°2°

1K 97 19
                                    


Bandara Incheon pukul 08.30
Langkah kaki besar dengan sepatu fantofel hitam melangkah keluar bandara. Berhenti di depan pintu masuk bandara menengadahkan wajahnya menatap langit pagi itu. Sinar matahari menerpa wajah nya dan senyum terukir disana.

"Welcome to Korea." katanya sambil melanjutkan langkahnya dan menarik koper yang ada di tangan kanannya. Pemuda berkemeja abu-abu celana hitam jeans dan sepatu fantofel itu berdiri tenang di sana. Tak lupa kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.

Tangan kirinya melambai memberhentikan taksi. Sebelum taksi berhenti di depannya ponsel di sakunya berbunyi. Tangannya merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel hitam dan menempelkan nya di telinga.

"Jangan naik taksi, mobilku tepat di belakang taksi itu!"

Dia tidak menjawab matanya beredar mencari mobil di belakang taksi itu. Mematikan panggilan itu sepihak dia menundukkan kepalanya saat taksi itu berhenti tepat di depannya.

"Maaf ahjussi aku tak jadi naik taksi. Maaf sekali lagi." katanya sambil membungkuk meminta maaf.

Terdengar klakson mobil dari belakang taksi itu.

Dia berjalan menghampiri mobil berwarna biru metalik itu.

Pemilik mobil dengan setelan jas mahal keluar dari mobil dengan senyum lebar seolah menyambut.

"Yak Lee Seokmin akhirnya kau kembali ke Korea."
Pemilik mobil itu memeluk pemuda yang bernama Lee Seokmin itu dengan kencang.

"Apa-apaan ini jangan berlebihan jika di lihat orang kita di kira seorang pasangan bodoh!" Seokmin melepas paksa pelukan itu.

Pemilik mobil itu hanya tertawa bodoh membuat matanya menyipit.

"Susah sekali membawamu kembali ke Korea. Pasti ini permintaan nenekmu kan? Tak mungkin kau kembali ke Korea secara cuma-cuma."
Tangannya terulur mengambil koper hitam di tangan Seokmin membawanya ke bagasi mobilnya.

Seokmin yang sudah lebih dulu masuk mobil di susul pemilik mobil itu.

"Kau tau Soonyoung-ah tidak ada yang bisa membantah permintaan nenek gila itu." sambil memasang sabuk pengaman.

Soonyoung pemilik mobil itu sekaligus sahabat Seokmin itu hanya terkekeh.

"Kembali ke rumah mu atau-

"Apartement ku saja, aku mau menghindar dulu dari nenek-nenek itu."

Belum sempat Soonyoung menyelesaikan omongannya sudah di potong Seokmin dan sekarang dengan santainya dia melepas kacamata hitamnya bersender di kursinya sambil memejamkan mata.

"Baik tuan laksanakan!" Soonyoung mulai menjalankan mobilnya. "Ini aku terlihat seperti supir ya?"

"Memang" kata Seokmin tetap masih dengan posisi nyamannya.

"Sialan!"

Seokmin merebahkan dirinya di sofa yang ada di apartemennya. Disusul Soonyoung yang masuk kedalam tanganya masih setia menarik koper Seokmin.

Pemuda bermata sipit itu mendudukan dirinya kasar di sofa depan Seokmin duduk."Hah" Dia menghela nafas nya. "Jadi apa yang membawamu ke Korea Seok?"

"Nenek-nenek itu memintaku menjadi ceo di perusahannya" Seokmin beranjak dari sofa membuka kopernya mengeluarkan sesuatu dari sana.

Suara tawa memenuhi kamar "hahaha aku sudah tidak heran, bukankah nenekmu sudah memintamu memegang perusahaannya beberapa tahun yang lalu juga?"

Seokmin mengangguk mengiyakan dia berjalan kearah kamar mandi."Tahun itu aku masih menyelesaikan kuliahku jadi aku bisa menghindar."

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang