar mengharapkan menjadi anggota komunitas Cinta Bumi. Namun, Tuhan belum menjodohkannya. Alffy mendapat notifikasi bahwa komunitas itu mempertimbangkan Alffy. Karena di pertemuan pertama saja tidak hadir, bagaimana dengan pertemuan selanjutnya? Dan Alffy cukup paham jika mereka mencari orang-orang yang serius.

Allah Sedang Mengajari Aku #FJSTheWWG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang