°15°

497 61 9
                                    


"Sial!"

Ponsel yang sedari tadi dia lihat di lempar kasar ke meja. Soonyoung menunggu chat dari seseorang.

"Dia tak menghubungi ku bahkan sat tau aku seorang pemilik agensi?"

Tangannya mengepal keras dengan raut wajah yang kesal. Jihoon tidak menghubunginya semenjak Jihoon tau apa pekerjaannya.

"Bukankah dia suka lelaki kaya? Apa aku kurang kaya?"

Sejenak dia berfikir.

"Apa aku gila? Kenapa aku emosi saat perempuan mungil itu tak menghubungi ku? Tidak tidak aku tidak menyukainya."

Berakhir dia tertawa keras menertawakan dirinya sendirian.

~~~

Bukan hanya Jihoon yang menghindari Soonyoung tapi juga Seokmin yang menghindari Jisoo.

Malam saat dia melihat Jisoo dengan Chan malam itu juga Seokmin memupus semua harapannya.

Merasa aneh karena beberapa hari Jisoo tak melihat Seokmin. Dengan berani Jisoo masuk kedalam ruangan Seokmin. Di sana ada Seokmin yang fokus ke layar komputer di depannya.

"Aku hanya ingin meminta tanda tangan untuk murid yang ingin mengikuti lomba bermusik."

Tangannya mengulurkan berkas ke depan Seokmin.

Tanpa melihat dan menjawab Seokmin mengambil berkas itu. "Akan aku tanda tangani nanti."

"Kau baik-baik saja?"

"Ya."

"Tidak ada kegiatan hari ini?"

"Aku harus ke sesuatu tempat hari ini."

"Ah bisa aku antar." tangan Jisoo meraih kunci mobil Seokmin. Dia terbiasa menjadi supir Seokmin akhir-akhir ini.

"Tidak perlu aku akan menyetir sendiri."

"Ah begitu. Kalau begitu aku pergi dulu."

Dengan langkah berat Jisoo beranjak dari sana. Dia merasa sikap Seokmin menjadi dingin. Apa yang salah dengan dirinya.

~~~

"Selalu Jisoo. Hong Jisoo yang selalu ada di pikiranku. Bahkan aku melihat nya menunggu bus sekarang."

Omel Seokmin yang sore itu melihat Jisoo tengah duduk di halte menunggu bus. Mobilnya terus melaju tapi matanya masih melihat ke arah spion untuk melihat Jisoo.

Dengan cepat Seokmin memutar balik mobilnya. Mobilnya berhenti di depan Jisoo.

"Ayo!" Seokmin yang berdiri di samping mobilnya.

Jisoo menoleh ke depan melihat Seokmin di sana. "Apa?"

"Aku butuh supir." kunci yang dia pegang dia lempar ke Jisoo.

Mendapat kunci itu Jisoo tersenyum. Merasa lega karena Seokmin yang membutuhkan supir. Random tapi Jisoo suka itu.

Melihat senyum Jisoo diam-diam Seokmin ikut tersenyum. Rasanya menghindari Jisoo itu bagai neraka. Seokmin hampir gila sebenarnya.

I Hate Pretty Boy ✔ (Seoksoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang