"Kamu lupa? Aku ini Hana."
Otaknya berpikir keras mencari tahu siapa itu Hana. Sepengetahuannya tidak ada teman yang bernama itu.
"Pelatih pramuka ketika kamu SMP," ujar Hana memberi tahu.
Alffy tertawa di tengah ketidak tahuannya. Dia lupa dengan kegiatan itu. Kenangan di masa SMP perlahan usang oleh waktu. Meski tidak ingat tentang Hana, tetapi Alffy mampu menyeimbangi diri untuk pura-pura mengenal Hana.
"Waktu di Indonesia Membaca aku itu sebenarnya kaget. Kok kakak tahu gitu nama aku. Tapi dilihat-lihat, kok muka kakak nggak asing. Aku benar-benar lupa kita pernah bertemu. Atas itu aku minta maaf."
"Nggak pa-palah. Lagian udah lama, sekitar lima tahun yang lalu. Wajarlah, Fy."
Pemuda itu tersenyum kikuk. "Kirain kakak salah satu followers aku," candanya diselingi tawa kecil.
"Memang followers kamu. Aku suka dengan kontennya, udah lama loh ngikutin kamu."
Eh?
Alffy ingin tertawa sekeras mungkin. "Serius?" Dia bersikap gagap disertai menggaruk belakang kepalanya. "Aku nggak terlalu merhatiin sih. Kontennya juga berawal dari keisengan."
"Bagus loh, Fy. Mendidik. Itu benar-benar motivasi keren."
"Ya... Alhamdulillah kalau gitu."
Pada awalnya hanya berbuat kebaikan untuk diri sendiri. Sampai akhirnya kebaikan itu menyebar luas, memasuki dada-dada orang di luar sana tanpa Alffy ketahui. Dan itu menjadi apresiasi tanpa diketahui orang lain untuknya.
Mereka berbincang sambil menunggu teman-teman lainnya, membahas tentang masa-masa yang sudah terjadi. Meski kejadianya sudah bertahun-tahun lamanya, tetapi Hana cukup banyak mengingat tentang Alffy.
Alffy Fikarza Bahtiar terlalu aktif dan bersemangat dalam setiap kegiatan. Hana tidak akan melupakan itu. Semangat juangnya Alffy selalu menularkan hal baik untuk sekitar.
Sampai akhirnya Cania datang. Sama halnya ketika Cania pertama kalinya bergabung dengan Indonesia Membaca, malu-malu. Selama Alffy dan Hana berkomunikasi, Cania sering kali menatap Hana dengan tatapan ingin tahu. Jika dulu menatap Alffy karena ingin tahu perjalanan Alffy menjadi aktivis muda, sekarang Cania ingin tahu prinsip hidup Hana.
Setelah Hana dan Alffy kehabisan topik untuk dibahas, Cania-lah turun suara. "Kalau boleh tahu, kakak punya prinsip hidup?"
Pertanyaan bagus dari anak SMP yang mayoritas pemikirannya labil. Hana menyambut pertanyaan itu dengan senyum hangat. Cikal pemuda Indonesia yang bagus. "Punya."
"Apa itu?"
"Ingin hidup kakak bermanfaat untuk hidup orang lain."
Binar mata Cania menyorotkan kekaguman, kedua sudut bibirnya perlahan terangkat. "Dulu kakak mulainya dari mana?"
"Dari sistem terkecil. Diri sendiri."
Alffy tersenyum atas jawaban-jawaban Hana. Perempuan itu bukan hanya cantik dan cerdas, tetapi punya hati yang mulia.
"Kakak punya visi hidup nggak?" tanya Cania lagi.
"Ya punya dong. Kenapa memangnya?"
"Aku boleh tahu visinya nggak?"
"Untuk apa?"
"Aku lagi mencari jati diri sih. Mau menentukan tujuan hidup, mencari alasan hidup, dan banyak hal lainnya. Aku butuh motivasi dari sekitar."
Banyak perbedaan antara Cania dengan remaja lainnya. Anak sekecil itu sudah memikirkan hal luas dalam hidupnya. Hana saja tahu alasan hidup, membuat tujuan hidup, dan berpegang teguh pada prinsip setelah lulus SMA. "Visi kakak ingin menjadi manusia bermanfaat yang menginspirasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Sedang Mengajari Aku #FJSTheWWG ✔
SpiritüelLight from the dark side Kehadirannya adalah kedamaian. Dia sangat sempurna berperan dalam kehidupan. Sang penebar harapan. Dia sangat mencintai dan dicintai. Namun, di balik itu, ada beberapa hal yang tertutup rapat. Sosoknya tegap gagah di tengah...