"Saya sudah menunggu kamu. Bahkan saya pernah berdoa, semoga kamu cepat lulus."
Alffy tersenyum malu menanggapi Pak Arfan yang selalu memujinya.
"Jadi, kapan kamu siap kerja di sini?"
Pertanyaan itu membuatnya mendongak, menatap pria yang sudah beruban dengan tatapan tidak percaya. "A...apa? A...ku? Langsung kerja?"
"Iya. Mau kapan? Sekarang, besok, atau lusa?"
Inilah mulianya orang-orang yang berbuat baik. Dan pada akhirnya kebaikan yang kita beri akan kembali kepada kita. Awal mula Arfan respect kepada pemuda bernama Alffy ketika pemuda itu mau memuliakan yang lebih tua memasuki lift terlebih dahulu. Hal itu termasuk tindakan kecil, tetapi jarang orang yang memerhatikan hal kecil tersebut. Di tengah pemuda yang sedang krisis moral, Alffy hadir menjadi sosok pemuda dengan penuh cinta dan ketulusan. Hormat kepada yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan sopan kepada sesama. Attitude Alffy menggerakkan hati Arfan untuk memuliakan pemuda yang berhati baik.
"Maaf, Pak. Soal CV, interview—"
"Tidak penting," potong Arfan. "Kamu langsung kerja saja."
Hadiah Tuhan memang selalu tidak terduga. Pemuda itu menghapus air mata yang sudah turun setengah. Semoga tempat ini membuka cakrawala, membuat relasi, dan menambah pengalaman bersama orang-orang hebat. Dan poin pentingnya semoga kehadirannya di tengah mereka bisa bermanfaat untuk orang lain.
"Terima kasih, Pak. Besok saya langsung kerja."
"Saya suka semangat kamu. Definisi orang cerdas tuh ya kamu."
Alffy mengerutkan keningnya. "Maksudnya, Pak?"
"Orang yang punya semangat tinggi, belajarnya tidak pandang dari mana dan dari siapa, dan tidak pernah menunjukkan jika dirinya hebat. Semuanya ada di kamu."
Alffy menggelengkan kepala pelan sebagai penolakan ucapan Arfan. Alffy tidak merasa setinggi itu. Masih banyak yang harus dipelajari dan Alffy masih jauh dari kata hebat.
"Ya sudah, saya ada meeting sekarang. Kalau mau main-main dulu di sini silakan, mau menemui teman lama kamu di sini pun silakan. Bebas aja. Anggap perusahaan sendiri."
*
Risiko dari kepergiannya adalah harus meninggalkan Jakarta. Yang itu berat bagi Alffy. Dia harus meninggalkan anak-anak yang mengaji bersamanya dan keluar dari organisasi atau komunitas yang dijalaninya. Ini lebih berat dari apa pun.
Mereka sudah Alffy anggap keluarga, teman berjuang dalam menebar benih kebaikan. Hari ini adalah hari perpisahan paling berat.
"Ini berat, tapi aku harus pergi," ucap pemuda itu final dengan suara tercekat, tenggorokannya sampai agak sakit.
"Kenapa tiba-tiba, Fy? Kamu pergi di saat kita masih membutuhkan orang seperti kamu," bantah Putri.
"Aku hanya menitip pesan untuk kalian, untuk seluruh para pemuda, teruslah berperan sebagaimana mestinya. Selalu ingat dengan peran kita sebagai pengontrol, penggerak, dan agen perubahan."
"Iya, Fy. Pasti. Kita, orang-orang yang sadar dengan peran harus melakukan tugas sebagaimana mestinya."
"Terima kasih atas kesadarannya. Aku berharap kalian tetap istiqomah dalam menyebarkan benih-benih kebaikan."
Kepergian sosok Alffy adalah duka. Mereka kehilangan setengah ide untuk menebar kebaikan. Totalitas karya ditopang oleh Alffy. Penyuluh dari semangat mereka adalah Alffy. Penggebrak mereka adalah Alffy. Sepenting itulah kehadiran Alffy. Tanpa Alffy, mereka mungkin akan kehilangan setengah dari arah langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Sedang Mengajari Aku #FJSTheWWG ✔
SpiritualLight from the dark side Kehadirannya adalah kedamaian. Dia sangat sempurna berperan dalam kehidupan. Sang penebar harapan. Dia sangat mencintai dan dicintai. Namun, di balik itu, ada beberapa hal yang tertutup rapat. Sosoknya tegap gagah di tengah...