Seventeen:: Tetap dalam Kerendahan

25 5 0
                                    

            Dua tahun kemudian.

Semuanya berjalan dengan semestinya. Rutinitas Alffy berulang-ulang, seperti itu. Belajar, bisnis, hobi dan organisasi berhasil dimanajemen sebaik mungkin. Kegiatan yang tersusun secara sistematis memebentuknya menjadi manusia yang kata orang 'hebat'. Punya pekerjaan bagus, gaji besar, mempunyai bisnis, jago komputer, dan masih punya waktu mengabdi untuk masyarakat.

Di usinya yang baru sembilan belas tahun, Alffy sudah berada di titik kejayaannya. Bahkan kebutuhan keluarganya tercover sempurna olehnya.

Tidak sedikit pun Alffy merasa punya apa-apa, padahal dia bisa menunjukkan punya apa-apa jika mau. Harta, jabatan, dan pengetahuan. Alffy tetaplah Alffy dengan segala kerendahannya. Bahkan, dia sering mengungkit perihal belum lulus SMK jika ada orang yang mengatainya hebat.

Pemuda itu sekarang menjadi sorotan publik atas kecerdasannya membobol salah satu sistem keamanan e-commerce milik Indonesia. Dia melakukannya bukan untuk kejahatan, tetapi untuk mencari titik kelemahannya. Atas kebaikan Alffy dalam menemukan kelemahan dalam sebuah jaringan, William Tanuwijaya, seorang pendiri dan CEO dari sebuah e-commerce yang diretasnya mengajak Alffy bekerja bersamanya.

Tidak disangka, keviralan menghampirinya. Alffy menjadi sosok pemuda yang diidam-idamkan netijen, terlebih remaja perempuan.

"Saya tidak tahu, saya tidak punya apa-apa, ini semua pemberian Tuhan," ujarnya selalu seperti itu ketika wartawan mempertanyakan hal-hal yang Alffy sendiri bingung menjawabnya harus bagaimana. Ini semua tidak lepas dari doa dan kerja kerasnya selama ini.

"Alffy, tadi ada telepon dari bunda lo. Katanya aktifkan HP kamu terus telepon balik Tante Ratu," ujar manager Alffy saat Alffy baru saja memasuki kosan.

Pemuda itu ikut duduk di samping managernya sambil memijat kedua pelipis. "Oke, Za. Terima kasih infonya."

"Kenapa, Fy? " tanya managernya sedikit curiga melihat raut Alffy yang tidak biasanya.

"Aku kalau merima tawaran dari Pak William berarti harus resign dari Bahwira. Jujur aja, aku belum bisa pergi gitu aja dari perusahaan Pak Arfan. Pak Arfan terlalu banyak membantu aku. Ada masukan nggak soal ini?"

"Lha, kok nanya gue?" Reza terkekeh pelan seraya geleng-geleng kepala. "Ngadunya sama Allah aja deh, soalnya gue tahu kalau pilihan ini pasti sulit."

"Tapi di satu sisi aku mau pulang ke Jakarta. Aku udah bosan di sini dengan seabrek kegiatannya. Ternyata benar, mengejar dunia itu seperti menangkap asap."

"Janganlah, Fy. Gue masih butuh kerjaan. Tega banget."

Alffy melirik pemuda yang duduk di sebelahnya. "Bisa kok. Meski berjauhan kan teknologi udah canggih? Apa yang harus dikhawatirkan?"

"Gue nggak bisa sedekat ini sama lo lagi, Fy. Dekat dengan orang hebat seperti lo bisa dibilang anugerah. Percayalah Fy, banyak motivasi yang gue dapatkan selama kerja sama lo. Hal paling dasyat yang pernah gue kagumi adalah bagaimana ambisnya lo belajar meski nggak sekolah."

"Biasa aja, Za. Aku belajar karena itu kewajiban bagi seorang muslim. Aku muslim, aku cinta Islam, jadi harus menuntut ilmu di mana aja, sama siapa aja, bagaimanapun keadaannya, nggak boleh berhenti."

Cintanya tidak hanya di lisan. Alffy pemuda sehebat itu, dunia harus tahu ini. Seorang pemuda yang hidupnya penuh cinta dan makna di setiap detik. Tak pernah lelah mengabdi dan mengepakkan sayap-sayap kebaikan untuk melindungi umat. Andai mayoritas pemuda Indonesia menyadari kehebatan diri sendiri seperti halnya Alffy, makmur akan menaungi negeri ini. Peradabannya akan melesat jauh lebih baik.

Allah Sedang Mengajari Aku #FJSTheWWG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang